Delapanbelas

1.7K 205 3
                                    

"Terus terusin aja anak beo terusss."

"Hehehe...ayah yang baik hati dan tidak shombonk, ganteng lagi kayak Hiro. Boleh ya? Ya? Ya? Pwwiiiissseeuu.."

Haruto menahan nafas, dan menghembuskan nya perlahan.

"Iyaaa."

"Asssiikkkk!!!"

"Heeehhh..jangan lari-larian!"

Haruto sabar, Haruto ganteng oke?

Akhirnya, selesai juga acara "Mari berbelanja bersama anak beo."

Sekarang Haruto, dan Hiro tengah asik menjilati ice cream, di tangan masing-masing.

Di depan indoapril. Kebetulan malah hujan, udah tau hujan, malah makan ice cream. Byasalah! Kalau sama bapak udah gak aneh gak sih?

"Ayah mau coba yang coklat."

"Yeuuu..tadi katanya gak mau."

"Mau coba ih!"

"Niiihhh."

"Makasih ayah."

"Huffttt..iya. Heeeh.. tapi jangan bilang-bilang bunda loh. Lagi hujan nih."

"Iyaa enggaaak."

"Mau mie gak?"

"Mau mau mauuuuu."

"Apa yang gak loe mau sih anak beo?"

"Kayu sama batu." Lalu mengangkat bahu acuh.

Dalam hati Haruto tertawa melihat respon anak beo nya. Mirip banget sama dia sumpah gak bohong.

"Oke. Tunggu sini."

"Iyaaa."

Saat Haruto baru saja masuk untuk membeli mie yang dimaksud..

"Aduuuuhhh basah deh!"

"Jeya?"

"Hiro?"

"Sama siapa kesini?"

"Hehehe...sendiri." jeya nyengir kuda.

Hiro bangkit dari duduknya, dia udah selesai makan ice cream nya.

Dia menghampiri jeya, dia bisa lihat badan jeya basah-basah.

"Jeya! Ini basah badannya! Nanti kamu sakit loh! Udah malem juga."

"Hehehe...aku tuh pengen banget Chiki lays Hirooo, tapi gak dikasih sama mama. Jadinya aku nekat pergi kesini."

"Ck! Nih pake jaket aku."

"Otte boss!"

"Loh jeya?"

"Eh? Om ruto?"

"Sama siapa kesini?"

Haruto mesem-mesem liat jaket yang tadi anak nya pake sekarang ada di badan jeya, sepupunya.

"Sendiri om, hehehe..."

"Eh? Udah bilang anak lembu? Eh maksudnya mamah mu?"

Jeya geleng-geleng.

"Yaudah, mau beli apa? Bareng sama om pulangnya."

"Oke. Yaudah, jeya beli Chiki nya dulu ya om. Tunggu."

Haruto mengangguk dan hendak akan memakan mie nya.

"Eh? Bawa uang gak?"

"Bawa kok om."

"Oke-oke."

Suami dan IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang