Mau kemana? —Raditya Azof
Mau pulang! —Lara Haico Najula.
Dimohon menyetel lagu Denting - Melly Goeslaw atau Mesin Penenun Hujan - Frau.
Happy reading! 💚💚
Hari ini Haico dibolehkan pulang karena kondisinya sudah stabil walau jantungnya masih lemah karena kaget dengan keadaannya waktu itu.
Namun Haico masih disuruh untuk bolak-balik rumah sakit untuk cuci darah karena gagal ginjalnya.
Setelah sampai di rumah, Haico langsung dibaringkan oleh Sehan untuk beristirahat. “Udah, jangan gerak dulu. Nanti selang darahnya ketekuk”
Tangan kiri Haico di beri selang darah agar darah kotor bekas operasi bisa keluar dari tubuh Haico. “Hm, anyway Bang, Azof kapan ke sini?”
”Au ah, lo selalu ngomongin Azof mulu. Heran” ucap Sehan, pundung.
Sehan berlalu. Haico menatap kepergian kakaknya itu aneh. “Lah, pundungan si dia, ahaha”
Lalu Haico memperbaiki posisi duduknya di ranjang tersebut. Tangan kanannya bergerak memegang handphonenya.
Belum sampai dua menit memegang ponsel, dirinya ditelpon oleh Azof. “Ck, orang ini lagi”
Dengan kesal, Haico mengangkat telpon tersebut. “Ha? Kenapa?”
“Udah pulang sampe rumah? Aku mau ke sana” ucap Azof di seberang sana.
“Udah. Kalo mau ke sini jam 2 aja ya. Gue mau istirahat dulu” ujar Haico sambil melirik jam dinding yang terdapat di dinding kamarnya. Jam tersebut menunjukkan masih jam 10 pagi.
Ia benar-benar lelah karena kemarin harus beristirahat total di ranjang rumah sakit. Lalu sekarang ia akan beristirahat lagi di rumah, ya walau tak setotal di rumah sakit.
Rumahnya kini sepi. Gavin masih diproses oleh polisi karena kasus kekerasan pada anak yang dilaporkan oleh Azof.
“Hm, oke deh. Sekalian mau dibawain apa?” tanya Azof.
“Ga usah. Di rumah gue udah banyak” jawab Haico.
“Oke deh kalo gitu. Selamat istirahat Coco, nanti jam 2 aku mau ke sana” ucap Azof.
Senyum Haico terpampang jelas di sana. “Iya. Bye”
Lalu Haico mematikan telepon itu. Ia beralih kepada berbagai bingkisan yang tertumpuk di kamarnya. “Ck, mau makan apa ya. Tapi mesti ga boleh”
Pintu kamar Haico terbuka. Haico menoleh menatap Arion yang ada di sana. “Ion?”
Arion tersenyum lalu mendekati Haico. Tangan Arion bergerak mengelus rambut Haico. “Gimana keadaannya? Masih sakit?”
Haico menggeleng samar. “Udah ga terlalu. Ion kenapa ke sini? Kan sekolah”
“Biasa Co. Bolos” ucap Arion sambil terkekeh.
Arion duduk di kursi meja belajar milik Haico. Lalu menatap meja belajar Haico yang tertata rapi. Di sana masih ada beberapa buku yang menumpuk dan juga bolpoin yang berserakan.
“Rapi amat ni meja” komentar Arion sambil melihat-lihat buku-buku yang terjejer.
“Iya lah, ga kek lo” cetus Haico.
“Hey! Meja belajar gue rapi ya!” ucap Arion menolak cerusan Haico itu.
Haico hanya tersenyum lebar. Arion tak paham dengan senyum yang ditunjukkan Haico. “Lo senyum mulu, ngapain dah?”
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 1. LARA [REVESED]
Teen FictionFOLLOW DULU NAPA EUY ! ⚠️CW // HARSH WORD, NSFW, MENTIONING DEATH, ETC.⚠️ ❝Hanya secarik sajak dan sedikit luka.❞ -N A B I L A Published: 18 Mei 2021 End: 28 Agustus 2021 #1 Azof at 22.07.21 #1 Haizof at 28.08.21