LARA 07

171 32 13
                                    

Aku up lagi gara-gara masih mood kemaren, hehe

Happy reading y all!💕

Hari ini hari Senin. Tentu kalian tahu hari ini hari yang dibenci oleh semua siswa karena satu acara. Ya, upacara.

Dengan lunglai, Haico turun dari ranjangnya menuju kamar mandi lalu membasuh mukanya. Setelah itu, Haico mengambil handuk dan segera mandi.

Setelah beberapa menit, Haico selesai mandi. Ia mengambil seragam putih abu-abu nya dan langsung memakainya.

Rambutnya ia biarkan terurai dan ia memakai kalung yang Azof berikan kemarin di bukit.

Memiliki berlian ditengahnya membuat leher jenjang Haico tambah sempurna. Ia tersenyum sekilas.

Haico mengambil tasnya lalu mengambil beberapa buku yang ia siapkan di meja belajar kemarin malam.

Setelahnya ia memakai sepatu putihnya dan selesai, ia akan pergi kebawah. Sesuatu yang membuat Haico benci setelah ibu Devara menikah dengan ayah Haico.

Dengan hati-hati Haico menuruni tangga. Ia menoleh ke meja makan tak ada siapa-siapa. Haico menghela nafas lega. “Alhamdulillah”

Haico dengan cepat menuju teras agar tak diceramahi pagi-pagi. Ia membuka pagar yang menjulang tinggi itu. Setelahnya ia menutup pagar itu dengan hati-hati.

“Huh, untung Haico. Hoki lo gede juga hari ini” gumam Haico.

“Euy!” panggil seseorang di belakang Haico. Yang membuat mood Haico hancur seketika. Ia tahu, itu dia yang selalu mengikuti Haico kemana-mana.

Haico membalikkan badannya. Dan benar saja, ia berada di sana. “Apa lagi?! Capek gue setiap hari lo balik sana-sini!”

“Balik sana-sini dari mananya? Gue baru kemaren di skors njir” ucapnya.

“Ya itu salah lo, Arion” ujar Haico menatap datar seorang laki-laki bernama Arion.

“Udah ga usah banyak bacot lo, sini naik” tawar Arion.

Haico menatap sinis Arion. “Dih, kagak mau gue. Ga sudi!”

“Lo ke sini atau gue cemplungin lo ke selokan?!” ancam Arion.

“Dih, ga bakalan lo bisa cemplungin gue ke selokan! Mimpi lo!” bantah Haico.

“Nantangin ni anak!” Arion lalu turun dari motornya lalu menggendong Haico. Ia mendekatkan Haico ke selokan sehingga Haico berteriak agar Arion menurunkannya.

“ANAK ANJENG LO, TURUNIN GUE GA NYET!” teriak Haico di telinga Arion membuat Arion menurunkan Haico.

“Buset dah, toa masjid nih mesti!” ucap Arion asal.

“Anak anjeng, dahlah” Haico lalu mengotak-atik handphonenya sebentar. Lalu ia menengok kanan-kiri.

“Lo ngapain sih?” tanya Arion. “Diem! Lo pengen mulut lo gue sumpelin kertas?!”

Tak lama, ada motor yang menghampiri Haico. “Mbak Haico?”

“Iya mas” ucap Haico. “Ini mbak helmnya”

[✓] 1. LARA [REVESED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang