LARA 01

342 63 38
                                    

Ku mengkesal karena banyak sider di chap atas☺️

Happy reading!


“Lo kenapa? Di ghosting pacar lo lagi? Sialan emang si Azof! Nggak tahu apa pacarnya cantik gini?!” ujar Reva kesal.

“Udah Rev, emang takdir gue buat di ghosting walau gue udah pacaran sama dia. Setidaknya impian gue dari lama pacaran sama Azof berhasil terwujud” Senyum sendu tercetak di wajah Haico. Reva bisa melihat jelas itu.

“Emang dasar si Azof. Udah dikasih cantik gini malah milihnya mbak-mbak lount—”

“Mulut lo Rev, isinya apa sih? Ngomong kasar mulu?” tegur Haico. Walau Devara sering mengejeknya dan membullynya, ia tetap saudara Haico.

“Ye, ya biarin! Gue mah gini ya gara-gara saudara lo yang satu itu! Pengen gue cubit deh!” ucap Reva kesal.

“Cubit apanya Rev?” tanya Haico.

“Ginjalnya lah. Ya kali pipinya. Tirus gitu mau dicubit bagian mananya? Tulangnya?” jawab Reva.

Tawa Haico meledak. “Hahaha. Jangan jujur jujur amat lah Rev. Kan yang lo katain emang bener”

Reva menimpuk lengan Haico dengan buku yang sedang ia baca. “Sialan lo! Gue kira mau ngingetin gue”

“Gimana ya Rev, cara biar gue bisa buka topeng?” tanya Haico sambil merenung.

“Gampang! Kelas sebelas lo buka tu topeng!” saran Reva.

“Kelas sebelas?” tanya Haico tak mengerti.

“Iya! Lo harus buka topeng kelas sebelas mau gak mau. Lo harus tunjukin diri lo sebenarnya!” seru Reva semangat.

“Kenapa harus kelas sebelas?” tanya Haico tak mengerti dengan saran Reva.

“Gini ya Co. Kan kita libur dua bulan tuh habis ujian. Nah, lo mulai perawatan dari sana. Entah itu apapun lo harus perawatan!” jawab Reva.

“Kalo perlu ya Co, lo nginep rumah gue deh biar ga dijulidin sama saudara lo yang rese itu” tawar Reva.

“Sabi juga tawaran lo. Oke deh” ucap Haico menyetujui tawaran Reva.

“Nah gini baru temen gue! Fighting Co!”

🦋🦋🦋

“Zof. Lo mau ga anterin gue ke cafe nanti?” tanya Devara yang sedang bergelayut di lengan Azof.

“Boleh. Jam berapa?” tanya Azof menyetujui. “Jam sepuluh malem!”

Azof menoleh kaget. Wajah datarnya membuat ia mengerti cafe mana yang Devara maksud. “Lo mau ke cafe atau mau ke club?”

“Lebih tepatnya ke club sih, hehe” kekeh Devara.

“Ck, ya udah iyaa” Azof menyetujui Devara.

“Yey! Makasih Azof” Devara lalu mencium pipi Azof sekilas membuat telinga Azof memerah.

[✓] 1. LARA [REVESED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang