Rude!

4.5K 149 13
                                    

"Lepasin gue!"

"Gak!"

"Ini sakit, Jimin!"

Yap! Jiani berada di rumah Jimin tepatnya di kamar Jimin dan diikat dalam keadaan telanjang diatas ranjang cowok itu dengan borgol milik Jimin yang pernah ia pakai dan kakinya sudah ada borgol berbentuk pipa yang akan membuat pahanya makin lebar jika bergerak.

"Lo beneran hamil, Ji?" tanya Jimin mendekat ke arah Jiani sambil memegang penutup mata, vibrator dan ben wa ball. Tunggu, dari mana Jimin mendapatkan ben wa ball itu? Apa dia memesannya? Atau mengambil miliknya?

"Ah..." Desah Jiani lolos dengan mudah saat Jimin memasukan ben wa ball itu di dalam vaginanya.

"Gue nanya lo bukan nyuruh lo ngedesah," goda Jimin sambil menggesek-gesekkan tangannya dibawah sana. Jiani berusaha untuk menahan desahannya agar tidak keluar.

"Ka-kalo misalnya gue hamil gimana?" Bukannya menjawab Jiani memilih untuk bertanya kembali.

"Anak gue atau anaknya Namjoon?"

Jiani membulatkan matanya.

"Maksudhhh lo?" Jiani tidak bisa menahan desahnya, dibawah sana masih ada ben wa ball dan Jimin memainkan klitorisnya sambil mengisap payudaranya.

"Lo hamil anak gue atau Namjoon?" Jimin mengulang pertanyaannya lagi.

"Gue gak ngerti sama omongan lo barusan," ucap Jiani menatap Jimin sayu, bibir bawahnya sengaja ia gigit menahan desahannya.

"Namjoon ngeluarin di dalam?"

"Hah?"

"Jawab gue!"

Jiani berdecak pelan. "Dia gak pernah ngeluarin spermanya di dalam, lo kenapa sih nanya mulu kaya reporter?!" Kesalnya.

"Terus anak siapa yang ada di dalam perut lo?" Tanya Jimin, Jiani menggelengkan kepalanya.

"Gue gak hamil."

"Tadi Namjoon bilang?"

"Bego banget sih lo mau aja dikibulin! Emangnya lo pernah ngeluarin di dalam?" Cetus Jiani membuat Jimin terdiam seketika.

"Pernah," jawab Jimin. Jiani membulatkan matanya sempurna.

"Lo—"

"Itu gak sengaja dan lo masa cepat banget bisa hamil, bukan anak gue. Mungkin Hoseok ngeluarin di dalam pas nge-sex sama lo waktu di birthday party gue." ucap Jimin seenaknya.

"Oh, bagus deh!" ujar Jiani santai.

"Kok bagus?"

"Gue gak mau mengandung anak dari orang brengsek kaya lo!" jawab Jiani sinis.

Plak!

Jimin menampar pipi Jiani sangat kencang hingga sudut bibirnya sobek.

"Lo milik gue, Jia!" bentak Jimin.

Jiani tertawa kecil mendengar perkataan Jimin. "Gue bukan milik lo."

"Lo milik gue!"

"Gue bukan mil— Ahhh..." Jiani menghentikan kalimatnya dengan desahan, Jimin mengeluarkan Ben wa ball dari dalam sana.

Jimin smirk mendengarnya. "Lo ngedesah, lo milik gue. Jia."

"Sshhh aahhh" desah Jiani saat Jimin memasukan dua jarinya dan mengeluar-masukkan jari itu.

Jiani menggenggam erat tali borgol ditangannya, ia ingin berklimaks. Saat ingin keluar, Jimin menghentikannya.

"Keluarin buat gue, Jia." Jimin membuka celananya lalu memasukan juniornya dengan sekali hentakan. "Fuck, ahh masih sempit," desahnya sambil mendongakkan kepalanya ke atas.

I Love a Bad Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang