Part 19

2K 130 4
                                    

Jungkook berada di ruang kerjanya, selama beberapa hari ini dia terlihat sangat sibuk. Sengaja aku tidak ingin mengganggunya, tapi juga tidak ingin dia terlalu lelah.

Kedatanganku ke ruangan Jungkook disambut hangat olehnya. Dia memintaku untuk menunggu karna sedikit lagi pekerjaannya selesai.

Wajahnya yang tampan itu tampak terlihat lelah. Aku menghampirinya yang sedang membaca dan memijat pundaknya.

Jungkook masih tidak melihat ke arahku, dia hanya mencium tanganku. Aku berbisik ke kupingnya. "Berbaliklah, daddy!!"

"Seri?" ucapnya terkejut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seri?" ucapnya terkejut.

"Sssttt, diam saja disana."

Meskipun sedikit malu tapi aku mulai berjoget striptis depannya. Menggodanya dan duduk dipangkuannya sambil menggoyangkan pinggulku tepat di atas kejantanannya.

Aku merasakan area kejantanan Jungkook yang mulai membesar. Dia memasukkan lidahnya ke pipi, menahan diri agar tidak menyentuhku.

Wajahnya yang terlilah lelah sekarang sudah hilang. Berubah menjadi intens sambil memandangku. Dia pasrah saat aku menekan kejantanannya tanpa membuka celana yang dia pakai.

"Mau sa— hh. Mau sampai kapan kau menggodaku, Kim Seri?" Aku hanya terseyum. Tanganku menggapai jarinya dan memasukkannya ke mulutku seakan jari itu adalah kejantanannya.

"Stop tease me!!" Jungkook berdiri dan merebahkan tubuhku ke meja. Tangannya mulai menekan leherku, dan satunya lagi mengangkat pahaku.

"Jangan minta ampun!!"

Aku menarik tubuh Jungkook agar bisa melumat bibirnya, tapi dia tersenyum seringai untuk menolaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menarik tubuh Jungkook agar bisa melumat bibirnya, tapi dia tersenyum seringai untuk menolaknya. Ternyata dia membalas perbuatanku.

Perutku tergelitik saat jari-jarinya berjalan di atasnya, turun hingga berada di titik yang sangat aku sukai. Dia menyentuhnya dan menggesekkan jarinya. Tanpa berhenti memcekik leherku.

"Basah sekali, apa kau menikmatinya?" Aku mengangguk cepat, tanpa berpikir lagi. Pelepasanku sudah berada di ujung. Aku mencengkran tangannya, dan dia mengerti.

MY MAFIA! (revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang