26. Give Love

450 83 3
                                    

"Eunseo ?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eunseo ?"

Eunseo baru saja menutup pintu kamarnya, hendak kedapur untuk makan siang. Namun sebuah suara yang jarang Ia dengar perlahan memenuhi telinganya. Membalikkan badan, ada seseorang yang tidak Ia duga ada didepannya saat ini.

"N-nyonya Lee ?" Yoona, wanita paruh baya itu tersenyum meski Eunseo tampak kaget melihat kedatangannya siang ini.

Ya, Eunseo mendadak cemas ketika melihat Yoona ada dirumah. Eunseo   tidak peduli jika mungkin akan diusir, namun bagaimana jika hal yang lebih buruk ? Dipaksa untuk menggugurkan kandungannya misalnya ?.

"Bagaimana kabarmu ?"

Eunseo terbelalak sejenak mendengarnya, namun Ia berusaha menetralkan kembali ekspresinya. "Saya baik"

"Aku ingin berbicara berdua denganmu, apa kau bisa ?" Eunseo terdiam sejenak, sungguh tidak mungkin jika Ia menolak, apalagi Yoona tampaknya ingin berbicara hal yang serius dengan dirinya, bahkan sampai rela-rela datang kerumah anaknya untuk berbicara dengan  Eunseo.

"Bisa nyonya, mari ku buatku anda minuman"

"Tidak usah" sela Yoona cepat lalu menahan lengan Eunseo saat wanita itu hendak turun ke bawah. "Ke kamarmu saja, kita bicara disitu"

Masih dengan rasa cemasnya Eunseo   pun mempersilahkan Yoona masuk. Sangat tidak enak hati rasanya, Yoona bahkan lebih berhak atas rumah ini namun Eunseo seolah seperti tuan rumah. Keduanya pun duduk disebuah sofa yang memang sudah tersedia dikamar itu.

"Juyeon apa kabar ?" tanya Yoona tepat setelah Ia mendudukan dirinya diatas sofa. Eunseo tampak berpikir sejenak, jika Yoona bertanya soal kabar Juyeon, itu artinya mereka sudah lama tidak saling menghubungi ?

Eunseo semakin merasa bersalah dibuatnya.

"Juyeon baik" ungkap Eunseo yang membuat senyum terbit dari wajah cantik Yoona. "Nyonya, aku minta maaf" ucap Eunseo tiba-tiba.

Yoona, wanita paruh baya itu menatap Eunseo   cukup lekat, perlahan tangannya terangkat mengelus bahu  Eunseo   . "Maaf membuat hubungan mu dengan Juyeon jadi tidak baik"

"Aku memang kecewa padanya, aku juga kecewa padamu" Yoona mengusap bahu  Eunseo, wanita yang tengah hamil lantas itu menatap Ibu Juyeon dengan tatapan bersalah. "Tapi aku sadar itu bukan salah kalian sepenuhnya" lanjutnya.

Awal Yoona  tahu hal ini dari Juyeon sendiri, tidak Ia sangkal bahwa Ia memang cukup kecewa. Minkyu bahkan sampai bingung harus bagaimana menghadapi Ibunya yang hingga dua hari tidak berbicara. Namun perlahan Yoona sadar, bukan hanya dirinya, Eunseo yang mengandung mungkin tidak kalah stress dari dirinya.

"Mulai sekarang panggil aku Ibu, jangan Nyonya"

"Tapi -"

"Ku mohon" pinta wanita itu lalu perlahan menggenggam tangan  Eunseo. "Mulai sekarang aku juga Ibumu, kau bisa datang padaku jika ingin bercerita"

Eunseo, Ia menangis ketika Yoona menggenggam tangannya, setelah sekian lama Ia merasakan kembali bagaimana rasanya memiliki seorang Ibu, seseorang yang selalu mendukungnya bagaimanapun keadaan. Yoona yang menjadi terharu pun lantas memeluk tubuh Eunseo.

"Barusan Minkyu menelponku" Yoona melepas perlahan pelukannya pada tubuh Eunseo, "Juyeon mengatakan anak kalian kembar, apa itu benar ?"

Eunseo mengangguk ragu, tidak mungkin juga jika dia berbohong sementara Juyeon sudah mengatakan yang sebenarnya. "Ya, mereka kembar, aku baru menyadarinya"

"Jaga mereka baik-baik, jaga juga Juyeon"

◻◻◻

Juyeon pikir, tidak berbicara sama sekali dengan Eunseo itu biasa saja. Namun nyatanya, Ia perlahan terlalu terbiasa dengan wanita itu, membuatnya merasa gelisah karena hari ini harus pergi dinas keluar kota.

Jarum jam menunjukkan pukul 4 pagi, namun lelaki itu sudah bangun bahkan sudah siap untuk perjalanan dinasnya kali ini. Pesawat berangkat jam 6, masih ada dua jam lagi sebelum Ia pergi nanti.

Keluar kamar, mata Juyeon langsung tertuju pada pintu kamar yang ada didepan kamarnya. Tidak mau pergi dengan perasaan cemas, Ia pun memutuskan untuk mencoba membangunkan  Eunseo, membuang jauh-jauh egonya.

Dengan gerakan pelan lelaki itu menekan gagang pintu kebawah dan terbuka. Juyeon menghela nafas lega ketika  tahu pintu tidak dikunci.

Dengan hati-hati Juyeon melangkah masuk, mendapati Eunseo masih tertidur di atas ranjangnya, membuat Juyeon mengulas senyum tipis lalu melangkah mendekat. Bahkan tanpa pikir panjang duduk di sisi ranjang yang Eunseo   tiduri.

Juyeon masih tersenyum sambil memperhatikan wajah cantik Eunseo   yang tidur dengan tenang. Seketika terbesit rasa bersalah dalam diri Juyeon, melihat kandungan Eunseo yang semakin membesar, fakta bahwa Eunseo   mengandung anak kembarnya, dan fakta Ia tidak bisa bertanggung jawab dengan benar atas Eunseo.

Bayang-bayang masalalu bagaimana Ia kehilangan orang yang Ia cintai masih saja terus datang. Rasa trauma nya terlalu besar sampai membuat Juyeon takut mencoba menerima Eunseo lebih dalam.

Perlahan, tangan Juyeon mulai mengelus rambut panjang Eunseo, mengelus selembut mungkin agar wanita itu tidak bangun.

"Apa aku mencintaimu ?" lirih Juyeon, "atau hanya karena kau mengandung anakku ?"

Juyeon menghela nafasnya pelan, kembali menatap Eunseo dengan lekat. Lalu dengan pelan mencoba mendekati wajahnya ke wajah Eunseo, lebih tepatnya kening.

Dan sebuah ciuman manis di pagi hari pun mendarat di kening Eunseo. Ciuman yang mungkin mampu mengobati Juyeon dari rasa rindunya nanti jika merindukan Eunseo.

"Ya, aku rasa aku mencintaimu"

Tbc

How To Love [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang