Tenshi-san 3

258 50 0
                                    

"Sakura, sudah ada Naruto, nih. Turun dulu."

"Hai, Okaa-san!"

Sakura menguap dan merenggangkan otot-ototnya. 'Naruto-baka itu ada di sini. Aku harus cepat-cepat.'

Ia beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Angin dingin berhembus saat ia membuka pintu kamar mandi, membuatnya menggigil. 'Kenapa bisa ada angin?' ia melihat ke sekitarnya dan tidak menemukan asal angin dingin itu berasal kecuali dari ventilasi kecil yang terletak di dinding atas.

Sakura menyentuh kuduknya saat ia berjalan mendekati cermin kamar mandi, merasakan sesuatu baru saja bergerak di belakangnya. Sakura melihat ke pantulan cermin. Tidak ada siapa-siapa di sana. Sambil menghela napas, Sakura mencuci wajahnya.

Matanya langsung terbelalak kaget begitu ia mengangkat wajahnya. Seorang wanita berdiri di sebelahnya, wanita yang dilihatnya di rumah Tenten. Sakura menahan napasnya dengan ketakutan dan langsung berbalik untuk melihat apakah memang ada seseorang di sekitarnya. Hanya dirinya sendiri di kamar mandi. Tapi begitu Sakura melihat ke cermin, wanita itu masih ada di sana—menatapnya dengan matanya yang hitam karena darah kering.

Suara Sakura tercekat di tenggorokan, saat wanita itu mengulurkan tangan ke arahnya. Tiba-tiba sebuah tangan terulur dari dalam cermin, tangan yang berupa tulang dibalut kulit putih pucat dengan kulit mengelupas seperti kertas.

"TIDAAAKKK!"

"Sakura-chan!"

Sakura mendengar suara Naruto memanggilnya dari bawah diikuti suara langkah kaki. Tangan itu semakin dekat ke arah Sakura, dan Sakura langsung mundur menuju pintu kamar mandi. Tapi tiba-tiba tubuhnya terasa membeku.

Dari dalam cermin, wanita itu bergerak keluar. Dengan kedua tangannya, ia menyentuh wastafel dan menarik tubuhnya keluar, sambil mengeluarkan suara ringkihan. "Sa...kit... Sssaaa... kittt..."

Sakura tidak bisa berteriak.

Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka. "Sakura-chan! Kau—"

Naruto mematung saat melihat sosok wanita itu. Wanita yang dilihatnya di pantulan kaca mobil Gaara dan di kaca rumah sakit. Langsung saja ia meraih tubuh Sakura dan memeluknya, untuk melindunginya, sambil berlari keluar kamar mandi sementara wanita itu hampir berhasil keluar dari dalam cermin.

Naruto menahan pintu dengan tubuhnya dan pintu mengeluarkan suara debuman-debuman dari dalam.

Suara itu menghilang saat Kizashi dan Mebuki muncul di kamar Sakura, "Sakura! Ada apa, pagi-pagi, kok sudah teriak-teriak?"

Naruto akhirnya yang harus menjelaskan saat Sakura masih ketakutan, "Ano, tadi ada kecoak di dalam sana, Mebuki-obasan. Makanya Sakura-chan berteriak karena ketakutan."

"Hmm. Begitu, ya. Berarti sudah saatnya aku membeli obat kecoak."

"Sudahlah. Pikirkan saja nanti. Sakura, Naruto, ayo cepat ke bawah. Sarapannya nanti dingin."

"Kalian duluan saja, oji-san, oba-san." Naruto masih memegang tubuh Sakura agar gadis itu tidak jatuh lemas. Sambil mengusap lembut bahu Sakura, ia berbisik ke telinga gadis itu, "Sakura-chan, kau sudah baik-baik saja."

Uncommon Case of Uzumaki NarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang