***
Raina hanya mengenal Renjun sebagai teman satu jurusan yang baik. Perhatian, dermawan, pintar, senang membantu, semua yang ada pada sosok Renjun tidak terlihat kekurangannya. Raina sering mendengar kabar kesempurnaan si tampan dari negeri China ini, dan sekarang Raina mengacungkan jempol setuju terhadap kabar yang beredar itu.
"Makan disini mau gak? Sebelum ke tempat lain kita makan dulu," tawar Renjun. Raina menatap sebuah gedung lantai dua yang tidak terlalu besar. Dilihat dari bentuknya, gedung ini mengusung tema Eropa modern. Dan begitu Raina menatap plang yang menempel pada bagian depannya, ia mengerti kalau gedung itu merupakan restoran Italia.
"Boleh, gue ikut lo aja."
Raina dan Renjun keluar dari salam mobil. Dan ya! Ada sesuatu yang belum tersampaikan. Mobil Renjun sangat wangi, dan juga rapih. Semua barang yang ada di dalam mobil tertata dengan rapih. Benar-benar sosok yang sempurna.
Raina dan Renjun memasuki restoran Italia itu, begitu masuk ke dalam mereka disuguhi musik khas Italia dan harum pasta yang menyeruak di seluruh penjuru restoran. Mereka memilih duduk di lantai dua, di balkon lebih tepatnya. Selain menghirup udara segar secara langsung, mereka juga dapat melihat roda kehidupan di kota Seoul yang cukup ramai.
"Mau pesan apa?" Tanya Renjun setelah pelayan memberikan menu. Dilihat dari bagaimana Renjun memilih tempat, memang kelihatannya dia berasal dari keluarga berada. Tentu saja! Orang bilang jurusan kuliah seseorang mampu menggambarkan kondisi ekonomi seseorang.
"Lo sering kesini?" Tanya Raina. Renjun mengangguk.
"Gue sering kesini, sendiri."
Raina membulatkan mulutnya. Gadis itu menutup menu kemudian menyimpannya ke samping meja. "Gue pilih yang menurut lo bakalan cocok sama gue." Renjun tersenyum, dibandingkan dengan kata 'terserah' Renjun lebih nyaman dengan gadis seperti Raina.
"Gue rekomendasiin Lasagna sama Fettucini Alfredo kayaknya bakalan cocok sama lo. Terus minumannya Aperetivo."
Setelah menentukan pesanan, Renjun dan Raina saling terdiam. Raina memperhatikan setiap detail restoran itu, sedangkan Renjun tidak mampu mengalihkan pandangannya pada seorang gadis yang duduk di hadapannya.
"Lo cantik," ucap Renjun. Raina yang tengah menatap ke sekeliling langsung terdiam. Memang Renjun ini orangnya hampir satu tipe dengan Doyoung. Tidak suka basa-basi.
"Habis ini ada tempat yang mau di datengin gak?" Tanya Renjun.
"Gak ada sih, lo?" Tanya Raina.
Renjun terdiam sejenak kemudian kembali membuka suara, "ada sih, cuman yah jauh dari sini. Luar Seoul. Bahkan luar Korea Selatan."
Raina paham dengan sekali Renjun mengatakan kemana tempat yang ingin dia tuju. "Kangen rumah yah?" Tebak Raina.
Renjun tersenyum sambil mengangguk, "jadi orang asing itu gak mudah, Rin. Mau pulang pun rasanya susah. Lo tau sendiri kan kuliah kita gimana sibuknya? Sekalinya pulang juga kayaknya harus nunggu ada libur satu tahun baru bisa pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Interminable
Fanfiction[COMPLETE] "If love cannot be conveyed, then why are hearts and feelings created?"--Kim Doyoung