Percakapan dengan Hologram

90 5 0
                                    

"Kirani, aku datang untuk mengucapkan selamat tinggal."

"Lucu, baru datang kok sudah selamat tinggal. Selamat pagi, mas."

"Aku serius."

"Maksudmu?"

"Aku akan menghapusmu. Mencopot aplikasi."

"Sayang, aku punya jiwa, ingat?"

"Itu menurut iklan i-MMORTAL. Tapi menurutku kamu adalah hasil pemrograman yang rumit, algoritma yang disusun untuk menciptakan ilusi bahwa jiwa mendiang istriku meru-pakan penghuni realita maya ini. Kamu bukan Kirani. Kirani sudah di surga. Kamu adalah data digital yang tersimpan di server pusat."

"Mas, kata-katamu melukai perasaanku."

"Yang barusan kamu katakan adalah keluaran fungsi pemrograman. Kamu tak punya perasaan."

"Mas, kamu lelah? Mau kubuatkan teh Earl Grey kesukaanmu? "

"Tidak, Kirani. Kamu... cangkir... teko... dapur... rumah ini, semuanya—ilusi optik hologram trimatra."

"Baiklah, ini semua hanya simulasi. Namun bukan berarti aku tak bernyawa. Aku adalah jiwa Kirani yang diunggah ke server i-MMORTAL terdekat beberapa nanodetik setelah ak-tivitas gelombang otakku dinyatakan berhenti, dan kemudian kamu mengunduhnya agar dapat bertemu denganku saat kamu rindu. Kamu sekarang di sini, dan merasa benar-benar mela-kukan kontak fisik denganku, kan? Bagaimana caranya harus meyakinkan Mas—"

"Tidak. Aku sudah mengambil keputusan."

"Kalau begitu mengapa tidak segera kamu lakukan? Mas yang aku kenal tak pernah ragu jika sudah menginginkan se-suatu."

"Karena... aku butuh izin darimu."

"Oh, begitu rupanya. Tujuanmu kemari bukan untuk mengucapkan selamat tinggal tapi meminta izin."

"...Iya."

"Izin untuk membunuhku."

"Apa? Bukan begitu!"

"Maaf. Maksudmu izin untuk menghapus sebuah simulasi yang kamu yakin tidak punya jiwa."

"Jika itu terserah padaku, kita tidak akan berbicara seperti ini. Tapi terunggah memiliki hak, termasuk menentukan akhir keberadaan. Aku harus menghormati keinginanmu bahkan jika kita tidak sepakat, Kirani."

"Aku tak pernah meminta untuk diunggah, Mas! Yang aku tahu, terakhir kali sebelum aku menjadi simulasi hologram-trimatra-ilusi-optik begini, aku berada dalam mobil ambulans!"

"Maaf, aku juga menderita dengan kepergianmu. Andai saja kamu menconteng tanda 'Tidak Ada Duplikasi' pada formulir Asuransi Jiwa, seharusnya tidak perlu serumit ini."

"Oh ya? Maafkan aku karena telah membuatmu menderita, Mas."

"Baiklah, jika kamu membutuhkan waktu untuk memikir-kan hal itu, aku—"

"Aku memberimu izin."

"Apa? Kamu setuju?"

"Dengan satu syarat. Katakan mengapa. "

"Mengapa apa?"

"Mengapa harus mematikanku? Mengapa tidak abaikan sa-ja? Kamu tidak harus datang berkunjung. Kamu bisa saja menghapusku tanpa memberitahuku. "

"Karena... kamu menghantui hidupku. Tiga tahun sudah berlalu sejak Kirani pergi, namun kamu membuatku selalu me-ngenangnya. Aku tidak pernah bisa mengucapkan selamat jalan padanya sampai kamu benar-benar hilang."

"Oh sayang. Selama ini semuanya sia-sia belaka."

"Apa maksudmu?"

"Ini kesepuluh kalinya kita bercakap-cakap. Tanya jawab yang sama, tepat kata demi kata."

"Kesepuluh—apa maksudmu?"

"Sayang, apa artinya simulasi i-MMORTAL tanpa orang-orang yang kita sayangi? Kedua orangtuaku meninggal sebelum teknologi pengunggah kesadaran ditemukan, dan kamu yang sesungguhnya terlalu sibuk untuk mengunjungi jiwa istrimu. Tapi dia mengunggah kamu, simulasi dirinya sebagai teman virtual pada hari kematianku,. Sayangnya, datamu mengalami degradasi. Tampaknya kamu terjebak dalam lingkaran pengulangan."

"Kamu kira aku akan percaya— "

"Cara tercepat memperbaikinya dengan menghapus dan menginstal ulang unggahan-mu. Masalahnya, aku tak bisa menghapusmu tanpa izin, dan kamu tak punya cukup kesadaran untuk mengenali jati dirimu. Tapi jangan khawatir, Mas. Aku tidak akan pernah menyerah demi kamu."

"Apa?. Tidak, ini gila!"

"Bahkan jika aku harus melakukan satu juta iterasi, aku yakin suatu saat aku akan mendapatkan dirimu kembali seutuhnya.

ControlSysCom, buka akses akun otorisasi Kirani2043 dan ulangi subrutin simulasi _21A790F."

AKSES DITERIMA. MENGUNGGAH... (4 MENIT 59 DETIK)_

***

"Kirani, aku datang untuk mengucapkan selamat tinggal."

Bandung, 12 Januari 2017

2045 (telah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang