"Kau yakin disini? Ini terlalu dekat?"
"Dia pasti akan mencari ku jauh-jauh, dia tidak akan tahu kalau aku bahkan tidak jauh dari rumahnya"
"Bagaimana kalau Juyeon hyung tahu?"
"Dia tidak akan tahu hyunjun"
Sunwoo dan Hyunjun hanya bisa menghela nafas pelan ketika Eunseo mengambil alih Sooha dari gendongan Sunwoo.
Ya, kedua bawahan Juyeon itu membantu Eunseo pergi dari rumah. Entah apa yang merasuki hingga mereka berdua mau membantu Eunseo menjalankan ide gila ini.
Lelaki bermarga Kim itu sedikit khawatir, Ia yakin ada masalah diantara Eunseo dan Juyeon, namun Juyeon tidak tahu. Jadi itulah bisa menjadi alasan Eunseo pergi bahkan sampai berani meminta bantuan padanya.
Ia menghela nafas berat, rasanya seperti sedang berkhianat pada atasan. Tidak mungkin juga Ia harus ikut campur urusan rumah tangga orang bukan ?.
"Noona, jika kau butuh bantuan cari saja kami"
Ucap Sunwoo ketika Ia dan Hyunjun hendak pamit pulang. Di ambang pintu, Eunseo melihat kedua lelaki itu yang hendak pergi kembali ke kantor.
"Baiklah, kalian hati-hati"
Kedua lelaki itu lantas pergi setelah berpamitan, benar-benar meninggalkan Eunseo bertiga dengan kedua anaknya di sebuah flat kecil yang tidak jauh dari rumah Juyeon.
Ya, Eunseo pergi dari rumah tepat setelah Soojin pulang dari rumah Juyeon. Mengantarkan sebuah undangan pernikahannya dengan lelaki yang ditulis dalam undangan itu bernama Park Seonghwa.
Namun di sudut itu yang membuat Eunseo tidak mengerti. Bersama dengan datangnya sebuah undangan, datang pula sebuah kardus berukuran sedang. Poin yang membuat Eunseo marah adalah banyaknya kenangan antara Juyeon dan Soojin di dalam kotak itu. Surat, foto dan banyak lagi hal yang berhubungan dengan masa lalu mereka.
Sampai membuatnya kalap dan pergi dari rumah. Padahal pernikahan hanya tersisa kurang dari empat hari lagi.
Eunseo harap Juyeon tidak menemukannya, dia butuh waktu sendiri, bahkan meski harus mengurus si kembar sendiri.
◻◻◻
"Eunseo sayang! Aku pulang"Juyeon berteriak kecil ketika Ia memasuki rumah, merentangkan tangannya yang seolah siap memeluk jika Eunseo mendatanginya. Namun bukan Eunseo yang Ia temui, melainkan Saerim yang berlari kecil dengan raut wajah panik.
"Tuan! Nona Eunseo pergi dari rumah"
Juyeon mengernyit, berusaha memahami ucapan Saerim yang tiba-tiba saja seperti mimpi buruk baginya. "Eunseo ? Pergi ?"
Masih dengan raut wajah takut dan panik, Saerim mengangguk. "Sooha dan Jooha ada dirumah kan ?"
Mimpi buruk itu kembali datang, ketiga gelengan samar tampak daripada Saerim.
"AARRGGHHHH" Juyeon berteriak keras dengan penuh emosi. Pernikahan akan digelar beberapa hari lagi Eunseo pergi, dia gila?
Apa wanita itu tidak mencintai Juyeon?
Lelaki bermarga Lee itu mengacak rambut frustasi. Ia lantas berlari menuju lantai atas, masuk ke dalam kamar, berusaha mencari Eunseo.
Namun nihil, Ia tidak menemukan Eunseo dikamar yang mereka berdua tempati. Alih-alih Eunseo, adanya adalah sebuah kotak berukuran sedang terletak diatas kasur. Juyeon mendekat lalu membuka kotak itu.
Surat, foto serta barang-barang yang dulu pernah Ia berikan pada Soojin. Juyeon mengernyit, bertanya-tanya bagaimana barang-barang itu ada dikamarnya.
Menghela nafasnya kasar, Juyeon meraih kotak itu lalu menghempasnya dengan keras ke lantai.
"BODOH!" rutuknya yang entah untuk siapa. Lelaki itu kembali mengacak frustasi rambutnya. Ia duduk di atas kasur sambil menutup wajah dengan kedua tangannya.
Benar-benar berdiam diri, mencoba mengontrol emosinya. Setelah merasa sudah lebih baik, Juyeon meraih ponsel, mencoba melacak keberadaan Eunseo dan kedua anaknya.
Namun kembali, itu tidak membuahkan hasil. Rasanya Juyeon ingin menangis kalau sudah seperti ini.
"Eunseo, kau kemana hm?" racaunya pelan. "Jangan buat aku khawatir"
Eunseo membawa si kembar, sendiri. Itulah point yang membuat Juyeon semakin frustasi dan tidak habis pikir.
Namun perlahan Juyeon mampu menyimpulkan, Eunseo pergi karena barang-barang barusan. Dia yakin itu. Barang-barang yang berisikan ungkapan bagaimana cinta seorang Lee Juyeon pada Seo Soojin di masa lalu.
Sungguh, Juyeon benar-benar tidak mau Eunseo pergi, cukup dulu Ia pernah kehilangan saat Ia sudah benar-benar jatuh cinta, Ia tidak mau ini terjadi lagi. Lebih-lebih kini ada Jooha dan Sooha diantara mereka.
Dan sekarang, Juyeon sadar kalau Ia tidak bisa berdiam diri. Ia lantas bangkit berdiri dan meraih ponsel yang Ia simpan di atas nakas. Namun urung karena sebuah amplop yang di mata nya tampak seperti surat.
Lebih tepatnya ada surat di dalam amplop putih itu.
Juyeon meraihnya, membuka dan mengeluarkan selembar kertas yang ada didalamnya.
Ia mulai membuka lipatan kertas yang dipenuhi tulisan, yang membuatnya sadar itu adalah tulis tangan Eunseo.
Tbc
Ada yang baru nih bund
Jangan lupa baca note yaa, cek paling bawah
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Love [✔]
Fanfiction❝𝐟𝐭. 𝐋𝐞𝐞 𝐉𝐮𝐲𝐞𝐨𝐧❞ Kata orang-orang Lee Juyeon itu phobia perempuan. Bagaimana tidak ? Sepanjang menjabat sebagai direktur utama di perusahaan properti milik keluarganya Ia sama sekali belum pernah memiliki sekretaris perempuan. Hingga Cha...