22. Hutang

2.2K 105 36
                                    

Halloooooo...
Gimana kabar kaliaaannn, baik jangan yaaahhh???

Sebelum baca aku mau nanya dulu bentar. Kalian tipe yang mana kalo punya hutang ke temen?

A. Selalu ingat, tapi gak ada niatan untuk bayar.

B. Selalu ingat, dan selalu dibayar tepat waktu.

C. Pura-pura gak ingat.

D. Atau emang beneran lupa kalo punya hutang?

Okeee silahkan jawab yaawkwk, gak susah kan?

Yaudah yuk, happy reading❤❤❤

Senja sudah menampakkan warnanya sore ini dengan indah untuk menamani Alex dan Amel yang akan pergi menuju sebuah Mall untuk membeli kado ulang tahun Cika. Mereka berdua memang baru pulang sekolah pukul 17:30 WIB, dikarenakan keduanya masing-masing memiliki jadwal latihan. Alex yang latihan basket, sedangkan Amel latihan Dance.

Alex yang saat ini sedang menyetir tiba-tiba melirik ke arah Amel yang sedang menatap ke arah luar kaca. Tiba-tiba Alex menyerahkan sebuah undangan berwarna biru kepada Amel. Amel menoleh lalu menatap ke arah undangan tersebut. "Ini apa, Alex?" Tanya Amel sembari menatap ke arah Alex.

"Undangan." Jawab Alex singkat.

Amel mendengus kesal mendengarnya. "Iya tau ini undangan, maksud Amel ini undangan dari siapa dan untuk siapa?" Tanya Amel.

"Dari Cika,"

"Cika?" Alex hanya diam saja, tidak menjawab.

"Untuk Amel?" Tanya Amel lagi. Dan kali ini Alex hanya bergumam sebagai jawabannya.

Amel pun menerima undangan tersebut dari tangan Alex. Amel membacanya sebentar dan benar saja ini undangan Cika untuk nya. Amel melihat ke arah Alex yang masih fokus mengendarai mobilnya. "Kayaknya Amel gak bisa dateng." Ucap Amel pelan.

Alex langsung melirik ke arah Amel, ia menunggu alasan yang akan Amel lontarkan.

"Ayah apalagi Bunda pasti ngelarang." Ucap Amel memberitahu asalannya.

Lalu setelah itu tidak ada yang bicara lagi. Tapi selang sepuluh menit tiba-tiba Alex mengeluarkan suaranya.

"Lo mau dateng?" Tanya Alex tiba-tiba dengan posisi sepenuhnya mengahadap ke arahnya.

Amel melihat ke arah Alex yang saat ini menatap nya. Amel mengedarkan pandangannya, ternyata mereka sudah berada di parkiran Mall.

Amel menundukkan kepalanya, ia sedikit takut kalau melihat sorot mata Alex dari dekat. "Gak tau, Amel takut." Cicitnya.

Alex yang mendengar jawaban Amel barusan tiba-tiba membasahi bibirnya, sedikit ragu untuk mengatakan ini, tapi selang beberapa detik ia menghembuskan nafas beratnya.

"Gua jagain."

   🍂🍂🍂

Pukul tujuh malam Alex dan Amel baru keluar dari Mall tersebut. Ini karena Amel yang sangat bingung untuk membelikan kado apa untuk Cika, berbeda dengan Alex yang dari satu jam yang lalu sudah menemukan kado untuk Cika.

Dan saat ini mereka sedang dalam perjalanan pulang menuju arah rumah Amel, tapi tiba-tiba ada suara aneh dan memalukan dari perut Amel. Alex yang mendengar itu spontan nengok ke arah Amel dan Amel hanya meringis ketika ditatap Alex.

"Alex, nanti depan komplek situ makan dulu, yuk!" Ajak Amel yang sudah tidak bisa menahan rasa laparnya, karna memang ini sudah waktu nya jam makan malam.

ALEXAMEL (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang