Part 3

2.7K 198 12
                                    

Beberapa hari yang lalu, Kim Seojun datang kerumah bersama wanita muda. Dia meminta waktu untuk membayar semua hutangnya dan memberikan wanita muda itu untukku.

Sepertinya aku sudah terlalu baik hati sejak kejadian Park Dojoon beberapa waktu silam. Harusnya sudah kulenyapkan saja serangga-serangga yang membuatku pusing itu.

"Apa yang dia lakukan sekarang di kamarnya?"

"Pelayan bilang, dia baru selesai makan. Apakah perlu saya panggil??"

"Tidak usah, nanti malam aku akan menemuinya." Pria yang menjadi tangan kananku itu mengangguk mengerti.

"Cari tau apa maksud Tuan Kim sebenarnya dengan memberikan anaknya kepadaku, dan cari tau juga apa yang sudah terjadi dalam keluarganya." Lanjutku memberi perintah.

Aku menghabiskan sisa kopi dingin untuk membasahi tenggorokanku, pikiranku melayang saat pertama kali melihatnya. Rasa putus asa di wajah wanita itu terlihat sangat jelas.

Bahkan saat aku mendekat ke arahnya, tubuhku bergetar walaupun aku yakin dia sudah menahan sekuat tenaga. Padahal aku tidak akan melakukn hal buruk kepdanya, kenapa dia ketakutan?

Tidak ada salahnya kalau aku melihatnya di atas, sudah beberapa hari juga dia selalu makan dikamar.


Ceklek, suara pintu terbuka—

Pintunya tidak dikunci, ceroboh sekali wanita itu. Tapi kamarnya kosong, apa dia kabur??

"T— Tuan JK?"

Aku menoleh ke asal suara di belakang, dan sedikit membelalakan mata saat mengetaui baju yang sedang dia kenakan.

Aku menoleh ke asal suara di belakang, dan sedikit membelalakan mata saat mengetaui baju yang sedang dia kenakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang kau lakukan?"

"Aku baru selesai mandi dan akan tidur, apa malam ini anda mau dilayani?" Dilayani? Ah bercinta maksudnya. Jadi ini maksud hadiah yang diberikan oleh bajingan itu.

"Apa kau memang sudah mempersiapkan ini dan menungguku?" Aku menghampiri Seri dan mendorong tubuhnya hingga menyentuh tembok.

Dia hanya mengangguk tanpa ekspresi, dan badannya—masih saja bergetar.

Hmm, tidak ada wanita sedatar ini saat berdua denganku. Hampir semua ingin aku menyentuhnya dan bercinta dengan mereka, tapi apa ini??? bahkan melihat mataku saya sepertinya dia takut.

Meskipun masih ada rasa takut, tapi Seri berusaha mengalungkan tangannya dileherku, tanpa ekspresi. Aku mencoba diam, penasaran apa yang akan dilakukan selanjutnya. Meskipun aku tidak suka disentuh duluan oleh wanita, tapi ini pengecualian— rasa penasaranku memdominasi.

MY MAFIA! (revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang