"Sayang ?"
Wajah Eunseo selalu memerah ketika kata itu keluar dari mulut Juyeon. Ia masih belum terbiasa dan panggilan itu selalu mampu membuatnya malu.
Sialnya Juyeon tidak pernah absen memanggil dirinya dengan panggilan sayang.
Semenjak malam dimana Juyeon mengungkap perasaannya beberapa bulan lalu, sejak itu juga kata Sayang mulai berlaku dari Juyeon untuk Eunseo
"Kenapa ?" tanya Eunseo yang baru saja selesai mencuci mukanya. Juyeon mendekat, memajukan bibirnya lalu memeluk Eunseo. Yang dipeluk menghela nafas pelan, sepertinya ada yang sedang manja.
"Aku kerja" ucap lelaki itu, nadanya terdengar seperti sebuah keluhan.
Eunseo mengulas senyum, membalas pelukan Juyeon dan menepuk-nepuk punggung lelaki itu. "Bukannya itu kewajiban mu ?"
Juyeon masih betah memeluk Eunseo dengan erat, Ia menghela nafas kasar setelah hal itu keluar dari mulut Eunseo.
"Bagaimana kalau kau ikut bersama ku ke kantor ?" tawar Juyeon, Eunseo langsung meregangkan pelukan mereka, menatap lelaki didepannya sambil perlahan mennangkup wajah Juyeon.
"Aku tidak mau ada pemberitaan aneh-aneh" Juyeon terdiam. Eunseo ada benarnya, apalagi dulu dirinya sempat memperkenalkan Eunseo sebagai sekretarisnya. Akan menjadi berita hangat jika tiba-tiba Eunseo muncul lagi dalam keadaan sudah mengandung.
Juyeon akhirnya mengangguk, tanda bahwa Ia menyetujui untuk tidak membawa Eunseo ke kantor. Ia pun lantas berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, sementara Eunseo menunggu sambil menyiapkan perlengkapan yang akan Juyeon gunakan ke kantor, wanita itu memilih duduk setelah menyiapkan pakaian.
Tidak sampai 20 menit, Juyeon sudah selesai dengan kegiatan mandi paginya. Ia tersenyum tipis melihat Eunseo yang sudah menyiapkan pakaian yang akan Ia gunakan, Ia sadar Ia memang tidak salah memilih Eunseo.
Lelaki itu langsung mengenakan pakaian yang Eunseo siapkan untuknya. Setelah selesai, pandangannya perlahan mendapati Eunseo tengah termenung di salah satu sudut ranjang.
Juyeon memiringkan kepalanya dan menatap wanita itu lekat, Ia pun lantas berjalan mendekat dan duduk disini Eunseo.
"Apa ada hal yang menganggu pikiranmu ?" Juyeon mengusap kepala Eunseo, membuat wanita itu cukup kaget dengan hadirnya Juyeon disamping dirinya.
Eunseo perlahan menatap Juyeon lekat, lalu senyuman pun ikut terukir di wajah cantiknya. Dengan gerakan pelan Ia meraih jemari Juyeon untuk Ia genggam.
"Aku beruntung bisa bertemu dengan mu" ucap wanita itu dengan mata yang berkaca-kaca, tangannya masih setia menggenggam jemari Juyeon. "Dunia terlalu banyak mempermainkan perasaan ku selama ini"
Juyeon tersenyum, namun senyum itu terlalu getir rasanya. Tanpa Eunseo perlu bercerita banyak, Ia tahu apa yang wanita itu rasakan. Terlalu banyak kehilangan yang sudah Ia rasakan, terlalu banyak rasa sakit yang selama ini hadir di hidupnya. Juyeon bahkan yakin, kehamilan Eunseo saat ini pun terasa menyakitkan.
"Terimakasih telah mempercayaiku" Juyeon mendekat lalu mencium kening Eunseo. "Luka mu akan aku tutupi, aku akan selalu memelukmu erat Eunseo"
Juyeon menjauhkan wajahnya, tangannya terangkat menangkup pipi Eunseo. "Kau akan jadi yang terakhir bagiku"
"Juyeon, Changmin pernah bercerita kau pernah mencintai seseorang di masa lalu"
Juyeon tersenyum tipis, "tapi sekarang aku mencintaimu"
Eunseo terkekeh pelan. "Jika dia kembali, kau akan tetap mencintai ku kan ?"
◻◻◻
Dua agenda cukup penting sudah Juyeon selesaikan hari ini. Pertama, peninjauan perkembangan pembangunan di daerah Gangnam. Kedua, rapat direksi yang baru saja berakhir.
Juyeon menghela nafas pelan, melihat jarum jam yang berdekat menuju angka 7 malam membuat senyumnya mengembang.
Akhirnya Ia bisa pulang, begitulah kira-kira lelaki itu membatin hingga senyum pun mengembang di wajah tampannya.
Namun baru saja Ia tersenyum bahagia karena memikirkan akan pulang untuk bertemu dengan wanita yang Ia cintai, kepala Changmin muncul dari balik pintu. Juyeon menaikkan sebelah alisnya, kenapa bukan Kevin ?
"Kenapa ?" tanya Juyeon. Changmin lantas masuk tanpa Juyeon minta, menutup pintu pelan sambil menatap sang bos dengan ekspresi yang tidak bisa di tebak.
"Ada yang ingin menemui mu" ucap Changmin tanpa formalitas. Juyeon terdiam sejenak, ada hal pribadi yang cukup serius jika Changmin sudah bicara seperti ini padanya.
"Siapa ?"
"Saran ku agar kau bertemu dengannya langsung"
Juyeon terdiam, menghela nafas berat lalu mengangguk. "Suruh dia masuk"
Changmin lantas keluar. Sementara Juyeon mengulum bibirnya sambil berputar-putar di singgasananya.
Hingga pintu kembali terdengar terbuka, Juyeon yang semula menunduk mengangkat kepalanya perlahan. Ia kembali terdiam, nafasnya tercekat ketika melihat seorang wanita tersenyum tipis padanya di ambang pintu yang baru saja akan ditutup.
"Soojin ?"
Tbc
JUARA 2 YEAAYYYY❤❤❤
Seo Soojin
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Love [✔]
Fanfiction❝𝐟𝐭. 𝐋𝐞𝐞 𝐉𝐮𝐲𝐞𝐨𝐧❞ Kata orang-orang Lee Juyeon itu phobia perempuan. Bagaimana tidak ? Sepanjang menjabat sebagai direktur utama di perusahaan properti milik keluarganya Ia sama sekali belum pernah memiliki sekretaris perempuan. Hingga Cha...