Juyeon tersenyum tipis melihat Soojin yang sudah duduk ditempat yang Ia siapkan. Gadis itu bertambah cantiknya menggunakan gaun dan Juyeon belikan untuknya, ditambah sinar rembulan yang menyinari rooftop.
Begitupun Soojin membalas senyuman lelaki itu, apalagi ketika melihat buket bunga Daisy kesukaannya yang Juyeon bawa untuknya.
"Untukku ?" tanya Soojin seraya menatap penuh arti bunga Daisy itu. Dengan gerakan pelan Juyeon mengangguk.
Soojin sangat ingat, bunga Daisy lah yang dulu Juyeon gunakan untuk mengungkapkan perasaan padanya. Ia terkekeh pelan, sudah lama sekali rupanya.
"Tumben sekali kau mengajak ku keluar seperti ini ?" tanya Soojin ketika Ia baru saja duduk didepan Juyeon, sesekali gadis itu menoleh ke arah kiri dan kanannya.
"Memangnya tidak boleh mengajak pacarku sendiri makan malam bersama ?" tanya Juyeon balik.
Soojin tersenyum malu, lalu terkekeh, "Baiklah, tentu boleh"
Juyeon masih tersenyum menatap Soojin, membuat netra keduanya otomatis bertemu. Dengan gerakan pelan Juyeon meraih jemari Soojin yang tak jauh darinya, menggenggam kemudian mengelusnya lembut.
"Aku mencintai mu" ungkap Juyeon, masih dengan matanya yang sedikitpun tidak lepas menatap Soojin.
"Aku juga"
"Ayo menikah"
"Hng ?"
Juyeon melepas genggamannya, meraih sebuah kotak dari dalam jasnya kemudian membuka kotak kecil itu dihadapan Soojin.
Soojin menatap Juyeon tidak percaya. "J -Juyeon ?"
"Aku mencintaimu, kau juga kan ?" lima tahun berpacaran Juyeon rasa bukanlah waktu yang sebentar untuk meyakinkan dirinya untuk memutuskan bagaimana hubungan Ia dan Soojin ke depannya.
Dan Ia rasa memang inilah saatnya untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Meski mungkin usia keduanya baru 22 tahun.
Sebuah cincin di dalam kotak yang barusan Juyeon buka cukup menjadi bukti betapa serius dirinya dengan gadis itu.
"Kau mau, menikah dengan ku ?"
Soojin, Ia rasa Ia tidak perlu banyak berbicara perihal semua ini. Lima tahun baginya juga sudah lebih dari cukup untuk yakin bahwa Juyeon lah orang yang Ia cintai, Ia rasanya.
Dengan senyum yang merekah dari bibir merahnya. Soojin mengangguk, dan saat itu jugalah Juyeon ikut tersenyum dan menyematkan cincin di jemari gadis yang Cintai.
Juyeon hanya mampu menghela nafas pelan melihat Soojin yang kini duduk didepannya.
Meski tidak terlalu suka dengan kedatangan Soojin, Juyeon tidak mampu menampik bahwa matanya sesekali tetap saja ingin melihat wajah wanita yang dulu sangat Ia cintai itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Love [✔]
Fanfiction❝𝐟𝐭. 𝐋𝐞𝐞 𝐉𝐮𝐲𝐞𝐨𝐧❞ Kata orang-orang Lee Juyeon itu phobia perempuan. Bagaimana tidak ? Sepanjang menjabat sebagai direktur utama di perusahaan properti milik keluarganya Ia sama sekali belum pernah memiliki sekretaris perempuan. Hingga Cha...