Juyeon benar-benar tidak membiarkan Eunseo kembali tidur di kamar nya sendiri semenjak malam itu. Sejak malam dimana mereka berdua tidur satu ranjang, Eunseo tidak boleh tidur sendiri lagi.
Entah posesif atau apa, Eunseo rasa Juyeon terlalu berlindung dengan kata-kata Seulgi untuk menjaga dirinya. Ucapan Seulgi yang mengatakan bahwa Eunseo mulai sekarang tidak boleh sendiri selalu menjadi alasan Juyeon jika Eunseo ingin tidur sendiri.
Seketika membuat Eunseo menyesal masuk ke kamar Juyeon malam itu.
"Juyeon ?"
"Kau belum tidur ?"
Juyeon memasuki kamar sambil membawa segelas susu untuk Eunseo. Kalau tadi Eunseo sudah tidur, ya mau bagaimana lagi. Namun untung saja wanita itu belum tertidur.
"Kau minum susu itu ?"
Juyeon menggeleng, "Ini untukmu"
Eunseo membulatkan netranya ketika Juyeon duduk disampingnya lalu memberikan segelas susu itu. Tidak pernah sampai berpikir kalau Juyeon akan sedetail ini memperhatikan dirinya.
"Aku bisa membuatnya sendiri"
"Apa gunanya aku ? Aku yang akan membuatkan untukmu" lengan lelaki itu terangkat kemudian mengelus rambut Eunseo dengan lembut.
Eunseo pun lantas meraih gelas dari tangan Juyeon, menggenggam gelas dengan kedua tangan dan meminumnya sampai habis. Sungguh, Juyeon tidak mampu menutupi senyumnya melihat Eunseo.
Juyeon langsung mengambil gelas itu lagi dari tangan Eunseo, kemudian meletakkannya di nakas samping ranjang.
Keduanya seketika saling bertatapan, saling melempar senyum dalam diam. Membiarkan sebuah rasa yang tiba biasa menjalar dalam hati masing-masing.
"Eunseo, aku pernah bertanya padamu apa kau mau menikah kan ?" Eunseo menutup mulutnya, tampak berpikir sejenak kemudian mengangguk perlahan.
Tentu Ia ingat, hari dimana Ia berpikir Juyeon akan melamarnya.
"Aku juga pernah bilang kalau kita akan mengurus si kembar bersama, apa kau ingat ?"
Mata Eunseo berkaca-kaca. Sedikit kesal karena Juyeon kembali mengungkit hal yang mungkin tidak akan terjadi.
"Aku ingat" ucap Eunseo kemudian menyeka air matanya yang sedikit lagi akan jatuh.
Juyeon terkekeh pelan melihatnya, Ia menghela nafas pelan kemudian mendekat pada Eunseo, meraih kedua tangan wanita itu lalu menciumnya.
Eunseo ? Dia kaget bukan main.
"Menikahlah denganku" ucap Juyeon kemudian menatap Eunseo sangat lekat. Mata Eunseo semakin berkaca-kaca, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. "Aku mencintaimu"
Tangis Eunseo pecah, mimpi buruk tentang masa depan anak-anaknya runtuh seketika, Ia dapat melihat ketulusan dari mata Juyeon. Hari ini Juyeon tidak main-main kan ?
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Love [✔]
Fiksi Penggemar❝𝐟𝐭. 𝐋𝐞𝐞 𝐉𝐮𝐲𝐞𝐨𝐧❞ Kata orang-orang Lee Juyeon itu phobia perempuan. Bagaimana tidak ? Sepanjang menjabat sebagai direktur utama di perusahaan properti milik keluarganya Ia sama sekali belum pernah memiliki sekretaris perempuan. Hingga Cha...