37. Khawatir

948 66 10
                                    

Yuhuuu aku update nihh...

Ada yang kangen cerita ini? Ada yang masih nunggu cerita ini?

Kalau masih, aku mau ucapin makasih sebesar-besarnya:')

Oke, sebelum baca, Vote dulu yuk hehee

Happy reading😘😘😘

Pagi ini tidak seperti pagi-pagi biasanya. Biasa Amel yang akan dijemput oleh Alex namun pagi ini cowok itu tidak menjemputnya karna harus menemui Pak Omay selaku guru olahraga sekaligus pembina yang akan mengurusi turnamen basket yang akan Alex dan anak-anak basket ikuti empat hari yang akan datang di luar kota.

Saat ini Amel sedang menatap ke arah jendela mobilnya yang ditemani oleh Velix sebagai supirnya pagi ini. "Kenapa sih, Dek?" Tanya Velix.

Ya memang kini Velix sedang membiasakan memanggil Amel dengan sebutan 'Adek' atas permintaan Amel seminggu yang lalu ketika mengantarkan Velix cek-up ke rumah sakit dan melihat salah satu pasien yang memanggil adiknya dengan sebutan 'adek' dan karna saat itu mood Amel sedang random tiba-tiba ia meminta Velix untuk menyebutnya dengan sebutan 'adek', dan seperti nya sekarang Velix mulai terbiasa dengan sebutan itu.

Amel menoleh ke arah Velix sebentar lalu menggeleng pelan sebelum menoleh ke arah kaca lagi.

"Lagi PMS ya?"

"Nggak,"

"Terus kenapa? Kok dari tadi diem aja?"

"Gak papa Abang, Amel cuma kangen nyender di pundaknya Alex kalo mau berangkat sekolah gini."

Velix mendengus pelan mendengar jawaban Amel.

"Dasar bucin."

Amel tidak membalas perkataan Velix, karna di dalam hati nya pun ia mengakui kalau dia memang seperti itu.

"Emang si Alex kemana? Tumben gak jemput?" Tanya Velix lagi.

"Dia lagi sibuk ngurusin turnamen basket di luar kota, jadi kek nya seminggu kedepan Alex gak bakal bisa antar-jemput Amel lagi karna sibuk latihan dan ngurusin ini itu."

"Tapi nanti di sekolah kan bisa ketemu."

"Gak bisa, Alex sekarang jam pelajaran atau bahkan jam istirahat pun sibuk latihan."

"Ya jangan sedih gitu dong, harus nya Adek sekarang semangatin Alex nya supaya semangat."

"Tapi... "

"Udah-udah, Adek gak boleh possesif gini ya, kan seminggu doang, habis itu kalian kan bisa bareng-bareng lagi."

Amel menghembuskan nafas pasrahnya. "Iya Abang.. "

Dan beberapa menit kemudian mereka pun sampai di depan gerbang sekolah Amel yang sudah lumayan ramai.

Amel menyalimi tangan Velix sebelum keluar dari mobilnya.

"Belajar yang bener ya, jangan galau terus, harus semangat kalau bisa semangatin pacarnya juga." Nasihat Velix sambil mengacak-acak pelan rambut Amel.

"Iya.. Yaudah Amel masuk dulu ya, Abang hati-hati di jalan, dah.. "

Amel pun masuk ke dalam sekolah nya dan berjalan pelan ke arah kelasnya. Sepanjang koridor tidak sedikit yang menyapa Amel dan Amel pun balas menyapa mereka, tapi tidak dengan cowok-cowok yang menyapa dengan maksud menggoda, Amel akan langsung pura-pura menulikan kedua telinganya.

Sesampainya di kelas Amel langsung memasangkan earphone nya dan merebahkan kepalanya di atas meja untuk mendengarkan lagu sejenak sebelum pelajaran nya di mulai.

ALEXAMEL (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang