Part 11

2.2K 199 3
                                    

Guys My Mafia ini kan udh pernah aku publish trus aku pindah ke sini. Ternyata tulisan sama sebagian ceritanya berantakan banget.

Aku nyoba buat perbaiki semunya dan bikin setiap part agak panjang. Memang ada yang ditambahin, susahnya disitu, karna aku harus baca dan bayangin lagi situasi di cerita ini.

So please, kalau kalian berkenan jangan lupa kasih vote ya. Karna sejak aku rilis lagi, yang baca lumayan banyak tapi votenya bahkan ga sampe 10.

No. Bukan apa-apa, kayak klo kalian kasih vote itu bikin penulis lebih semangat. Bukan aku aja kok, aku yakin semua author/penulis berharap ceritanya disukai sama banyak orang dan dikasih vote. Bukan hanya silent readers. Thank you ☺️




-

Kim Seri

Karna cahaya yang menerobos masuk dari cela gorden, mau tak mau aku terbangun lebih awal. Sepertinya semalaman Jungkook tidak merubah posisinya agar aku bisa tidur dengan nyaman.

Aku memperhatikana bagaimana Tuhan menciptakan manusia yang sempurna ini. Bulu mata yang lentik, bibir yang mungil, hidung yang sangat bangir dan tentu saja bentuk rahang yang kokoh. Bahkan bekas luka dipipi terlihat indah diwajahnya.

"Auw—" Aku menutup mulutku, takut Jungkook terbangun saat aku mengeluarkan suara barusan.

Semua tubuhku terasa sakit dan perih. Susah sekali untuk bangun. Terlebih satu tangan Jungkook yang masih melingkar di tubuhku.

Dengan sangat hati-hati aku melepaskan tangan Jungkook, tapi nyatanya—gagal.

"Mau kemana?" Matanya mengerjap, mencoba untuk bangun.

"Selamat pagi, Jungkook ah."

"Selamat pagi." ucap Jungkook sambil mencium pipiku. Aku cukup terkejut karna dia sudah mulai leluasa menciumku.

Jungkook berdiri, meregangkan ototnya yang terasa kaku. Kemudian dia membuka gorden kamar, membiarkan semua cahaya menyinarinya.

"Jungkook ah, apa hari ini kau akan pergi lagi?" Jungkook menggeleng.

"Pekerjaanku sudah selesai, aku bisa menemanimu istirahat dikamar." ucapnya.

"Kita keluar saja. Aku tidak mau bertemu dengan orang yng membersihkan kamar ini. Aku malu."

Punggungnya yang lebar menutupi tubuhku dari matahari yang mulai naik ke atas. "Bukankah kau kesakitan? Kita bisa menyewa kamar lain kalau kau mau."

Aku menggeleng. "Aku baik-baik saja."


••

Jarang sekali aku melihat Jungkook memakai baju yang santai selain dirumah. Warna biru cerah sangat cocok dengannya.

Dia memang sangat tampan, lihat saja para wanita yang terus-terusan melihat ke arahnya.

Dia memang sangat tampan, lihat saja para wanita yang terus-terusan melihat ke arahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mencoba mendekat ke arah Jungkook dan mengancingkan kemejanya. Sangat tidak tau diri sekali bahwa aku ingin memonopoli dirinya hanya untuk diriku saja.

"Hm?" tanya Jungkook bingung.

"Ah, celana dalammu terlihat." ucapku.

"Lalu?" Jungkook masih terlihat bingung. Dan akupun bingung untuk menjelaskannya. "Aku sengaja membukanya." lanjut Jungkook.

Bagaimana bisa dia mengatakan hal itu dengan santai. Celana dalam merk Calvin Clein itu dilihat puluhan mata dan kau bilang sengaja membukanya? Wahh— Entah kenapa aku kesal.

Aku berjalan mendahuluinya, tanpa perduli saat dia memanggilku. Tapi tentu saja langkah Jungkook lebih panjang dariku. Dia bisa menyusulku dengan cepat dan berdiri di depanku.

"Aku sudah mengancingkan bajuku sampai atas." ucap Jungkook.

Tubuh dia memang tidak ingin kubagi dengan yang lain, tapi melihat dia seperti ini sangat tidak cocok dengannya. Aku tak kuasa menahan tawa dan melepaskan dua kancing di atas.

"Tidak, begini lebih baik." ucapku.

Berjalan bersama Jungkook sambil berpegangan tangan membuatku senang. Kita menghabiskan sisa waktu dengan sangat baik.

Selain rutinitas bercinta dengannya, Jungkook mengajakku berkeliling Hawai. Pengalaman pertamaku dan mungkin juga yang terakhir.

Apakah saat ini aku berharap bahwa appa tidak bisa membayar hutangnya? Lalu bagaimana dengan Jungkook. Sekaya apapun dia, tidak mungkin membiarkan seseorang mengambil uangnya.


••

Awan putih seperti kapas, aku sedang berada di atas awan. Sama halnya ketika Jungkook membuka hatiku, dan membuatku terbang melayang.

Aku menoleh ke bangku penumpang di sebelah kananku. Pria yang sudah membuatku tidak bisa tidur ini sekarang sedang terlelap sejak pesawat baru lepas landas.

 Pria yang sudah membuatku tidak bisa tidur ini sekarang sedang terlelap sejak pesawat baru lepas landas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lihat, wajahnya yang sedang tidur. Siapa yang tidak akan jatuh hati padanya.

Melihat bibirnya yang sedikit terbuka itu sangat lucu. Aku menciumnya se— barusan dia membalas ciumanku? Bukankah dia tidur?

"Jangan menggodaku, aku bisa membawamu ke dalam lavatory. Kita bisa bermain sepuasnya disana." Jungkook membuka matanya dan memberikan senyum seringai.

"Jangan!"

Jungkook tersenyum dan memegang tanganku. Sebelum melanjutkan tidurnya lagi, Jungkook mencium punggung tanganku.


"Tidak masalah jika kau hanya menikmatiku sebagai hadiah, seperti ini saja sudah cukup bagiku. Jeon Jungkook, kau memberikanku kebahagian yang sudah lama tidak aku rasakan."







tbc

MY MAFIA! (revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang