'Ah... aku ingin menangis...'
"Tuan... kumohon jangan menyiksa dirimu seperti itu..."
'Gak... aku gak mau...'
Saat ini aku tengah meringkuk disudut tempat tidur dengan selimut menutupi seluruh tubuhku. Aku... belum bisa menerimanya...
Sebagai laki-laki... ah sudahlah, ini memang kekanakkan. Tapi, ada hal yang lebih menarik.
Sudah seharian aku begini, tapi anehnya aku tidak merasa lapar sedikit pun.
Aku tidak tahu didunia seperti apa aku terlahir kembali kali ini. Aku tidak tahu apa ini seperti kehidupan pertamaku atau tidak. Tapi yang pasti aku yakini. Kelinci putih yang memperkenalkan dirinya sebagai Headon itu... dia bukan manusia.
Aku mengintip sedikit dari dalam selimut, si Headon itu masih berdiri dipintu dengan nampan ditangannya.
"hum..."
'sial baunya enak!!'
Aku masih mengintip dari dalam selimut sampai tiba-tiba si Headon itu mendekat dan meletakkan nampan itu dimeja disebelah tempat tidur.
"Apa anda tidak ingin memakan sesuatu tuanku?"
"...Sebenarnya siapa yang sejak awal kau panggil 'tuanku' itu sih!"
Aku keluar dari persembunyianku dan melihat langsung pada si putih itu.
Ahk sial aku tidak tahu yang mana satu matanya!
Aku mengacak surai putih emas ku lalu mengambil sesuatu yang seperti biskuit diatas nampan tadi.
Bismillah..
"Ngab. Krunch krunch."
'...rasanya enak.'
Tanpa sadar aku menghabiskan semua biskuit dipiring itu.
"Lalu sekarang apa?"
Fokusku kembali pada si putih itu. sepertinya dia tersenyum?
"Apa anda mengingat nama anda tuanku?"
Ingatan terakhirku saat itu... apa ya? rasanya kabur banget..
Oh, kalau gak salah namaku.
"(Male Name). Itu namaku."
Si putih mengangguk lalu membawa nampan itu keluar. Aku masih tak tahu apa yang harus kulakukan.
Selama ini aku selalu memiliki ingatan kehidupanku saat bereinkarnasi. Tapi apa ini? Di kehidupan ini aku amnesia!
Astaga, apa yang sebenarnya terjadi pada ku sampai berakhir seperti ini?
Aku merebahkan diri diatas kasur empuk itu sampai Headon datang dan duduk disamping kasur.
"Saya tidak memiliki hak untuk mengajar anda. Tapi, izinkan hamba rendah ini membantu tuan mengingat apa yang telah tuan lupakan."
Tutur katanya yang lembut tanpa sadar membuatku tenang. Ku perbaiki posisi ku lalu duduk disamping Headon.
"Apa, apa aku bisa mempercayaimu?"
Ini pertanyaan acak yang kulemparkan. Walau aku masih tak yakin bisa mempercayainya jika ia bilang aku bisa mempercayainya.
"Tuanku, anda tidak perlu memercayai saya, anda cukup mempercayai diri anda. Karena anda jauh lebih kuat dan mengetahui segalanya yang ada didalam menara ini."
Aku sedikit membelalak mendengarnya.
Apanya yang kuat kalau aku sendiri tidak tahu bagaimana cara kerja 'kekuatan' disini. Apanya yang berpengetahuan kalau aku sudah melupakan semuanya kecuali namaku sendiri?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen God - Tower of God x Male reader
ActionTerbangun di antah berantah. (Name) kebingungan karena tidak mendapat ingatannya di kehidupan kali ini. "Tunggu- aku dimana? kau siapa? aku siapa?!?!? Kali ini (Name) memasuki dunia fantasy... mendaki menara untuk mencari kembali ingatannya. mencar...