Jangan lupa Vote dan Komen!!
Happy reading❤❤❤
-
-
-Suasana pesta baru saja sedikit tenang ketika Alex dan Bara berhasil dipisahkan,dan Lisa, Dian, maupun Raja baru kembali setelah mengejar Amel namun tidak terkejar.
Lisa langsung menghampiri Alex yang sedang ditenangkan oleh Raka dan Dimas.
"Amel kabur waktu ngeliat lo sama Dinka ciuman dan kita gak berhasil nyegah." Ucap Lisa langsung memberitahu, namun anehnya Alex seakan tidak peduli.
"Lex, Amel pergi sendiri, lo gak khawatir apa?" Tanya Dian yang kesal melihat respon Alex yang seperti itu.
"Dia bukan siapa-siapa gue lagi." Ucap Alex tidak peduli, lalu setelah itu pergi meninggalkan mereka semua.
Sedangkan teman-temannya hanya merespon heran dengan sikap Alex.
"Si Alex kenapa?" Tanya Raja kepada teman-temannya yang hanya dibalas dengan gelengan kepala tidak tahu.
"Gue yakin pasti terjadi sesuatu waktu Amel dibawa paksa sama Alex. Apa lagi sehabis itu tiba-tiba Alex berani bales cium si Dinka di hadapan Amel." Ujar Dian curiga dengan sikap Alex yang seperti itu.
"Mending kita cari Amel, gue khawatir banget. Kalian tau kan kalo Amel paling gak bisa pepergian sendiri? Gue takut terjadi sesuatu sama dia." Ucap Lisa yang langsung diangguki oleh teman-temannya.
Namun tiba-tiba saja mereka dihadang oleh Bara untuk menanyakan keberadaan Amel.
Dan setelah diberitahu oleh Raja, Bara pun ikut pergi mencari keberadaan Amel.
🍂🍂🍂
Perlahan kedua mata Amel terbuka pelan, dengan dibarengi dengan rasa sakit pada bagian kepalanya yang tiba-tiba menyerang ketika kesadarannya sudah hampir kembali.
Amel menatap ke sekelilingnya yang terlihat gelap dan berantakan. Ruangan yang seperti gudang barang-barang yang sudah tidak terpakai. Banyak sarang laba-laba di pojokan ruangannya, dan debu di mana-mana. Dan ketika kesadarannya sudah penuh, Amel baru sadar ia berada di atas kursi dengan tali yang mengikat seluruh tubuhnya hingga ia tidak bisa bergerak sama sekali.
Dan seketika rasa takut menjalar ke seluruh tubuhnya ketika Amel yakin kalau dirinya sedang diculik. Rasa takut bercampur sakit pada kepalanya akibat dipukul oleh kayu, membuat Amel langsung menjerit meminta tolong, namun suaranya sangat kecik karena terdapat lakban pada mulutnya.
Amel menangis sekencang-kencangnya, air matanya sudah deras membasahi pipinya. Ia takut, khawatir, dan benci ketika berada di tempat gelap seperti ini. Amel yakin ia sudah pingsan beberapa jam lalu, dan pasti keluarga dan teman-temannya sedang khawatir mencari dia.
Dengan sisa tenaganya, Amel memberontak hingga membuat kursi yang ia duduki bergeser dan menimbulkan suara gesekan yang membuat pintu yang tadinya tertutup seketika terbuka dan menampakkan seseorang dengan baju serba hitam dan menggunakan topeng berjalan ke arahnya.
"Ternyata kamu sudah sadar. Bagaimana? Terkejut? Takut?" Tanya orang itu dengan suara beratnya.
Amel seperti tidak asing dengan suara itu dan membuat tatapannya mengarah penasaran ke lelaki itu.
"Kenapa? Merasa kenal dengan saya?" Tanya orang itu yang menyeringai di balik topengnya.
Mendapat pertanyaan seperti itu membuat Amel semakin memberontak ingin melepaskan diri dan menarik topeng itu hingga ia tahu siapa orang yang ada di balik topeng itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXAMEL (SELESAI)
Teen FictionAMEL si cewe cantik, ceria, polos, yang tentunya cukup pintar. Amel si cewe yang belum pernah atau tidak sama sekali mengerti cinta. yang dia tahu cinta adalah cerita romantis yang dia tidak mengerti, sebuah hubungan rumit yang dijalani oleh 2 sepa...