16. Stop Bullying!!!

2.6K 110 12
                                    

Halloooooo....

Kalian apa kabar? Baik kan? Harus baik dong, hehe

Gimana? Masih nungguin cerita ini kan?

Makasih yaa untuk kalian yang udah komen selain next, lanjut, dll. Akuuu cinta pembaca seperti itu😘😘😘

Okee dehh ga usah panjang-panjang, yuk langsung aja...
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Eiiittt, VOTE DAN KOMEN dulu dong...
-
-
-
-
-
-
-
Okee happy reading.....

"Jika ditanya apa yang paling aku gak suka di dunia ini, maka aku dengan tegas menjawab PEMBULLYAN! Karna perlu kalian tau, mental seseorang bisa hancur karna perbuatan itu!"

Pagi ini Amel berangkat dengan Velix, karna pagi ini Velix tidak ada jam kuliah, jadi dengan senang hati ia mengantarkan Amel pergi ke sekolahnya.

Amel yang sedang memainkan ponselnya melihat grup kelasnya yang ribut karena akan adanya ulangan harian mendadak dan baru diumumkan subuh tadi, dan Amel cukup bersukur karena memang setiap malamnya ia akan belajar walau tidak ada pr ataupun ulangan, karena menurutnya itu sebuah kebiasaan sebelum tidur.

"Asik banget. Liatin apa sih." Ucap Velix saat di depan sedang ada lampu merah.

"Ini, Amel lagi liatin grup kelas. Pada ribut mau ulhar mendadak." Jawab Amel.

"Terus kamu udah belajar?"

"Udah dong, Amel setiap malam kan belajar." Jawab Amel tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel, tapi saat ini bukan melihat grup kelasnya, melainkan menirimkan spam chat untuk Alex seperti biasanya.

"Pinter." Ucap Velix sambil mengacak-acak rambut Amel pelan.

Ketika Amel ingin membalas chat Lisa, ia tiba-tiba teringat akan pesan Velix kemarin yang meminta kontaknya Alex.

"Oh iya, Bang, kemarin Bang Velix minta nomor Alex buat apa?" Tanya Amel.

Velix tidak langsung menjawab, dia memikirkan Alesan yang tepat untuk menjawab pertanyaa Amel, karna saat ini Velix belum bisa memberitahu semuanya.

"Emm, i-itu Bang Velix cuma minta Alex kembaliin baju Bang Velix yang pas itu dia pinjem, iya kan?"

"Oh iya, ya ampun Amel lupa minta ke Alex. Nanti deh Amel tanya ke Alex baju nya udah dicuci apa belum, kalau belum biar Amel aja yang cuciin, sekalian belajar jadi calon istri yang baik hehe." Ucap Amel ngamplong.

"Sok-sokan calon istri, dijadiin pacar aja belum tentu." Ceplos Velix sambil tertawa.

Amel memanyunkan bibirnya kesal. "Ihhhh... Bang Velix kok ngeselin sih sekarang kayak papah." Protes Amel.

Velix masih tertawa karna melihat ekspresi lucu Amel. "Lagian kamu ini, jadi orang tuh jangan terlalu berharap untuk mencapai langit sedangkan yang di bumi aja belum tercapai."

"Gak papa dong, kan pepatah mengatakan kejarlah mimpimu setinggi langit bukan setinggi bumi." Jawab Amel.

"Emang cita-cita kamu mau jadi istri Alex?" Tanya Velix.

"Salah satunya sih, tapi cita-cita Amel yang utama membahagiakan keluarga, lalu menjadi dokter, setelah itu baru deh nikah sama Alex." Jawabnya dengan cemgiran lebar di akhir kalimatnya.

ALEXAMEL (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang