LARA 14

143 29 5
                                    

Oh, hai! Apa kabar? Aku sebenarnya capek banget hari ini habis dari sekolah dari jam 9 sampai jam 2 siang, tapi ya gara-gara kalian vote nya mencapai target lagi, aku update deh, hehe

Happy reading! 💚


“Jadi gimana? Lo udah kepikiran mau kasih mereka bantuan apa?” tanya Haico.

Tak ada sautan dari Azof. Membuat Haico yang tadinya menatap laptop, sekarang menatap Azof.

O ow, ternyata Azof sedang menatapnya dari tadi. “Ey!”

Satu kata membuat Azof tersadar. “E-eh iya? Apaan?”

Haico menatap datar Azof. “Ini gimana? Lo ada ide mau kasih bantuan ke mereka apa?”

“Hah? Mereka siapa?” tanya Azof dengan watados nya.

Haico be like:

Dengan sabar dan emosinya yang dia redam, Haico berbicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan sabar dan emosinya yang dia redam, Haico berbicara. “Masyarakat yang membutuhkan AZOF. LO JANGAN BIKIN GUE DARAH TINGGI YA ANJING!!”

Sedangkan yang diajak bicara hanya terkekeh kecil sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. “Hehe, ya maaf”

Haico lalu berkutik dengan laptopnya. Sedangkan Azof hanya melihat apa yang ditulis Haico di laptop itu.

“Co, lo pernah mikir ga?” tanya Azof.

“Mikir apaan?” tanya Haico menyahut. Ya, walaupun ia tahu bahwa cerita dari Azof tak bermutu, ia tetap mendengarkannya.

“Kalo jantung pisang di ambil itu, pohonnya langsung mati ga ya?” tanya Azof sambil melamun.

Kesabaran Haico benar-benar sudah tipis sekali hari ini. Sudah sepagi ini kesabarannya di uji, entah apa lagi nanti siang. “Ga tahu, tanya aja ke pohon pisangnya”

Azof lagi-lagi terkekeh. “Hm, gimana kalo kita main werewolf nanti?”

“Atau mafia?” tanya Azof lagi.

“Werewolf aja” sahut Haico namun masih berkutat dengan laptopnya.

“Kenapa ga mafia aja?” tanya Azof.

“Gue tahu cara mainnya tapi ga dengan teknisnya. Gue lebih paham sama werewolf” jawab Haico membuat Azof mengangguk.

“Ya udah. Nanti habis selesai rapat sama anak-anak, kita main sama mereka” ucap Azof.

Haico menutup laptopnya lalu bergumam. “Ya udah. Gue ke kantin dulu ya”

Azof mengangguk. “Iya. Ini udah selesai?”

Haico mengambil tasnya lalu menggeleng. “Belum. Gue mau sarapan dulu”

“Gue selesain ya?” pinta Azof.

“Boleh. Tuh kertasnya di atas meja” ucap Haico sambil menunjuk kertas itu dengan dagunya.

“Gue sarapan ke kantin dulu ya!” seru Haico sambil keluar kelas. “Iya!”

Setelah Haico berlalu, Azof mengambil kertas yang di atas meja yang dimaksud lalu membuka laptopnya.

Jarinya mengetikkan kata-kata yang Haico rangkai di kertas tersebut. Tak sengaja, kertas itu terbawa angin karena kipas angin.

Keadaan kertas itu terbalik. Azof mengambilnya. Sebelum kertas itu terbalik, ia mendapati bahwa ada tulisan yang ia kenal.

Beberapa hari lagi. Entah apa yang terjadi, orang yang engkau sayang akan menemui kesenangannya karena ia selalu di sakiti. Siapkah kalian untuk mendapatkan hal ini? Haha.

Azof mengerutkan keningnya tak paham dengan isi tulisan itu. Sayang sekali, ia malah lebih memilih berkutat dengan laptopnya dari pada mencari makna dari tulisan itu.

🐰🐰🐰

“Gimana udah selesai proposal yang bakalan di ajuin ke Pak Radit?” tanya Arion pada Haico.

Setelah menelan makanannya, Haico berkata. “Ga tahu. Masih di selesain sama si Azof”

“Lagian lo kan sekretaris Ion, kok bisa-bisanya nyuruh ketos sama waketos yang nyatet?!” tanya Haico ngegas.

Arion terkekeh. “Gue sebenarnya males banget jadi sekretaris. Maunya jadi waketos, jadi kemana-mana sama lo”

Haico menatap Arion aneh. “Aneh. Dah, gue mau ke perpustakaan lagi”

“Ngapain?” tanya Arion.

“Semerdeka lo deh Ion, heran gue kenapa bisa punya sepupu yang lemot hampir kek jaringan 3G” jawab Haico kesal sambil membawa kap kopi di tangannya.

Lalu Haico beranjak menuju ke perpustakaan. Dalam perjalanan, Haico menemui Azriel yang sedang akan melewati Haico.

“Eh Co” sapa Azriel. “Iya Iel”

“Denger-denger lo jadi ketos ya?” tanya Azriel.

Haico tertawa kecil lalu mengangguk. “Iya”

“Selamat ya Co. Sebenarnya gue mau daftar jadi anggota. Tapi katanya udah penuh, hehe. Mungkin tahun depan aja, hehe” ucap Azriel.

“Oh, semoga tahun depan ke-pick ya Iel” ujar Haico menyemangati.

“Sip! Gue duluan ya Co” ucap Azriel berpamitan.

Haico tersenyum sekilas. “Iya”

Haico melanjutkan perjalanannya. Sesampainya di perpustakaan, ia duduk di dekat Azof yang masih berkutat dengan laptop.

“Nih” ujar Haico sambil menyodorkan kap kopi yang ia bawa tadi.

Azof mengalihkan pandangannya ke kap kopi tersebut. Lalu ia mengambilnya. “Makasih Co”

Haico hanya bergumam. “Co”

“Hm?”

“Kita masih bisa sama-sama kan?” tanya Azof membuat sang empunya terdiam seribu bahasa.

🐰🐰🐰

Ini udah 14 chap kan? 6 chap lagi menuju ending bb, siap? Haha.

Ga ada pesan sih di sini, yang penting jangan lupa vote dan comment okay? Thankies kalian💚💚💚

[✓] 1. LARA [REVESED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang