Part 22

1.7K 132 7
                                    

Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada mengetaui sang ayah dan kakak yang selama ini paling menyayanginya dan sangat dia sayang membuatnya kecewa dengan teramat dalam.

Jungkook bersandar di tembok jalanan, dia berjalan entah kemana saat baru saja keluar dari rumah dan memutuskan hubungan dengan orang-orang yang berada di rumah itu.

Jungkook bersandar di tembok jalanan, dia berjalan entah kemana saat baru saja keluar dari rumah dan memutuskan hubungan dengan orang-orang yang berada di rumah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesaat sebelumnya.......

Sang Ayah dan Seokjin berbicara hanya bertiga dengan Jungkook. Istrinya di minta untuk kembali ke kamar.

Ayahnya meminta maaf karna merahasiakan hal ini. Maka dari itu, apapun yang dilakukan dan di inginkan Jungkook tidak pernah dilarangnya. Dan sebisa mingkin ayahnya mendukung.

Sedangkan Seokjin, memang sebenarnya dia sangat menyayangi adik kecilnya ini. Tidak pernah dia ingin menyakiti Jungkook seperti ini. Hanya saja dia tidak ingin ibunya merasa tidak bahagia. Makanya dari itu Seokjin memilih untuk menyembunyikan kebenaran ini kepada Jungkook.

Dan orang dirumah itu mebuat seolah-olah sang ibu memang meninggal karna sakit. Toh tidak akan ada yang merasa aneh karna memang sebelumnya sang ibu susah sakit.

Orang tua dari Ibu Jungkook juga tidak akan mempertanyakan lebih lanjut. Karna mereka sudah meninggal, dan orang-oranh disekitarnya tidak juga akan perduli. Karna ibu Jungkook berasal dari anak seorang pelayan.

Sang ayah memang menyayangkan kejadian ini. Tapi dia tidak punya pilihan lain. Ayahnya tidak bohong kalau dia menyayangi ibu Jungkook tapi dia juga menyayangi ibu Seokjin. Dan tentu saja waktu tidak bisa diputar. Keadaan sudah menjadikannya seperti ini.

Seokjin meminta maaf kepada Jungkook atas kematian ibu dari adik kecilnya. Dan dia juga meminta peemintaan maaf atas nama ibunya. Jungkook hanya duduk terdiam dan tertunduk. Dia tidak tau apa harus bereaksi seperti apa dalam keadaannya sekarang.

Dunianya seakan runtuh. Terlebih, bagaimana dia sangat menyayangi hyungnya. Seokjin adalah salah satu alasan Jungkook masih bisa tersenyum saat berada dirumah itu.

"Aku ingin keluar dari keluarga ini. Dan anggaplah kalian tidak pernah memilikiku. Begitu pula denganku." Jungkook masih tentunduk.

"Aku akan mengembalikan statusku diperusahaan yang sudah kalian berikan. Karna itu memang bukan milikku."

"Jungkook ah~" Seokjin memanggilnya putus asa karna Jungkook masih tidak mau melihat mereka.

"Baik dulu ataupun saat ini, aku tidak pernah tertarik dengan harta apapun. Tolong coret nama saya dalam keluarga ini" Jungkook berdiri tapi masih tertunduk.

"Terima kasih karna kalian sudah merawatku dan membiayai kebutuhanku. Semoga kalian sehat selalu." lanjut Jungkook sambil membungkukkan badan 90 derajat di depan Seokjin dan Ayahnya.

Sang Ayah sudah menitihkan airmatanya melihat anak kecilnya begitu menderita. Jungkook keluar dari ruangan sang Ayah. Tapi Seokjin memanggilnya.

"Jungkook-ah... Jungkookie..."

Seokjin menggapai tangan adiknya, dan memohon untuk tidak melakukan ini. Tapi Jungkook melepas tangannya pelan, bahunya sudah bergetar menahan tangis.

Seokjin ingin memeluk adiknya tapi sepertinya dia merasa tidak pantas untuk itu, dan akhirnya dia harus merelakan Jungkook untuk pergi.

Sungguh sebenar benarnya Seokjin juga merasa dunianya hancur. Dia melukai hati adik kecil kesayangannya. Adik yang selalu tersenyum saat dipanggil "Mata bulat", adik yang selalu merasa kuat walaupun sebenarnya rapuh, adik yang selalu merasa kesepian dan karna itu Seokjin selalu memberi perhatian extra saat bersama Jungkook. Seokjin selalu berusaha membuat Jungkook tertawa.

Tapi apa yang sudah dia perbuat?? Dia membuat senyum adiknya menghilang. Bukan hanya itu, dia juga kehilangan adiknya. Entah apakah Seokjin masih bisa bertemu Jungkook atau tidak.

____

"Minumlah!" Namjoon memberikan Kopi hangat yang dibelinya dari minimart.

Iya, Namjoon mengikuti Jungkook dari belakang. Dia tau sebenarnya Jungkook orang yang sangat rapuh. Tapi dia berusaha bertahan dengan keadaannya. Dan jadilah Jungkook yang saat itu belum bertemu Seri.

Itulah salah satu alasan Jungkook menjadi mafia. Dia ingin orang-orang takut padanya, agar di tidak tersakiti. Dan dia tidak mau jatuh cinta karna pernah merasa kehilangan.

Bagaimana dulu setelah ibunya meninggal, ibu tirinya sering memukul dan mengatainya anak kurang ajar, anak jalang dan apapun itu. Tapi saat di depan ayahnya, ibu tirinya berubah menjadi baik.

Saat Namjoon melihat Jungkook bersandar, dia menyempatkan mampir ke minimart dekat situ untuk membelikannya kopi.

"Terima kasih Hyung." Suara Jungkook yang teramat lirih.

Namjoon merangkul dan menupuk hangat bahu Jungkook. Sedangkan kepalanya tertunduk, melepaskan semua airmata yang sudah dia tahan.

"Hyung, ayo kita jemput Seri dan Jinnie." Jungkook teringat akan dua kesayangannya yang sedang menunggu di rumah Yoongi.

Namjoon mengangguk dan membantu Jungkook berdiri. Mereka kembali ke mobil dan langsung menuju rumah Yoongi.




tbc






Padahal cuma copy paste dari yang lama kesini, trus di revisi apa ada typo atau salah tata bahasanya.

Tapi pas aku baca ulang. Nyeseknya ampe tenggorokan. Hidung panas dan mata udh berair. 😭

MY MAFIA! (revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang