07. Let

144 25 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Tuk tuk.

Doyoung menghentikan aktivitasnya, kemudian mendongak pelan. "Apa?" Seorang gadis nampak menarik kursi untuk duduk dihadapannya.

"Lo udah dua hari ngejauhin gue, Doy."

Doyoung menaikkan sebelah alisnya, "urusannya sama gue apa?"

Gadis itu nampak memukul lengan atas Doyoung dengan buku yang ia genggam. "Pura-pura amnesia. Lo kan janji mau nemenin gue ke salon!"

Doyoung membuka kacamatanya, "emang kapan gue ada janji kayak gitu sama lo? Mimpi kali!"

"Ya emang sih, tapi lo udah janji sama gue Kim Doyoung!" Ucap gadis itu sedikit menaikan nada bicaranya.

"Kim Sejeong, gue gak punya janji apa-apa sama lo."

Kim Sejeong, mahasiswi satu jurusan dengan Doyoung. Mereka bertemu saat menjabat sebagai staf himpunan jurusan mereka. Tidak dekat, tapi cukup berani jika saling melempar umpatan satu sama lain.

"Ya makanya gak punya gue mau bikin janji sama lo," jawab Sejeong enteng sambil membuka-buka buku yang ia pakai untuk memukul Doyoung tadi.

"Apaan sih lo? Gak jelas banget. Mending lo pergi aja deh, ngerusak pemandangan gue aja."

Sejeong membalikkan tubuhnya, kalau dilihat dari posisi Doyoung duduk tepat di hadapan pria itu hanya ada tembok dan tumpukan buku.

"Lo mandangin buku?"

"Gue lebih milih mandangin buku dari pada lo. Sakit mata gue nanti!"

Sejeong beranjak dari tempat duduknya, bukan untuk pergi tapi pindah ke samping Doyoung. "Udah sana pandangin bukunya."

Doyoung menggeleng pelan, kalau dilihat dari segi penampilan orang-orang akan menebak Sejeong sebagai gadis yang kalem, baik, cantik, dan pintar. Tapi jika sudah kenal lama dan cukup dekat, tidak ada image seperti itu dimata orang lain mengenai Sejeong.

"Lo tau gak sih kenapa gue jomblo?" Tanya Sejeong.

"Gak laku, apa lagi? Lo kalo nanya tuh yang bener. Jangan ngajuin pertanyaan yang udah jelas jawabannya apa."

Sejeong menghela nafas kasar, ucapan Doyoung yang seperti itu memang sudah sering ia dengar. Bagaikan makanan sehari-hari, Sejeong tidak pernah tau bagaimana Doyoung berbicara dengan baik terhadap perempuan.

"Kalo gue punya pacar enak kali yah," ujar Sejeong mulai berangan-angan. Doyoung mematikan laptopnya, kalau sudah ada Sejeong disampingnya tidak akan menghasilkan hal yang baik.

"Lo ngebet banget pengen punya pacar?" Tanya Doyoung.

Sejeong mengangguk antusias, "lo mau gak jadi pacarnya gue?"

[✓] Interminable Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang