Sembilanbelas

1.7K 200 4
                                        

"Kita bakal nginep berapa hari Bun?"

"Selamanya."

Hiro mendelik pada sang ayah, apaan sih orang Hiro nanya ke bunda kok.

"Apa? Apa? Emang bener dih, tapi kamu doang. Nanti kalau udah gede, baru pulang."

"Bundaaaaaaaaa suami bunda tuh!"

Jeongwoo cantik, Jeongwoo sabar...

"Satu Minggu sayang.."

Hiro mengangguk-angguk kan kepala faham. Lalu menjulurkan lidahnya ke arah Haruto.

Haruto tertawa melihat tingkah laku Hiro yang menggemaskan menurut nya.

"Hiro, bunda mau tanya, kalau udah gede nanti, Hiro mau jadi apa?"

"Pembalap, sama dokter."

Jeongwoo jelas terkejut mendengar jawaban Hiro.

Tapi berbeda dengan Haruto dia malah tersenyum bangga mendengar jawaban Hiro.

Jeongwoo yang melihat itu mencubit pinggang Haruto yang tengah menyetir mobil.

Membuat sang empu mengaduh kesakitan.

"Kok mau jadi pembalap sayang?"

"Gapapa, aku mau aja jadi pembalap, kaya ayah. Kereeenn."

"Oh tentu." Ucap Haruto sombong.

"Tapi jadi pembalap itu beresiko sayang, nanti kamu harus jatuh, terus berdarah, terus nanti masuk rumah sakit gimana?"

"Bun? Ayah bilang, semua dimulai dari bawah, jadi, Hiro udah tau, dan udah terima resiko nya."

"Iya..tapi Hiro bener mau jadi pembalap?"

"Dokter juga bunda...bunda gak usah khawatir ya?"

"Anak beo ayah udah gede...udah mau masuk SMP."

"Iyadooonggg."

"Jangan cepet gede ya Hiro? Bunda gak bisa ciumin Hiro lagi nantinya." Ucap Jeongwoo sedih.

"Hahaha bunda ada-ada aja sih, kalau mau cium ya cium aja sih?"

"Tapi nanti kamu malu, kalau bunda cium kamu."

"Enggak. Aku gaakan pernah merasa malu kok bun. Janji."

Haruto tersenyum hangat dibuatnya.
Anaknya udah gede, mau SMP.

Makin gede, muka, sama tingkah makin-makin mirip sama dia.

Mana mau jadi pembalap lagi, kan makin sama aja.

Btw Haruto dulu pernah jadi pembalap waktu masih kuliah. Cuma dia berhenti pas nikah sama Jeongwoo.

Soalnya pernah kecelakaan,lumayan parah, bikin Jeongwoo minta sama dia buat janji, kalau Haruto gak bakalan balap-balapan lagi.

Ehh..anak nya malah mau jadi pembalap lagi.

Jeongwoo gak bisa larang-larang kemauan Hiro, tapi balapan? Dia tuh takut, dulu Haruto pernah kecelakaan lumayan parah.

Jeongwoo cuma gak mau aja itu kejadian sama Hiro.

"Bunda?"

"Ya..?"

"Jangan khawatir dong? Kan masih lama juga."

"Iya..enggak sayang." Jeongwoo tersenyum hangat pada sang anak semata wayangnya.

_


_



_

"Disini adem banget Bun, jadi betah deh."

Suami dan IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang