"Jadi kau tidak pulang kerumah siang ini ?"
"Aku istirahat di kantor saja, tak apa kan ?"
Bersalah, itu yang Juyeon rasakan ketika menerima panggilan Video dari Eunseo. Ini mungkin yang kedua kalinya dalam minggu ini Ia mengingkari janjinya pada wanita itu.
Terlihat diseberang sana Eunseo menghela nafasnya, Juyeon tahu pasti wanita itu kecewa. "Mianhe"
"Gwenchana" jawab Eunseo, tersenyum tipis pada Juyeon dengan sedikit Ia paksakan.
"Aku makan siang dulu, kau jangan lupa makan oke ?"
Eunseo masih tersenyum tipis, wanita itu mengangguk pelan kemudian mematikan sepihak panggilan Video. Giliran Juyeon yang menghela nafas pelan, Ia yakin pasti wanita itu tidak akan mau berbicara dengannya jika pulang nanti.
Ia akhirnya memutuskan keluar ruangan dan berjalan menuju kantin karena sudah berjanji dengan Hyunjae dan Younghoon.
Dari memasuki kantin, Juyeon dapat melihat kedua lelaki itu sudah berada lebih dulu disana. Ia lantas mempercepat langkahnya, kedatangan lelaki itu pun disambut senyuman oleh kedua sahabatnya.
"Sudah pesan makanan ku ?" tanya Juyeon pada Hyunjae ketika Ia baru saja duduk.
"Sudah, kau tenang saja" jawab Hyunjae lalu menepuk-nepuk bahu Juyeon.
Kedua rekan Juyeon sebenarnya sedikit penasaran, beberapa hari belakangan Juyeon jadi lebih sering tersenyum, dia juga jadi jauh lebih ramah dari sebelumnya.
"Bagaimana, Eunseo ?" tanya Younghoon yang sedikitpun tidak merusak senyuman Juyeon. Bahkan lelaki itu semakin melebarkan senyumannya.
"Baik, aku sudah melamarnya" ungkap Juyeon, sontak membuat senyum merekah dari bibir Younghoon dan Hyunaje. Sudah dari lama mereka memberi saran pada lelaki itu untuk melamar Eunseo, namun rupanya baru Juyeon berani lakukan sekarang.
"Jadi kapan kalian akan menikah ?"
Juyeon melirik Hyunjae, tampak berpikir sejenak sebelum Ia menjawab. "Setelah semuanya tenang, mungkin tiga atau empat bulan lagi"
Jelas lelaki itu yang membuat Younghoon dan Hyunjae. Tak lama setelahnya, Juyeon kembali berbicara.
"Hyung, aku kemarin bertemu Soojin"
Mata Hyunjae baru saja akan berbinar melihat pesanan yang mereka yang datang, namun batal karena Juyeon berkata bahwa Ia bertemu Soojin.
"Sungguh ? dimana ?"
"Dia datang ke kantor"
"Eunseo tahu ?" tanya Younghoon yang seketika membuat Juyeon diam kemudian menggeleng pelan.
Jangankan tahu soal bertemu Soojin, bahkan Eunseo tidak tahu bahwa wanita itu adalah orang yang dulu sangat Juyeon cintai. Juyeon menggelengkan kepalanya pelan, Ia belum berani memberitahu Eunseo soal Soojin.
Perlahan, Juyeon akhirnya menggeleng. Seketika membuat Younghoon dan Hyunjae menepuk jidat mereka sedikit frustasi.
"Aku lapar! Lebih baik kita makan sebelum makanan kita dingin" Juyeon memilih mengalihkan pembicaraan. Ia perlu waktu untuk memberitahu Eunseo soal Soojin.
◻◻◻
Tok tok
Juyeon lantas melirik ketika mendengar ketika dari pintu ruangannya. Ia yang semula tengah membaca laporan langsung mengubah posisi, dan tepat saat itu terlihat Sunwoo memasuki ruangannya.
"Desain yang anda minta minggu lalu" lelaki itu menyerahkan map biru pada Juyeon, map yang berisi desain proyek baru yang akan mereka buat di daerah Gangdong dalam waktu dekat.
Juyeon tersenyum tipis, "Terimakasih"
Sunwoo membalas senyuman Juyeon, hingga tak lama Ia memutuskan untuk berbicara. "Ada yang ingin ku katakan pada mu"
Juyeon menatap Sunwoo cukup lekat, "Ada apa ?"
Sunwoo mengulum bibir, mengehela nafas pelan untuk memberanikan diri memberitahu Juyeon. "Aku menyukai Eunseo Noona"
"Ara" sahut Juyeon cepat yang lantas membuat Sunwoo terdiam dan langsung bertanya-tanya. "Kau berpelukan dengannya didepan rumah ku bukan ?"
Sunwoo seketika panik, ingin menyesal namun Ia sangat menikmati pelukan Eunseo kala itu.
"Maaf, aku merebutanya dari mu"
Lelaki bermarga Kim itu pikir Juyeon akan marah, bahkan sempat berpikir Juyeon akan meninjunya. "Aku hanya ingin memberitahu mu soal itu hyung, aku jadi lebih tenang sekarang"
"Aku harap kau menjaganya dengan baik" lanjut Sunwoo seraya tersenyum kecut.
Ya, Sunwoo rasa Ia memang bukan untuk Eunseo. Ia juga yakin kalau Juyeon dan Eunseo sudah saling jatuh cinta sekarang. Tak apa, Ia rela asal Eunseo bahagia.
"Gumawo" ucap Juyeon tulus. "Terimakasih telah mempercayai ku"
Sunwoo mengangguk pelan lalu akhirnya memilih meninggalkan ruangan Juyeon. Lelaki itu lega akhirnya karena telah memberitahu pada atasannya. Ya, setidaknya Ia tidak diliputi rasa bersalah.
Juyeon tersenyum tipis melihat kepergian Sunwoo, sebenarnya dia juga sudah curiga pada lelaki itu, caranya memperlakukan Eunseo dan memeluk Eunseo memang berbeda.
Lagipula, jatuh cinta pada sosok Eunseo bukanlah hal yang salah, menurutnya itu wajar.
Lelaki bermarga Lee itu lantas mulai mengemasi barang-barangnya. Namun disela merapikan kertas-kertas, ponselnya berbunyi, tertera jelas nama Saerim disana.
"Halo bibi" sapa Juyeon lebih dulu, belum ada jawaban Namum terdengar sedikit rusuh diseberang sana. Belum lagi tiba-tiba suara Eunseo yang berteriak cukup keras, yang seketika membuat Juyeon kaget dan panik.
"Bibi!?"
"Tuan, nona Eunseo kontraksi"
Tbc
Lahiran nda ni ? Kalau nda kita tunda dulu wkwk
Canda, masa kan lahiran di tunda😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Love [✔]
Fanfiction❝𝐟𝐭. 𝐋𝐞𝐞 𝐉𝐮𝐲𝐞𝐨𝐧❞ Kata orang-orang Lee Juyeon itu phobia perempuan. Bagaimana tidak ? Sepanjang menjabat sebagai direktur utama di perusahaan properti milik keluarganya Ia sama sekali belum pernah memiliki sekretaris perempuan. Hingga Cha...