Pelecehan pertama kali

15.5K 300 0
                                    

Jiani melotot ga percaya orang ini seenaknya menyentuh dada kirinya. Yatuhan, disini ada cctv kan? Tolong gue!

"Lo liat semuanya kan?" Bisik Jimin tempat ditelinga Jiani membuat gadis itu merinding seketika.

"E-enggak! Gue baru dateng mau baca buku" ujar Jiani seberani mungkin walaupun nyalinya ciut dibawah kurungan Jimin.

Benar yang dibilang Hara tentang Jimin, bagaimana bisa ia liat yang seharusnya ga dia liat. Jiani melihat Jimin yang tengah memasukan sosisnya di lubang wanita yang tadi bersama cowok itu, apakah Jimin sering melakukannya juga diarea sekolahan ini?

"Gue tau lo liat, lo mau nyoba juga?" Jiani membulatkan matanya terkejut dengan omongan Jimin. Argh! Kenapa gada orang sama sekali sihh?!!

"Gila lo! Lepasin!" ucap Jiani meninggikan suaranya.

"Lo tau, disini gada cctv satupun dan lo ga bisa apa-apa selama dibawah kendali gue" ucap Jimin lalu menjilat telinga Jiani, cowok itu benar-benar membuat bulu kuduknya merinding.

"Gue rasa cewek lo blm puas, mending lo balik ke dia dan lepasin gue!" Jiani terus berusaha untuk melepaskan tangan Jimin yang mencengkram erat pergelangan tangannya.

"Berarti benar lo liat semuanya, tenang aja dia udh puas kok dan gue blm puas sekarang giliran lo cantik" kata Jimin, cowok itu mulai mendekatkan wajahnya membuat Jiani ketakutan setengah mati.

"L-lo mau ngapain? Jangan macam-macam ya! Tolmpphhh" Jimin membekap mulut Jiani dengan bibirnya sebelum gadis itu berteriak.

Jimin melumatnya kasar hingga membuat Jiani hampir kehabisan oksigen, dirasa Jiani mulai melemas Jimin melepaskan cengkeramannya ia meremas gundukan yang sedari tadi menjadi perhatiannya. Jiani meringis tak sengaja membuka mulutnya memberikan akses untuk Jimin makin liar bermain di bibirnya.

Jimin kesal bermain sendirian, kemudian cowok itu mengangkat tubuh Jiani ala bridal ketempat sebelumnya Jiani melihat Jimin & cewek itu sedang bercinta.

"Lepas! Gue gamau!" Berontak Jiani. Jimin menurunkan tubuh Jiani dan memojokan gadis itu di rak besar berisi buku kamus yang jarang banget dipake oleh murid-murid disekolahan ini.

"Mau atau ga itu bukan urusan gue!" ucap Jimin lalu menyeringai lebar melihat tubuh Jiani yang gemetaran.

Jiani ingin pergi dari sana, tapi Jimin menahannya dan mendorong tubuh Jiani dengan kasar ke rak itu beberapa buku terjatuh untungnya tidak menimpa mereka berdua.

"Lephhh asshhh" berontak Jiani saat Jimin dengan rakus melahap bibirnya yang entah sekarang udah membengkak karena Jimin.

Entah ini Jiani yang terlalu lemah atau emang kehebatan seorang Park Jimin dalam melecehkan perempuan, Jimin mencengkeram pergelangan tangan Jiani hanya dengan tangan kirinya dan meletakkan tangan Jiani diatas kepala gadis itu.

"Mphhh" Jiani menggelengkan kepalanya saat tangan kanan Jimin mulai melepas satu persatu kancing seragamnya.

Jimin melepaskan lumatannya lalu tersenyum miring kearah Jiani yang sedang menutup matanya takut.

"Kenapa lo nangis? Takut?" ucap Jimin mengusap pipi Jiani yg basah.

"Jangan lakuin itu gue mohon" lirih Jiani, dia ga berani membuka matanya sama sekali.

Jimin ga mendengarkannya, Jimin mendekati wajahnya ke gundukan Jiani yg hanya terbalut dengan bra berwarna putih.

"Gue bakalan lepasin lo setelah ini, nikmatin aja" ucap Jimin lalu menenggelamkan wajahnya diantara 2 gundukan yang kenyal dan lumayan besar, lihatlah tangan Jimin ga mampu menutupi dada kanan Jiani sangking besarnya.

"Nghhh" desah Jiani yg tertahan, ia menggigit bibir bawahnya agar suara bangsat itu ga keluar namun usahanya sia-sia saat Jimin mengeluarkan salah satu dadanya dari bra lalu mengisapnya seperti bayi yang kehausan.

"Ahh stophhh shhh" desah Jiani lolos begitu aja, Jimin memainkan dada kanannya, menjilat dan menggigit gemas.

"Desahin nama gue, Lee Jiani" ucap Jimin menyebut nama lengkap Jiani, ia melihat nametag diseragam Jiani yang udah terbuka.

Jimin melanjutkan kegiatan didada Jiani, kini tangannya turun mengelus paha Jiani lalu menyibakkan rok sekolah Jiani.

"Ahh stophh guehh mohonhh" pinta Jiani, ia ga bisa berhenti mendesah karena Jimin terus memanjakan dadanya.

"Kalo lo mau klimaks keluarin aja" ucap Jimin frontal, ia bisa melihat wajah Jiani yg memerah menahan sesuatu. Benar aja blm lama Jimin bilang itu, Jiani mengeluarkan cairan pertamanya.

Tubuh Jiani melemas, Jimin dengan sigap menahan tubuh Jiani. Jimin mengangkat tubuh Jiani dan mendudukkan gadis itu diatas meja didekat sana.

"Baru gini aja lo udah lemas gimana kalo punya gue masuk bisa-bisa mati ditempat kali" ucap Jimin yang diabaikan oleh Jiani.

Jimin melumat bibir Jiani lembut tanpa sadar Jiani membalasnya dan itu membuat Jimin merasakan udh dapet lampu ijo untuk melakukannya lebih.

Tangan Jimin bermain didaerah paha Jiani dan berakhir diarea sensitif gadis itu mengeluarkan desahannya disela-sela lumatan antara mereka berdua.

Tangan Jimin masuk ke hotpants & celana dalam Jiani, basah? Itulah yang Jimin rasain. Udah berapa kali gadis ini mengeluarkan cairannya? Entahlah.

"Nghhh" ringis Jiani merasakan sesuatu yang masuk didalam vaginanya, perih dan ia sekarang meneteskan air mata lagi. Ia tak bisa apa-apa lagi mulutnya disumpal oleh bibir Jimin.

Jimin memasukan 2 jari sekaligus kedalam sana tanpa tau sebenarnya. Jimin menggerakkan tangannya pelan dan teratur, ia melepaskan lumatannya ingin mendengar cewek dihadapannya itu mendesah.

"Ahhh ahhh stophh ithhhh nghhh ahhh" desah Jiani, itu sangat seksi bagi Jimin. Baru ini Jimin mendengarkan seseorang menolak namun mendesah kepadanya, biasanya hanya desahan biasa tak ada penolakan.

Jimin akui cewek itu sangat cantik dan seksi saat seperti ini. Tapi, tunggu! Ia blm pernah melihat cewe ini sebelumnya. Siapa dia?

"Stophhh Parkkhh Jiminhhh" Jimin berhenti saat mendengar Jiani menyebut namanya. Tak lama Jiani berklimaks yg gatau udah keberapa, Jimin menarik jarinya lalu menjilatnya tanpa jijik. Jiani yang melihat itu hanya terdiam dengan mata sayunya, tenaganya hilang entah kemana. Tak lama padangan Jiani gelap.

Jimin melihat Jiani ga sadarkan diri, ia segera menahan tubuh Jiani agar tidak terjatuh.

"Lemah banget sih lo jadi cewek" gerutunya sambil memakaikan Jiani seragam dan membenarkan rok gadis itu, Jimin membawa Jiani pergi dari perpustakaan. Jimin membawanya ke UKS.

I Love a Bad Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang