Lima

3.7K 407 8
                                    

Haruto nekat pergi ke rumah mertua nya untuk menemui Jeongwoo yang masih marah padanya.

Bahkan pesan dan telepon nya tak di balas dan tak diangkat oleh Jeongwoo.

"Assalamualaikum Bun"

"Walaikumsallam, eh nak haru"

Haruto menyalami sang mertua yang sedang menyirami bunga dihalaman depan, lalu diajak masuk oleh sang mertua nya.

"Ada apa ini? Kok Jeje bisa sampe nangis gitu haru?" Tanya ayah june.

Haruto menjelaskan semuanya pada kedua mertua nya.

"Gitu yah, Bun, maaf, haru bikin Jeongwoo nangis"

"Haduuh..yasudah, gih susul istri mu ke kamar nya"

"Boleh Bun? yah?"

"Hahaha... boleh looh, di apa²in juga boleh wong da sah kok kalian"

"Iishh ayah!"

"Apa loh? Bener kan ruto?"

"Bener yah.."

Bunda oje cuma bisa hela nafas. Kelakuan suami sama menantu nya ini 11 12.

Haruto udah ngetuk pintu, tapi gak di bukain sama Jeongwoo.

"Je..buka dulu ya pintu nya"

Tak lama pintu terbuka, menampilkan Jeongwoo yang sedang mengunyah coklat?

"Tadi gw bilang gak usah kesini"

Haruto masuk dan mengunci pintu kamar Jeongwoo.

"Maaf ya? Aku salah, aku bodoh ngerokok segitu banyaknya"

"Emang"

"Gw mau nginep di sini malem ini"

"Tapi je?"

"Gak boleh? Yaudah, gw pulang, tapi nanti"

"Kamu pulang bareng aku aj..."

Belum Haruto menuntaskan kata-kata nya, Jeongwoo muntah-muntah lagi.

"Hoek..hoeekk"

Jeongwoo berlari menuju kamar mandi guna memuntahkan isi perutnya yang seperti ingin keluar semua.

Tak lupa mengunci pintu kamar mandi dari dalam.

"Hoek..Hoek.."

"Je..buka pintu nya kamu gapapa?"

"Je..jangan bikin aku khawatir sayang"

Cklek..

Jeongwoo memeluk Haruto dengan erat, rasanya kepala nya begitu pusing, perut nya mual, tapi yang keluar hanya cairan bening saja.

"Pusiiing.. mau tiduuurr"

Haruto menggendong jeongwoo menuju kasur dan menidurkan jeongwoo di sisi kanan lalu dia menyusul menidurkan dirinya disebelah Jeongwoo.

"Mana yang sakit hmm?

"Kepala ku pusing, perutku mual, tapi yang keluar cuma cairan bening masss"

Diam-diam Haruto menahan senyum yang rasa nya ingin meledak begitu saja. Jeongwoo sudah tidak marah kan? Soalnya kata "mas" sudah keluar dari mulut nya.

"Yaudah sini aku elus-elus perutnya, tidur ya?"

Jeongwoo mengangguk.

Saat Haruto mulai mengelus-elus perutnya rasanya rasa mual nya berangsur hilang, kok sih?

"Mual nya ilang pas kamu elus perut aku"

"Iyakah?" Lalu Haruto tersenyum dan mencium kening Jeongwoo.

"Periksa ya sekali aja mau?"

Hening sesaat.

Jeongwoo ragu, dia takut. Takut takut itu hanya gejala kalau dia tidak enak badan saja kan?

"Iya..mau"

Haruto tersenyum lagi, seneng dia Jeongwoo mau di periksa, soalnya Haruto juga takut Jeongwoo ada sakit gitu, soalnya pusing-pusing juga.

Pas kehamilan pertama Jeongwoo gak ada gejala pusing, palingan cuma mual-mual sama lemas aja.

Jeongwoo tertidur nyenyak setelah beberapa menit Haruto memeluk dan mengelus perut nya.

"Semoga bener prediksi mamih, tapi kalau enggak pun aku terima. Kamu juga udah lebih dari cukup buat aku Jeongwoo. Sleep well sayang"

Lalu Haruto mengecup lama kening Jeongwoo dan bangkit keluar kamar menuju ruang tamu, dimana kedua mertua nya sedang menonton acara tv bersama.

Suami dan IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang