Part 15

2.1K 140 2
                                    

Rasanya masih terasa asing ada gadis kecil dirumah ini. Aku masih belum percaya bahwa aku sudah mempunyai anak.

Kesalahanku sangat fatal. Aku percaya begitu saja kepada seseorang. Tidak terpikirkan bahwa aku menambah seseorang yang menjadi kelemahanku.

Kepergianku dari rumah salah satunya karna eomma. Dan hal lain aku tidak kembali karna keluarga adalah kelemahan terbesar.

Seri dan juga Jinnie. Aku tidak mau mereka terlibat masalah dan bahaya.

Beberapa hari sejak kedatangan Jinnie, Seri lebih sering menghabiskan waktunya dikamar berdua. Pekerjaanku hari sangat melelahkan, tapi aku ingin melihat mereka di atas.

Seri terbangun saat aku membuka pintu, matanya terlihat sangat lelah. "Maaf aku membangunkanmu." Dia menggeleng dan menepuk ranjang agar aku bisa tidur disana.

"Kenapa kau selalu membuatku terangsang, huh??" ucapku saat mengetaui pakaian yang dia gunakan saat tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kau selalu membuatku terangsang, huh??" ucapku saat mengetaui pakaian yang dia gunakan saat tidur. Seri hanya tersenyum.

"Tidurl—mp." Aku mencium bibirnya. Dia membalas dengan memasukkan lidahnya kedalam mulutku.

"Ayo kita pindah. Nanti Jinnie bangun." Kamar mandi adalah tempat yang paling aman.

Sesampainya di kamar mandi, Seri duduk di atas meja wastafel. Bibirnya yang merekah itu seolah minta untuk dicumbu.

Suara decak bibir menggema di dalam kamar mandi. Aku membuka lebar kedua pahanya. "Kita akan bermain cepat. Sepertinya kau lelah." Seri mengangguk.

Hentakan pertama agar kejantananku masuk sepenuhnya membuat Seri mengerang lumayan kecang. Aku membungkam mulutnya. "Sstt!!"

Mau tidak mau, Seri tidak mengeluarkan suara desahannya, dia meremas tanganku sekiat tenaga. Tubuhnya bergoyang saat pinggulku bergerak maju mundur.

Melihatnya yang berusaha menahan erangan, entah kenapa membuatku semakin ingin berlama-lama di dalam vaginanya.

Tubuhnya yang masih dibalut dengan baju tidur dengan satu talinya yang turun hingga memperlihatkan payudaranya, dimataku sangat sexy. "Kau cantik sekali." ucapku disela-sela ciuman kita.

Seri tidak bisa berkata-kata. Kepalanya sudah mendongak ke atas, matanya terpejam setengah dan tangannya semakin kencang meremasku. Sepertinya dia sudah mendapatkan pelepasa— "Sial!! Kau menjepitnua, baby!!"

Permainan di dalam kamar mandi ternyata memakan waktu cukup lama. Kita memutuskan untuk mandi sebelum akhirnya tidur bersama dengan Jinnie.

MY MAFIA! (revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang