***
Doyoung menangis untuk kedua kalinya saat melepas saudaranya naik ke atas pelaminan. Pertama saat pernikahan si sulung Gongmyung. Diam-diam dia pergi ke toilet dan menangis setelah acara inti selesai. Dan yang kedua, hari ini. Saat Doyoung menatap betapa cantiknya Raina dibalut gaun putih dari ambang pintu ruangan pengantin perempuan.
Doyoung mengelap air matanya dan berusaha menaikkan kedua sudut bibirnya.
Tidak. Doyoung bukan menangis karena ia masih memiliki rasa, ini benar-benar pure berdasar kasih sayang seorang kakak kepada adiknya. Kalau orang bilang patah hati terbesar seorang adik perempuan adalah saat kakak laki-lakinya menikah, maka dalam kamu Doyoung patah hati terbesar dirinya saat melihat adiknya melangkah ke altar pernikahan dengan lelaki pilihannya.
"Kak Doy!" Panggil Raina penuh antusias saat melihat Doyoung masuk ke dalam ruang pengantin wanita. Doyoung senang sekaligus terharu melihat bagaimana Raina bisa memakai gaun pernikahan itu.
"Cantik banget," puji Doyoung setelah duduk di samping Raina.
"Deg-degan banget. Dulu kakak gitu gak?" Tanya Raina.
"Banget lah. Santai aja, udah makan dulu? Jangan sampai telat loh."
Raina mengangguk pelan, kemudian meletakkan buket bunga yang ia pegang untuk kemudian menarik lengan Doyoung ke dalam genggamannya.
"Kak, makasih yah."
"Untuk?"
"Untuk semua, udah jagain gue, udah sayang sama gue, sekarang udah ada Renjun yang gantiin posisi lo untuk jagain gue. Eh enggak deh, Kak Doy tetep jadi posisi pertama!" Ucap Raina sambil terkekeh pelan.
"Iya, sama-sama. Gue mau lo bahagia, Renjun pria baik. Dia pantes buat gantiin posisi gue buat jagain lo."
"Ikhlas gak?" Tanya Raina pelan.
Doyoung tersenyum, "ikhlas."
"Kak." Raina melepas genggaman tangannya kemudian menatap Doyoung begitu lekat.
"Bahagia yah?"
Doyoung hanya bisa menarik kedua sudut bibirnya sebagai jawaban. Kemudian pergi meninggalkan ruangan itu untuk bersiap pada acara inti.
Iya, Doyoung akan bahagia.
Tapi nanti, kalau semesta mau berdamai dengan dirinya.
***
"Raina! Selamat yah!" Raina menarik pelukan Sejeong yang berlari kecil ke arahnya. Sementara Doyoung melotot melihat kelakuan Sejeong itu.
"Lo lagi hamil kenapa lari-larian?! Nanti bayinya kenapa-kenapa gimana?!" Teriak Doyoung, cukup membuat Sejeong menutup kedua telinganya.
"Orang anaknya juga santai aja, kok lo sewot?" Tanya Sejeong, kemudian wanita itu beralih pada Renjun sambil mengucap selamat serta rangkaian doa agar pernikahannya berjalan dengan lancar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Interminable
Fiksi Penggemar[COMPLETE] "If love cannot be conveyed, then why are hearts and feelings created?"--Kim Doyoung