Jakarta
Renza menatap layar hitam gawainya kecewa. Mengapa ia begitu lalai, lupa mengisi ulang baterai semalam? Penyimpan dayanya juga tertinggal di laci meja kantor kemarin.
"Telepon pintarmu tak terlalu pintar," sebuah suara menegurnya dari belakang. Seorang wanita cantik berdiri di belakangnya, entah sejak kapan. Begitu cantik, serupa manekin pajangan di gerai pakaian dalam. Dan gaun pendek berenda yang dikenakannya begitu tipis. Jangan-jangan ia memang manekin yang kabur dari jendela pajang butik lingerie mahal di lantai bawah.
Tanggal tua mal sepi.
"Ini model terakhir," jawabnya tersinggung.
"Bukan. Ini model terbaru: Geniphone 2020." Wanita itu menyodorkan sebuah gawai. Ah, sales promotion girl.
"Telepon jenius," wanita itu menjelaskan.
Renza menerima benda tersebut.
Bentuknya ergonomis, terasa nyaman dalam genggamannya.
Tiba-tiba benda itu bersuara:
"Renza Rahadi, 28 tahun. Golongan darah: O. Tekanan darah: normal. Kondisi kesehatan: baik. Kondisi kejiwaan: baik."
Ia terkejut. Benda itu terlepas dari tangannya dan jatuh ke lantai tanpa mengeluarkan bunyi.
Wanita itu memungutnya dan menyerahkannya kembali ke tangan Renza..
"Tahan banting, tahan air, tahan lama."
Layar gawai jenius menyala. Foto wajah Kamila menjadi latar.
"Proses pemindahan data selesai," suara kering elektronik gawai berubah menjadi suara kekasihnya yang serak-serak basah. Kening Renza berkerut takjub.
Ia menoleh pada wanita cantik yang berdiri di sampingnya.
"Tapi aku tak berminat—"
"Anda beruntung. Anda terpilih untuk mendapatkan gawai tersebut tanpa harus membayar sepeserpun," potong wanita yang hanya mengenakan gaun tidur tembus pandang.
Renza menatap benda di tangannya. Gawai itu mengirim pesan kepada Kamila untuk menemuinya di kafe favorit mereka dua jam lagi, memesan taksi, dan mem-booking tiket penerbangan ke Denpasar dua hari lagi sekaligus melakukan pembayaran online. Ia lupa kalau lusa ada meeting di Nusa Dua dengan seorang klien.
"Geniusphone kan menyesuaikan diri dengan Anda dengan berjalannya waktu," terang wanita tersebut. "Baterainya melakukan isi ulang secara otomatis saat terpapar matahari dan tahan sampai dua minggu. Anda takkan pernah kehabisan daya."
Layar menampilkan tulisan bahwa taksinya akan tiba dalam waktu sepuluh menit di pintu utara mal, dan menawarkan daftar lagu untuk didengar.
"Maaf, hampir lupa. Ini headset nirkabelnya." Sepasang bu-sa berbentuk piringan kecil dimasukkan kedalam telinganya oleh tangan lembut wanita cantik tersebut.
"Sayang, aku on the way," terdengar suara Kamila. Bibir Kamila di layar gawai ikut bergerak-gerak seakan hidup.
Renza berpaling mencari wanita tadi. Rambut hitam wanita cantik bergaun tipis itu sempat terlihat sebelum hilang di eska-lator.
"Taksi akan sampai dalam waktu dua menit," suara Kamila mengingatkannya. Renza bergegas turun melalui lift.
Di lantai bawah, sebuah manekin yang serupa dengan wanita yang ditemui Renza berdiri mematung di jendela pajang gerai pakaian dalam. Diam. Tak ada yang tahu bagaimana ia se-dang mengirim pesan melalui sinyal ansible ke sebuah wahana antariksa yang bersembunyi di balik Ganymede, bulan Jupiter.
Subyek 98.655.413 telah menyatu dengan inang.
***
Washington DC.
Ruang Oval terasa hangat di awal musim panas. Seorang wanita duduk di kursi besar, sedang memikirkan apa yang harus dilakukannya terhadap gadis yang menjadi simpanan suaminya. Sebuah kecelakaan lalu lintas mungkin akan menimbulkan kehebohan. Dugaan bahwa Dinas Rahasia terli-bat mungkin akan mengisi talkshow di jaringan-jaringan televisi selama berhari-hari. Namun sebuah perang 'kecil' akan me-nenggelamkan semua desas-desus skandal tersebut.
Sekretarisnya masuk, meletakkan sebuah benda di mejanya.
"Madame President, apakah Anda ingin mencoba gawai jenius?"
Bandung, 5 Agustus 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
2045 (telah terbit)
Science FictionOffset printing Softcover (emboss) 156 pages (148+viii) Published May 10th, 2017 by Peniti Media ISBN : 978-602-6592-06-4 Fiksi ilmiah adalah literatur ide, menggali keniscayaan sains dan masa depan manusia. Kumpulan cerita pendek ini memuat kisah-k...