SYAKIRA
Kata Mia, kelasnya heboh karena kedatangan Axel pagi-pagi yang mencari Dirga sebelum upacara. Mia dan Karin tidak tau pasti apa masalahnya, yang pasti Axel dan Dirga bersitegang.“Gue perhatiin di kelas tadi pipinya lebam. Es teh kan, Ra?”” ujar Mia yang ku balas dengan anggukan lalu Mia menarik segelas es teh ke hadapanku.
“Sebelum upacara?” tanyaku.
“Iya, Ra,” balas Mia.
Tadi selesai upacara, Dirga menghampiri aku dan Jery. Aku tidak melihat, atau aku memang tidak memperhatikan pipinya yang lebam?
Aku menoleh ke meja yang di tempati Jery dan Kevin, namun tidak melihat keberadaan Dirga.
“Yang batagor siapa?” tanya Karin lalu mengangsurkannya padaku dan Mia.
“Terus Axel gimana, Mi?” tanya Disa.
Mia menggeleng, “Gak tau,”
“Biasa kali cowok berantam,” ujar Karin lalu duduk di sampingku.
“Masalah apalagi ya mereka? Kalau masalah Vania kayaknya gak diungkit lagi,” ujar Disa.
“Syakira, mungkin,”
Aku? Aku juga sempat berpikir begitu tadi. Tapi aku berharap itu salah, semoga saja mereka berantem gak ada hubungannya denganku.
“Mi! Gue gak ikutan ya,” seruku.
“Bisa aja, Ra. Keliatan kalo mereka itu memang—”
“Hai, boleh gabung?” suara Axel membuat Mia menghentikan omongannya. Malah dia terbatuk.
Aku mengerjap. Axel hanya bertanya padaku, padahal kami di sini ada berempat.
“Silahkan,” ujarku. Axel mengambil duduk di sampingku dan Rio duduk di hadapannya, di samping Disa.
“Pertandingan voli mulai hari ini kan, Rin?” tanya Axel.
“Iya, di SMK Bakti Murni sepulang sekolah nanti pembukaan, belum mulai pertandingan,”
“Gue ikut,”
“Mau ngapain, Dis. Mending besok aja nonton pertandingannya,” ujar Mia.
“Gue juga, mau ikut,” ujarku.
“Kan, gue juga terpaksa jadi ikut,” ujar Mia membuat kami terkekeh.
Kami menghabiskan makan dengan hening.
“Tadi pagi telat ya, Ra?” tanya Axel setelah menyingkirkan piringnya.
Aku mengangguk dan menyeruput sisa es teh di gelasku.
“Kenapa gak bilang? Kan gue bisa jemput tadi,”
“Gak papa kok, Xel,” aku menggeleng.
“Rin, ke toilet yuk,” ajak Mia.
“Kenapa gak dari tadi, Mi. Udah mau bel,” ujar Karin dan bangkit dari duduknya.
“Besok mau gue jemput?”
Aku menggeleng cepat, “Gak usah, Xel,”
Aku menarik tangan Karin yang ingin beranjak dan membuatnya kembali terduduk, “Gue aja, gue juga kebelet,”
Aku hanya beralasan, ingin cepat-cepat beranjak dari sana. Entah kenapa aku sedikit gak nyaman dengan keberadaan Axel, aneh dan canggung. Rasanya lebih baik aku bertemu Dirga dan marah-marah. Eh, apa kataku? Tidak! Bertemu Dirga juga gak baik untuk moodku.
Aku beranjak dengan Mia dan berjalan menuju keluar kantin. Sebelum keluar kantin, kami melewati meja Jery dan Kevin, sudah ada Dirga di sana, dan juga, Vania Vania datang bareng Dirga? Entahlah, aku gak memperhatikannya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Own Fault of Feeling || [END]
Ficção AdolescenteDirga memasuki kehidupan Syakira tanpa ijin. Syakira perlahan menerima kehadiran Dirga yang membuat hari-harinya lebih berwarna. Hingga satu hari, Syakira tau perlakuan Dirga selama ini bukan atas kemauan Dirga. Lalu haruskah Syakira menyalahkan D...