Juyeon tetap melangkahkan Kakinya meski dalam hati yang paling dalam Ia sangat ragu. Sebelum ke kantor, lelaki itu memutuskan untuk pergi ke rumah Ibunya.
Tidak lain dan tidak bukan, tujuannya ke rumah sang Ibu tentu mengenai Eunseo. Setelah hampir susah tidur karena memikirkan hal ini, akhirnya Juyeon sampai pada saat yang cukup Ia takuti.
Memikirkan reaksi Ibunya ketika nanti Ia mengatakan bahwa Eunseo hamil anaknya, dan itu diluar nikah bahkan ikatan antara dirinya dan Eunseo. Bahkan jika kemungkinan terburuk nya sekalipun.
"Juyeon ? Itu kau ?" Juyeon kaget, efek gugup mungkin. Ia menoleh dan mendapati Yoona tengah menyiapkan sarapan. Ah, Juyeon jadi takut membuat masakan enak Ibunya menjadi hambar
Bagaimana ini ?
"Ada apa pagi-pagi kesini ?" tanya Yoona to the point.
Juyeon menggigit bibirnya ragu, "duduk dulu bu" pinta Juyeon. Yoona pun lantas duduk diikuti oleh Juyeon.
"Apa ini hal yang buruk ?" tanya Yoona lagi. Wanita itu seolah tahu hanya dengan melihat ekspresi putranya yang tampak ragu dan takut.
Juyeon menghela nafasnya kasar lalu mengangguk. Ia terdiam beberapa saat hingga tiba-tiba lelaki itu berlutut didepan sang Ibu. Membuat Yoona kaget karena hal yang Juyeon lakukan saat ini.
"Maafkan aku" ucap sambil berlutut, dengan menundukkan kepala juga suara yang bergetar. Juyeon, lelaki itu tidak mampu menutupi rasa bersalahnya yang teramat dalam pada sang Ibu. "Aku... Aku menghamili Eunseo"
Yoona kaget bukan main, mulutnya perlahan terbuka. Pikirannya mendadak kosong, matanya menatap Juyeon tidak percaya. Putra kepercayaannya melakukan kesalahan yang tidak pernah Ia duga sebelumnya.
Tubuh Yoona melemas, ungkapan Juyeon barusan bagai sebuah luka baginya. Rasanya Ia sudah gagal menjadi seorang Ibu.
"Maafkan... Aku, kami-melakukannya... Tanpa sadar" lirih Juyeon susah payah. Perlahan kepalanya terangkat, mengumpulkan keberanian menatap sang Ibu. Air mata pun sama-sama mengalir dari mata Ibu dan anak itu.
Yoona menangis, begitupun Juyeon.
"Juyeon, dimana Eunseo sekarang ?" tanya Yoona disela isakannya.
"Jangan memintaku melakukan hal yang tidak ingin aku lakukan bu" pinta Juyeon, menatap sang Ibu lamat seolah mengatakan bahwa Ia bisa. Ia bisa bertanggung jawab atas Eunseo meski mungkin tidak dengan cara yang benar.
Yoon menggeleng, "dimana Eunseo ?" tanyanya lagi, masih berusaha mencari jawaban.
"Dia sekarang bersamaku, dirumahku" Yoona menghela nafas pelan lalu menyandarkan tubuhnya pada kursi. Ia kecewa sangat, seumur hidup tidak pernah terpikirkan kalau anak sulungnya ini akan melakukan kesalahan sebesar sini. Namun ada setitik rasa lega mendengar Juyeon mengatakan Eunseo ada bersamanya.
Yoona kembali memejamkan matanya frustasi, namun perlahan Ia bangkit tanpa mempedulikan Juyeon sama sekali. Meninggalkan putra kesayangannya dengan tangis perlahan memenuhi rumah itu.
Yoona, wanita itu perlu waktu sendiri untuk memaafkan dirinya sendiri.
◻◻◻
Pagi ini, kedatangan Juyeon ke kantor sudah ditunggu oleh teman-teman sekaligus orang-orang kepercayaannya. Baru saja Ia memasuki ruangan, sudah ada kesepuluh teman-temannya menunggu disana.
"Apa mau kalian disini ?" tanya Juyeon seraya melepas suit abu-abu miliknya, menyisakan kemeja putih dengan rompi senada melekat ditubuh lelaki itu.
"Kau sudah menemukan Eunseo ?" tanya Chanhee. Juyeon membeku, batal duduk karena pertanyaan yang keluar dari mulut mantan sekretarisnya. Perlahan tangannya terangkat menganggaruk tengkuknya, apa Ia perlu mengatakan yang sebenarnya ?
"S-sudah"
"Dimana dia sekarang ?"
Ah, Juyeon benar-benar takut harus mengakuinya, namun Ia pun sadar tidak bisa menutupi hal ini lebih lama lagi.
"Sebelum aku mengatakannya bisakah kalian berjanji untuk tidak memotong pembicaraan ku ?"
Semua mengangguk karena penasaran tentang keberadaan sekretaris Juyeon itu, soal menepati pertanyaan Juyeon, itu urusan belakangan.
Juyeon membasahi bibirnya sejenak, perlahan Ia menarik kursinya lalu duduk sebelum akhirnya Ia akan mengatakan semuanya.
"Eunseo... Ada dirumahku" ujarnya pelan. "Dia-... Hamil"
"MWO!?" Juyeon menghela nafas, Ia sudah menduga akan seperti ini reaksi teman-temannya.
"Hyung! Kau hebat" puji Eric yang terdengar seperti ledekan ditelinga Juyeon. Dengan cepat Jacob yang berada di sebelah lelaki berambut blonde itu memukul lengan Eric.
"Ya! Pabbo!"
"Bagaimana ?" tanya Sangyeon. Kehilangan kata-kata, tidak habis pikir.
Juyeon menyandarkan tubuhnya pada kursi, "Kecelakaan, kami mabuk ketika di Jeju"
"Dan kau baru mengingatnya baru-baru ini ?"
Juyeon tertawa hambar, merasa bodoh. Memutar-mutar kursinya lalu mengarahkan kepalanya. "Ya, aku memang bodoh"
Semua yang berada disitu terus menginterogasi Juyeon. Dan tanpa mereka tahu, ada salah satu dari mereka yang sangat sakit mendengar semua cerita Juyeon.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Love [✔]
Fanfic❝𝐟𝐭. 𝐋𝐞𝐞 𝐉𝐮𝐲𝐞𝐨𝐧❞ Kata orang-orang Lee Juyeon itu phobia perempuan. Bagaimana tidak ? Sepanjang menjabat sebagai direktur utama di perusahaan properti milik keluarganya Ia sama sekali belum pernah memiliki sekretaris perempuan. Hingga Cha...