01. Shopping time!

398 46 3
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Doyoung mengikuti kemanapun arah Raina berjalan seperti seorang ibu yang takut kehilangan anaknya. Karena Doyoung tidak ada keperluan yang mau dibeli, dari pada duduk diam kebosanan lebih baik mengikuti adiknya itu. Meskipun beberapa barang ada yang tidak Doyoung ketahui. Seperti satu set alat menjahit. Menjahit daging manusia lebih tepatnya. Tapi tetap saja, untuk anak di dalam rumpun sosial dan hukum akan menyebut hecting set* dengan sebutan alat jahit.

"Kak, kayaknya kalo gue kerja paruh waktu bisa ngurangin beban Mama sama Ayah deh." Ucap Raina setelah memasukkan belanjaannya ke dalam keranjang.

Doyoung mengernyit tajam, "ngomong apa sih? Emangnya ada anak kedokteran bisa kerja paruh waktu? Tiap hari aja lo masih kekurangan waktu buat diri sendiri."

Benar juga sih, tapi tetap saja Raina merasa tidak enak karena dirasa dia yang paling membebani ke keluarga Kim.

"Jangan ngomong yang aneh-aneh lagi. Urusan biaya ada Ayah sama Kak Gongmyung, kalo kurang uang jajan lo bisa pake duit gue. Bilang aja, gak usah sungkan. Kita kan keluarga." Jawab Doyoung. Meskipun rasanya ada yang sedikit aneh saat Doyoung mengatakan 'keluarga'.

"Kak, makasih yah." Ucap Raina.

"Buat?"

"Semenjak kita baikan, hidup gue jadi lebih baik. Banyak positif word yang lo kasih ke gue, ya walaupun dengan rangkaian kata yang kadang bikin sesak sih."

Doyoung terkekeh pelan, sejak kecil dia tidak pernah berbicara dengan lembut. Doyoung adalah tipe pria yang kalau dia suka maka akan bilang suka dan kalau tidak maka dia akan mengatakan tidak.

"Udah belanjanya?" Tanya Doyoung. Raina menatap keranjang belanjaannya yang sudah hampir penuh.

"Udah," jawab Raina. Doyoung mengambil alih keranjang itu dari tangan Raina. Menurutnya, tangan sekecil itu tidak akan kuat mengangkat keranjang belanjaan.

"Lo gak pusing apa kuliah kedokteran kayak gini?" Tanya Doyoung sambil menunggu penjaga kasir menghitung belanjaan Raina.

Raina menggeleng pelan, "awalnya sempet gitu. Cuman Ayah sama Kak Gongmyung support gue terus. Jadi sekarang gue enjoy-enjoy aja ngejalaninnya. Lo tau kan kuliah kedokteran itu gak singkat?" Tanya Raina.

Doyoung mengangguk mantap, selain kuliah kedokteran, untuk menjadi seorang dokter dibutuhkan waktu yang panjang. Masa muda harus dikorbankan, demi terwujudnya cita-cita.

Raina memberikan uang sejumlah total belanjaannya pada penjaga kasir. Mereka kemudian keluar dari toko itu untuk pergi ke supermarket. Membeli titipan Mama Kim.

"Kak Doy gak ada niatan pacaran gitu?" Tanya Raina.

Doyoung mengambil troli sambil mendengarkan pertanyaan Raina. "Kok nanya gitu?"

"Nanya aja sih, padahal kan temen-temen Kak Doy pada pacaran. Jangan terlalu kaku lah Kak sama cewek, nanti pada kabur. Padahal kan Kakak gue cakep," ujar Raina. Doyoung tersenyum getir menanggapinya. Andai saja gadis itu tau perihal perasannya, mungkin Raina tidak akan menanyakan hal demikian.

"Gue lagi sibuk ngurus skripsi, mana ada waktu buat nyari cewek. Ada-ada aja lo."

Doyoung menatap daftar belanjaan kemudian memasukkan beberapa sayur mayur segar ke dalam troli. Sesekali Raina membantu Doyoung untuk mengambil barang yang ada di dalam daftar dan memasukkannya ke dalam troli.

"Lo sendiri, kenapa gak pacaran?" Tanya Doyoung setelah mereka berhenti di rak berbagai macam deterjen.

Raina mengambil dua bungkus deterjen berukuran besar, "ya sama. Mahasiswa kedokteran sibuknya bukan main. Kita lebih sering ketemu sama alat-alat bedah dari pada sama cowok ganteng."

"Anak cowok kedokteran kan banyak, ganteng-ganteng juga. Gak ada yang nyantol gitu?" Tanya Doyoung penasaran.

Raina terdiam sesaat kemudian menggelengkan kepalanya, "nanti aja deh. Habisa beres koas baru nyari cowok."

Mereka melanjutkan acara belanja sampai pada barang terakhir. Doyoung mengernyit pelan. "Kok Mama beli timun sih!"

Raina tertawa ringan melihat ekspresi jijik Doyoung pada timun. Padahal kan timun yang Mama Kim beli pasti bukan untuk Doyoung.

"Gak usah dibeli deh," ujar Doyoung sambil mengembalikan timun ke dalam rak.

"Heh! Nanti Mama marah, Kak!" Raina membawa lagi timun tersebut kemudian memasukkan ke dalam troli. Sedangkan Doyoung bergidik ngeri.

"Lo suka?" Tanya Doyoung.

"Suka apa?"

"Timun lah, masa suka gue!" Jawab Doyoung agak ngegas.

"Biasa aja sih. Emang kenapa Kak Doy gak suka sama timun sih?"

Doyoung menatap sejenak timun yang ada di dalam troli kemudian menggeleng pelan, "gak tau. Gak suka aja. Udah yuk langsung ke kasir aja."

Hal yang paling Raina tidak suka saat belanja di supermarket adalah mengantri di kasir. Entah kenapa kadang hal itu membuatnya kesal setengah mati. Doyoung lebih memilih fokus pada ponselnya sementara itu Raina menatap etalase es krim yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Kok diliatin terus?" Tanya Doyoung setelah sadar bahwa Raina terus memperhatikan es krim.

"Oh, enggak."

Doyoung memasukan ponselnya ke dalam saku celana. "Lo mau?" Raina mengangguk. "Ambil aja kalo gitu."

"Enggak deh, uang gue udah habis."

Doyoung kemudian pergi ke etalase es krim dan mengambil dua bungkus es krim rasa strawberry dan Vanilla.

"Pake duit gue aja. Kan udah gue bilang kalo lo mau jajan tinggal bilang aja sama gue," ujar Doyoung setelah memasukkan dua es krim itu ke dalam troli.

"Makasih!" Ucap Raina diakhiri sebuah senyuman yang cukup lebar.

Doyoung menahan kedua sudut bibirnya kemudian mengacak rambut Raina pelan. Senyum Doyoung luntur ketika Raina mendongak menatapnya, begitu pun dengan usapan tangannya di kepala Raina yang mulai memelan.

Pria itu sadar, hal kecil seperti ini bahkan mampu membuat pertahanannya hancur. Bukan si pemeran wanita, tapi hati pemeran pria yang tengah porak-poranda ini.

"Berikutnya."

Lamunan Doyoung buyar saat kasir memerintahkan Doyoung dan Raina untuk segera maju dan membayar belanjaan mereka.

"Habis ini mau nongkrong dulu di cafe gak?" Tanya Doyoung.

"Boleh," jawab Raina sambil memberikan belanjaan pada kasir untuk dihitung.

Doyoung tersenyum senang mendapat jawaban dari Raina. Seolah dia memang crush Raina tanpa embel-embel Kakak. Sekarang Doyoung paham, mengapa cinta dibuat begitu rumit. Seperti kisah cinta Jaehyun dan Sunhwa atau Jaemin dan Junhwa yang tidak dapat dikategorikan berjalan dengan mulus.

Kalau mereka mampu berlayar sampai akhir, maka Doyoung harus menenggelamkan kapalnya sebelum menabrak karang besar. Mencintai adik sendiri adalah hal yang salah. Untuk saat ini, Doyoung hanya ingin menikmati waktu. Sampai mungkin waktu sendiri yang akan melunturkan seluruh perasannya terhadap Raina dan menenggelamkan sedalam-dalamnya pada samudera.

***
TBC

Aduh Doy, baru aja debut di wp gua udah terdeteksi sebagai sadboy:(

Kun 🤝 Doyoung
Persatuan para sadboy

*) Hecting set adalah satu set instrumen yang digunakan untuk menjahit atau merawat luka. Hecting set juga sering disebut set alat rawat luka. Cmiiw. Sumber : mbah google

[✓] Interminable Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang