DIRGA
Gue datang lebih awal ke sekolah. Tapi tetap saja keadaan sekolah sudah tampak ramai, karena ini hari senin. Semua orang akan hadir lebih awal, tentunya.Gue berjalan memasuki kelas dan menemukan Kevin tengah duduk seorang diri, tanpa Jery. Padahal biasa Jery akan mengantar jemput Kevin karena rumah mereka searah, sekomplek lebih tepatnya.
“Jery mana?” tanya gue menoleh ke belakang seraya meletakkan tas dan menarik kursi untuk gue dudukin.
“Gak tau, gue telfonin gak diangkat,”
Brakk!!
Pintu kelas dibuka dengan kasar hingga terbanting keras. Membuat gue dan seisi kelas mengalihkan perhatian ke arah depan kelas.
Itu Axel. Dia menatap gue dan tersenyum muak.
“Lo cari masalah sama gue?” tanyanya di ambang pintu.
“Lo yakin ketua OSIS? Kelakuan kayak preman,” ujar gue meremehkan.
“Ini gak ada hubungannya sama gue sebagai ketua OSIS.” Axel mengedarkan pandangan dan menangkap semua mata tertuju padanya. “Ikut gue,” katanya.
Gue berdiri dan berjalan mengikuti Axel. Sepanjang koridor, semua mata tertuju pada kami. Bagaimana tidak, penjuru sekolah tau hubungan kami gak baik-baik aja karena Vania.
“Mau lo apa? Senang banget cari masalah sama gue,” ujar Axel begitu kami sampai di belakang ruangan komputer, yang terletak di ujung koridor. Jauh dari jangkauan siswa lain.
“Gak salah?” tanya gue yang membuat Axel mengernyit.
“Lo yang datang ke kelas gue marah-marah gak jelas,” jelas gue. “Jadi, siapa yang cari masalah?”
Axel mendecih. “Merasa gak salah banget lo ya?”
Gue mengangguk dan menaikkan alis, “Iya,”
Axel terlihat geram dengan respon gue. Gue bisa lihat tangannya udah terkepal di bawah sana.
“Lo tau gue pernah suka sama Vania kan?”
Gue mengangguk. “Satu sekolah tau, atau satu yayasan mungkin,” gue berujar ringan.
“Dan lo udah ngerebut Vania dari gue!”
Aku terkekeh singkat, “Siapa yang ngerebut Vania dari lo? Dari awal Vania memang gak pernah mau sama lo!”
“Sekarang gue mau ngedekatin Syakira, dan lo mau ngerebut dia lagi dari gue?”tanyanya tanpa menggubris omongan dari gue. “Gue tau lo jalan sama Syakira malam minggu kemarin.”
Bisa dipastikan, Axel dapat kabar ini dari Rio. Karena saat gue dan Syakira berada di parkiran untuk pergi ke kafe, kami bertemu Rio yang baru saja datang ke lapangan tempat konser band malam itu.
“Gue gak ngerebut Syakira dari lo, karena Syakira bukan punya lo. Jelas?”
Gue berbalik ingin beranjak dari sana dan meninggalkan Axel sesaat setelah bel terdengar nyaring, pertanda upacara akan segera dilaksanakan.
“Cukup sekali ya, Dir! Gak akan untuk kedua kalinya!”
Axel menarik kasar lengan gue membuat gue berbalik kembali menghadapnya. Lalu—
Bugh!
***
SYAKIRA
“Yang terlambat perlengkapannya cepat dipakai, baris di sini!”
Aku berlari bersama beberapa siswa yang juga datang terlambat. Barisan kami berada di depan dengan menghadap barisan seluruh siswa. Aku mengambil barisan yang berada di tengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Own Fault of Feeling || [END]
Novela JuvenilDirga memasuki kehidupan Syakira tanpa ijin. Syakira perlahan menerima kehadiran Dirga yang membuat hari-harinya lebih berwarna. Hingga satu hari, Syakira tau perlakuan Dirga selama ini bukan atas kemauan Dirga. Lalu haruskah Syakira menyalahkan D...