Setelah menunggu selama hampir 8jam. Dokter pun keluar.Haruto dengan cepat bangun dan menghampiri sang dokter guna menanyai keadaan sang istri dan calon buah hati nya.
"Bagaimana dok keadaan istri dan anak saya?"
"Anak kalian lahir dengan selamat tanpa kekurangan sedikitpun, dia seorang lelaki."
Haruto sedikit bernafas lega.
Begitupun mereka yang sedari tadi menunggu bersama Haruto.
"Tapi keadaan sang ibu sangat lemah, dia kehilangan begitu banyak darah, yang membuatnya koma untuk sementara waktu."
Deg!
Semuanya kembali merasakan atmosfir yang menyesakkan dada mendengar penuturan dokter.
Mamih bunda dan Asahi kembali menangis dibuatnya.
Haruto lemas mendengarnya. Jeongwoo? Koma? Ya Allah..
"Kapan istri saya akan bangun dok?
"Saya tidak bisa memastikannya tuan. Berdoa pada Tuhan semoga ada keajaiban yang menyertai istri anda."
"Untuk menjenguk, tidak bisa bersama-sama ya tuan dan nyonya. Karena ruangannya steril, jadi satu persatu saja jika ingin menjenguk pasien."
"Baik dok terimakasih."
Setelahnya sang dokter mengangguk dan pergi dari hadapan semuanya.
"Hei..bangun yuk?"
"Jangan lama-lama tidur nya ya? Anak kita butuh kamu."
Haruto mengambil sebelah tangan Jeongwoo yang bebas dari infus untuk digenggam dan dia kecup.
"Aku yakin kalau kamu bangun, terus kamu liat muka anak kita, kamu pasti ngamuk deh."
Haruto terkekeh membayangkannya.
Mengapa mengamuk? Ya..anak mereka lelaki, dan amat sangat mirip dengan Haruto.
Rasanya Haruto seperti melihat dirinya sendiri saking mirip kedua nya.
"Aku keluar sebentar ya? Jangan lama-lama tidurnya. Gabaik ndul."
Dikecup nya kening dan lengan Jeongwoo sekali lagi sebelum dirinya benar-benar keluar dari ruang inap Jeongwoo.
"Mamih mau masuk?"
"Mamih udah tadi pagi. Sekarang biar Asahi aja."
"Yaudah gih bot."
Asahi mendelik pada sang adik. Gak sopan banget bat bot bat bot! Emang Asahi robot? Padahal Asahi udah cantik sama semok gini? Disebut robot? Dari segi mananya sih?
"Gausah ngedelik, copot mata Lo entar."
"Bacot banget Haruto. Cengeng diem aja deh."
Kini giliran Haruto yang mendelik pada sang kakak. Dia kan cengeng gara-gara panik liat yang tercinta berlumuran darah!!
"Gw panik kemaren! Mana ada gw cengeng."
"Halah! Cengeng mah cengeng aja sih."
"Hussttt..udah-udah sekarang Asahi masuk ya sayang? Habis itu kita cari makan siang."
"Iya mih."
"Dasar cengeng!"
Haruto melotot pada sang kakak. Niat hati ingin menjawab, eh udah di kasih death glare oleh sang mamih yang sedari tadi hanya menyimak kedua anak nya yang sedang berpuisi.