UN & Sebuah Rahasia

2.2K 132 16
                                    

Hari pertama UN.

Seperti yang dikatakan Hoseok, dia benar-benar memanggil guru untuk Jiani. Gadis itu sedang mengerjakan 50 soal UN yang diberikan oleh Soyeon ssaem, meski jujur kepalanya masih pusing dan sekujur tubuhnya sakit-sakit. Untung Soyeon ssaem orangnya tidak terlalu banyak bertanya dan tidak ingin tahu banget kenapa Jiani harus memanggil guru itu ke apartemennya?

"Udah selesai ssaem," ucap Jiani memberikan kertas jawabannya ke Soyeon. Soyeon hanya meliriknya sekilas dan tersenyum pada Jiani.

Mereka berbincang-bincang sebentar, karena Jiani mengerjakan soal ujiannya dengan cepat dan mereka mempunyai banyak waktu.

"Ssaem tau kenapa kamu bisa seperti ini," ujar Soyeon. Jiani terkejut dalam diam. "Karena Jimin, kan?"

Jiani mengangguk ragu.

"Bisa kita ngobrol seperti teman sebaya aja?" tanya Soyeon membuat Jiani bingung setengah mati. Soyeon memang terlihat seperti seumuran, namun apakah boleh berbicara dengan seorang guru seperti teman sebaya?

Soyeon tiba-tiba saja mengulurkan tangannya. "Nama aku Lee Soyeon, kita seumuran kok jadi santai aja," ucap Soyeon memperkenalkan dirinya.

"Maaf Ssaem, aku gak terbiasa. Tapi kok bisa kita seumuran?" tanya Jiani penasaran.

"Aku lulus lebih awal, aku baru kerja sebagai guru selama setahun," jawab Soyeon. Jiani mengangguk paham.

Soyeon merogoh tasnya mengambil benda pipih berwarna hitam logo apel setengah tergigit dengan 3 kamera yang ada di belakang benda itu. Soyeon membuka ponselnya dan menunjukkan sebuah foto lama pada Jiani.

"Ini—"

"Iya, itu Jimin. Aku sama Jimin dulu punya hubungan spesial di sekolah, aku kakak kelas dia dulu. Aku kelas 12 dan Jimin kelas 11, dia memang brengsek dari dulu dan menghancurkan masa depanku."

"Hah?!" Jiani terkejut bukan main.

"Waktu itu, Jimin mengundangku ke pesta ulang tahunnya. Dengan kurang ajarnya dia memperkosaku," jelas Soyeon membuat Jiani benar-benar syok tak menyangka bahwa bukan hanya dirinya saja, tapi guru berparas cantik itu juga mengalami hal yang sama.

Terdengar Soyeon menghela nafasnya berat. "Dia pergi begitu saja setelah melakukan itu. Tapi, Jimin terus kembali dan pada akhirnya dia menghamiliku."

Anjir, bangsat! - batin Jiani.

"Lo hamil anak Jimin? Terus anaknya giman— eh sorry, kebablasan ssaem." Celetuk Jiani dan langsung ia perbaiki meskipun sudah terlanjur.

"Gak apa-apa, santai aja. Anggap aja kita temen, kalo guru sama murid agak gimana gitu ya bahas ginian," ucap Soyeon membuat Jiani malu banget.

"Terus sekarang anaknya Jimin udah setahun dong?" Soyeon menggeleng menjawab pertanyaan Jiani.

"Gue gugurin anak itu."

Deg!

"Gue gak mau punya anak dari laki-laki brengsek kayak dia. Karena dia masa depan gue hancur dan lebih parahnya suami gue yang sekarang belum bisa nerima gue apa adanya dan nuntut seorang anak dari gue," jelas Soyeon. Jiani terdiam seketika.

"Gue gak bisa punya anak lagi setelah gugurin anak itu."

What the—

Terlihat Soyeon menyeka air mata, Jiani mengusap tangan Soyeon pelan menenangkan gadis itu.

"Suami lo tau masalah itu?"

"Dia gak tau."

"Hm... Aborsi sakit gak?"

I Love a Bad Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang