19. Hello You

150 19 1
                                    

*Ilustrasi Doy-Seje

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Ilustrasi Doy-Seje

***

Kedua lengan Doyoung menyelimuti setiap sisi cangkir putih berisi coklat panas. Iya, lagi-lagi coklat panas yang Sejeong suguhkan untuknya. Lama kelamaan coklat panas bakalan jadi minuman kesukaan Doyoung atau malah minuman yang paling dihindari Doyoung.

Sejeong berjalan mendekati Doyoung, kemudian duduk disampingnya sambil menyisir rambut pria itu. Ya ampun Doyoung malah jadi terlihat seperti anak kecil yang habis mandi. Untungnya Doyoung pernah beberapa kali menginap di rumah Sejeong dan gadis itu sempat menyimpan pakaian milik Doyoung.

"Doy, jadi anak gue aja yuk. Gemes banget!" Ucap Sejeong setelah selesai menyisir rambut Doyoung. Tapi pria itu malah kembali mengacak rambutnya.

"Lo suka banget sama coklat?"

Sejeong mengangguk, "banget. Siapa sih yang gak suka?"

"Sejeong, sakit yah--" Sejeong terdiam menatap Doyoung dari samping.

"Jangan ditahan, Doy. Kalo lo mau nangis ya udah nangis aja. Lo kan cengeng!" Ujar Sejeong.

Doyoung langsung menoleh ke arah Sejeong, "enggak yah!"

"Sesuka itu yah, sama Raina?" Tanya Sejeong pelan. Gadis itu menunduk sambil sesekali memainkan jemarinya.

"Gue juga gak tau kenapa Tuhan kasih perasaan kayak gini ke gue? Kenapa enggak ke lo aja yang jelas-jelas bakalan ada celahnya. Kenapa Raina?--"

"--berulang kali gue lupain, berulang kali gue relain, tapi rasanya sulit banget. Semakin gue ngehindar dari dia malah semakin dia mendekat ke gue. Gue salah apa Sejeong? Kenapa Tuhan hukum gue?"

Sejeong menyentuh pundak kanan Doyoung sambil sesekali mengelusnya pelan. "Lo gak salah, Doy. Gak ada yang salah ketika mencintai seseorang. Kita gak bakalan tau dimana perasaan kita bakalan berlabuh."

"Gue paham gimana perasaan lo sekarang. Gue minta maaf."

Sejeong terkekeh pelan, "kenapa harus minta maaf, Doy? Gue juga gak terbebani sama perasaan gue ke lo? Yang penting lo udah tau dan gue lega karena lo tau. Ada banyak cara buat bahagian orang yang kita sayang, Doy. Gak selamanya memiliki itu jadi hal yang harus kita capai saat kita suka dan sayang sama seseorang. Kalo kata orang, gak selamanya cinta itu harus memiliki."

"Gue egois banget ya."

"Enggak Doy, lo gak egois. Lambat laun lo bakalan paham gimana bahagianya melepas orang yang kita sayang demi melihat dia bahagia. Belum saatnya, Doy. Nanti, sebentar lagi."

Doyoung meletakkan cangkirnya ke atas meja. "Sejeong," panggil Doyoung. "Boleh gue pinjem tubuh lo?"

Sejeong mengernyit pelan. "Pinjem, buat peluk," lanjut Doyoung.

[✓] Interminable Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang