Part 23

1.7K 145 11
                                    

Tiga bulan setelah kejadian Seri dipaksa menikah, keluarganya mengajak untuk bertemu. Seri mengatakan kepada Jungkook akan menumuinya sendiri, Jungkook tidak perlu ikut.

Jungkook menyanggupi namun dengan satu syarat. Seri harus di dampingi oleh Namjoon. Dan disinilah dia sekarang bersama dengan keluarganya.

Tuan Kim bercerita bahwa Hoseok menghilang, dan dia menipu Taehyung. Perusahaan telah di ambang kehancuran (lagi). Mereka meminta bantuan Seri untuk merayu Jungkook agar bisa menghidupkan perusahaan lagi. Seri yang mendengarnya merasa muak dan malu.

Sang ayah juga akan menyetujui kalau dia menikah dengan Jungkook. Tapi dengan syarat bisa memberikan bantuan kepada perusahaannya.

"Aku tidak bisa membantu kalian lagi." Seri menjawab dengan nada sedingin mungkin.

Ya, dia sudah punya keberanian melawan kata-kata mereka karna Seri sudah muak dengan mereka yang disebut keluarga. Baginya, selain keluarga—orang yang tidak sedarah dengannya justru lebih menyayangi dan menghargainya.

Mereka marah? Iyaa.
Mereka memohon? Iyaa.

Meraka marah dan memohon secara bergantian. Tapi inilah keputusan yang di ambil oleh Seri, dia tidak akan membantunya lagi. Terlebih dia malu dengan Jungkook karna dia mempunyai keluarga seperti ini.

"Dasar anak tidak tau di untung sudah dibesarkan dan diberi makan tapi tidak ada balas budinya." Banyak lagi sumpah serapah yang di dengar dari Seri dari mulut sang ayah.

"Kau bukan dari keluarga ini, aku tidak punya anak seorang jalang!!" Tuan Kim. Dia yang mengatakan ini saat Seri hendak pergi meninggalkan mereka. Sedangkan sang istri hanya menangis. Dan Taehyung? Dia meminta sang ayah untuk diam.

"Aku juga tidak ingin menjadi salah satu dari keluarga yang sudah menjual anaknya kepada para bajingan." Wanita yang dulu lemah itu sudah berani membela kehidupannya.

Yaa, meskipun menurut Seri. Pertemuannya dengan Jungkook adalah karna sang ayah. Setelah berbicara seperti itu, Seri meninggalkan mereka yang masih memanggil namanya.


••

Siang tadi saat Jungkook sedang bermain dengan Jinnie, Seokjin datang kerumah. Jinnie yang melihat pamannya datang langsung berlari dan minta untuk gendong.

"Bina, tolong ajak Jinnie masuk ke kamar dulu." Jungkook tidak ingin Jinnie mendengar pembicaraan ini.

"Siroyoo! Nie mau main bersama paman Jin." rengek Jinnie. Jungkook yang melihat sebenarnya sedikit terenyuh.

"Paman akan berbicara sesuatu dengan Appanya Jinnie, nanti setelah selesai paman akan bermain dengan Jinnie." Seokjin merayu Jinnie agar mau masuk ke kamar dan Jinnie mengangguk.

Seokjin bercerita bahwa sang ayah terbaring sakit dan mengigau nama Jungkook terus menerus. Dia meminta agar aku tidak membuang marga Kimnya dan memaafkan sang ayah dan juga Seokjin.

Walau selama menjadi mafia Jungkook tidak pernah memakai marga Kim karna alasan keselamatan keluarganya, namun dia memang sudah memantapkan hati untuk memakai marga sang ibu.

Karna Jungkook masih saja diam, akhirnya Seokjin memutuskan untuk pulang tanpa berpamitan dengan Jinnie.

Saat Seokjin sudah berdiri. Jungkook menyampaikan kalau dia akan pindah ke Jepang. "Maaf, aku akan terus memakai marga ibuku. Dan untuk memaafkan kalian? Entahalah, mungkin suatu hari nanti aku bisa melakukannya. Tapi jangan minta aku untuk memaafkan ibumu." ucap Jungkook.

Seokjin tersenyum dan mengangguk. Baginya itu sudah cukup. Jungkook, adik kecilnya sudah dewasa. Apapun yang terjadi, Seokjin yakin bahwa suatu hari nanti dia akan bisa memeluk adik kecilnya itu dengan tawa kebahagiaan.

 Apapun yang terjadi, Seokjin yakin bahwa suatu hari nanti dia akan bisa memeluk adik kecilnya itu dengan tawa kebahagiaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seokjin adalah salah satu alasan Jungkook masih mempunyai senyum setelah sang ibu meninggal. Dia juga selalu menyayangi Jungkook dan menemaninya.

Melihat punggung sang kakak semakin menjauh membuat hatinya sakit. Selama ini Seokjin berperan sangat banyak didalam hidupnya. Bahkan melebihi sang ayah.

Jungkook menyadari bahwa hati sang kakak juga sangat raput. Pilihan yang sangat sulit dia pendam selama beberapa tahun. Rahasia yang mungkin saja membuatnya susah untuk bernafas secara normal.

Sejujurnya, didalam hati. Jungkook tidak pernah membenci sang kakak. Justru dia berterima kasih kepadanya. Hanya saja ada sedikit luka dihatinya. Hanya waktu yang bisa membuat luka itu mengering, sembuh dan kembali seperti semula.

Meskipun ada bekas dari luka tersebut, tapi tidak akan tampak jika kita menerima luka itu dengan suka cita. Membiarkannya sebagai tanda bahwa kita memang hidup.


••


Hyung, aku sudah memaafkanmu dan appa. Tapi aku sudah berusaha untuk memaafkan ibumu, sayangnya aku tidak bisa. Tolong jaga appa. Maafkan aku— dan terima kasih Hyung. Semoga suatu hari saat kita bertemu lagi. Dan jika hari itu tiba, aku ingin kita bisa tertawa seperti dulu.

Kalau kau sedang berada dijepang, mampirlah bertemu Jinnie.

Alamat : xxxxxxxx

Adikmu, Jeon Jungkook si mata bulat.






Jungkook mengirimkan surat kepada Seokjin satu hari sebelum keberangkatannya ke jepang. "Sebentar lagi aku akan memulai hidup baru bersama keluarga kecilku. Eomma, Appa, Hyung— doakan aku."





tbc



Nangis ga? Nangis ga?
Udh banjirlah ini. Inget banget dulu setelah nyelesaiin part sebelumnya dan ini. Aku mewek sesenggukan.

Aku memasukkan sedikit rl antara Seokjin dan Jungkook like a brother. Not for ship ya. I don't know why kalau dengerin how Seokjin raised Jungkook sampe sekarang tuh kayak amazed gtu loh. Terharu aku tuh.

Tapi ga buat Seokjin doang. I love how others member love uri Jungkookie.

MY MAFIA! (revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang