4. kuda tanpa kepala

93 14 0
                                    

KUDA itu seakan-akan hendak menerjang ke arah mereka, menembus asap!

Sementara Pete dan Jupiter sudah berpaling hendak lari. Bob dan Diego berlari-lari menyongsong mereka. Lebih jauh ke belakang, Paman Titus, Pico, Leo Guerra, dan Porfirio Huerta bergegas menyusuri jalan setapak.

Kuda itu tidak berkepala!" seru Pete panik. Lari! Ada hantu!

Bob berhenti berjalan. Ia mendongak, memandang kuda hitam serta penunggangnya yang nampak di balik asap. Matanya melebar.

Jupe, Pete, itu kan cuma— katanya. Diego terbahak-bahak.

Itu kan patung Cortes, Teman—teman! katanya dengan geli. karena asap, kelihatannya seperti sedang bergerak!

Tidak mungkin! seru Pete. kuda pada patung kalian kan ada kepalanya!

Kepala?" Diego terkejut. He, kepala kudanya tidak ada! Ada yang merusak patung kami! Pico!

Aku juga sudah mellhatnya, kata Pico, yang saat itu tiba bersama rombongan selebihnya. kita periksa saja!"

Beramai-ramai mereka naik ke atas bukit yang terseluburig asap itu, mendatangi patung yang terbuat dari kayu. Badan kuda serta penunggangnya dipahat secara kasar dan kayu gelondongan, sementara tungkai, lengan, pedang, serta pelana dibuat sendiri-sendiri lalu disambungkan ke bagian tubuh. Kudanya dicat hitam, dengan tambahan warna merah dan kuning.Itu warna-warna lambang Kastilia, kerajaan Spanyol zaman dulu. Bagian punggung kuda di bawah pelana diberi warna-warna, untuk menunjukkan bahwa di situ ada selubung penghias.

Penunggangnya juga dicat hitam keseluruhannya, kecuali jenggot yang diberi warna kuning, mata biru, serta hiasan warna merah pada pakaian perangnya. kesemua warna itu sudah pudar.

Dulu patung ini setiap kali diberi lapisan cat baru, kata Diego menjelaskan, tapi sementara ini sudah cukup lama juga kami tidak sempat merawatnya. kurasa kayunya kini pasti sudah lapuk."

Kepala patung kuda itu, tergeletak di tengah rumput di dekat kakinya. Mulutnya yang terbuka dicat merah, juga sudah pudar. Pico menuding sebuah bejana berat dari logam yang terletak di dekat situ.

Tempat bahan kimia pemadam api itulah yang menyebabkan kepalanya terpental. Rupanya terjatuh dari pesawat terbang atau helikopter sewaktu melintas di atas patung ini.

Pete berjongkok, untuk mengamat-amati kepala yang terlepas itu. Potongan kayunya panjang, dan merupakan sebagian besar dari leher pula. Bekas patahannya mulus. kepala maupun leher berongga sebelah dalamnya. Kelihatannya pembuat patung itu hendak mengurangi bobot kayu, sebelum memasangkannya ke tubuh kuda:

Nampak sesuatu menonjol sedikit dari ujung bagian leher. Pete merogoh ke dalam, lalu menarik benda itu ke luar.

"Apa ini? tanyanya.

"Coba kulihat," kata Jupiter. Diambilnya benda yang terbuat dari kulit itu. Benda berbentuk tabung pipih panjang dan dengan tambahan-tambahan yang terbuat dari logam yang sudah tidak mengkilat lagi.

"Kelihatannya seperti sarung pedang, kata Jupiter lambat-lambat, sambil memperhatikan. "Cuma— "

Cuma rongga di sebelah dalamnya terlalu besar," kata Bob mendului. "Pedang pasti longgar letaknya dalam sarung seperti itu.

Lagi pula, tidak ada bagiannya yang untuk digantungkan ke ikat pinggang, kata Jupe menambahkan.

Coba kulihat kata Pico, sambil mengambil tabung kulit itu. Kemudian Ia mengangguk. Jupiter benar, tapi untuk sebagian saja. Ini memang untuk tempat pedang, tapi bukan sarungnya. Ini pembungkus pedang dan sarungnya sekaligus, untuk melindungi pedang yang berharga apabila tidak sedang dipakai. Bungkus ini sudah kuno juga kelihatannya.

(26) TRIO DETEKTIF: MISTERI KUDA TANPA KEPALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang