16. Lumpur Longsor!

52 12 0
                                    


KEEMPAT remaja itu lari dari jalan setapak yang penuh belukar menuju ke jalan tanah yang becek, lalu berhenti. Mereka memandang ke kiri dan ke kanan dengan napas tersengal-sengal. Mereka bingung, tidak tahu harus lari ke mana!

Jika kita terus lari di jalan ini." kata Pete, mungkin orang-orang itu sudah berhasil mengejar sebelum kita sampai di jalan besar!

Kalau kita naik ke atas punggung bukit, mereka pasti akan melihat kita! kata Bob.

Lari melintas waduk juga tidak bisa, kata Diego menambahkan, "karena pasti dihanyutkan air yang begitu deras melimpah!

Keempat remaja itu berdiri dengan sikap bingung di tengah jalan, diguyur hujan lebat.

Di belakang mereka, ketiga koboi yang mengejar berlari membabi buta merambah belukar, sambil saling mengumpat dan marah-marah kanena terhalang teman.

Terdengar jelas suara galak pria berambut hitam yang bernama Cap, menyuruh kawan-kawannya terus mengejar.

Cepat! seru Pete. Kita coba saja menuju ke jalan besar!

Jangan! bantah Jupiter dengan tegas. Masuk ke arroyo, ke ujungnya, dekat bendungan! Orang-orang itu pasti yakin kita takkan lari ke sana! Jadi ke sanalah kita lari!

Tanpa membuang-buang waktu lagi, keempat remaja itu lari ke dalam lekukan dalam itu. Mereka bergerak sambil berpegangan ke sisinya, agar jangan sampai terbenam dalam air yang sudah hampir memenuhi tempat yang biasanya selalu kering itu. Dilindungi sisi yang terjal serta semak belukar lebat, mereka bergerak menuju bendungan.

Di atas kepala, terdengar bunyi sepatu-sepatu berat berlari di tengah lumpur jalanan. Dengan cepat keempat remàja itu merapatkan tubuh ke tebing arroyo. Jantung mereka berdebar-debar. Sedikit pun mereka tidak bergerak, bersembunyi dalam perlindungan belukar tebal. Mereka mendengar suara kasar ketiga orang itu berbicara sambil marah-marah, nyaris tepat di sebelah atas kepala mereka!

Ke mana mereka lari tadi? Licin sekali anak-anak itu!

Menurutmu, mereka benar-benar berhasil menemukan kunci-kunci itu?

Itu sudah pasti! Buktinya mereka lari, dan kita tidak berhasil menemukan kunci- kunci itu di dalam gudang!

He, Cap! Jangan-jangan mereka lari ke bendungan!

Janganlah setolol itu, Goblok! Anak kecil saja pasti tahu, bendungan itu mustahil bisa diseberangi dalam keadaan seperti sekarang ini. Pakai otakmu, Tulsa!

Mereka tidak ada di punggung bukit sebelah sana itu, jadi mestinya lari menuju jalan besar. Ayo, kita kejar!

Anak-anak yang bersembunyi mendengar derap sepatu-sepatu berat berlari di tengah lumpur, ke arah jalan besar yang terletak di balik hacienda Alvaro.

Keempat remaja itu tetap menunggu dalam arroyo.

Mereka sudah pergi, kata Bob akhirnya, dengan perasaan lega.

Kalau begitu sebaiknya kita juga pergi saja, kata Diego. Kita tidak bisa terlalu lama bersembunyi di sini."

Tapi pergi ke mana? tanya Pete. Ke jalan besar, ada orang-orang itu. Bendungan tidak bisa diseberangi, karena terlalu besar risikonya. Dan kalau menunggu terus di sini, kapan-kapan ketiga orang itu pasti akan kembali lewat sini lagi.

Mungkin, kata Jupiter, di dekat-dekat bendungan ada tempat di mana kita bisa bersembunyi, sampai sudah bisa dipastikan bahwa mereka sudah benar-benar pergi. Dan jika di sana sama sekali tidak ada kemungkinan untuk menyembunyikan diri, kita seberangi bukit rendah itu, lalu dengan berlindung di belakangnya kita menyelinap ke sisi punggung bukit di sebelah sana dan bersembunyi di belakang Puri Nasar. Di arroyo ini tidak aman, karena sewaktu- waktu ketiga orahg itu pasti menengok ke bawah. Dan jika itu terjadi, kita pasti langsung ketahuan.

(26) TRIO DETEKTIF: MISTERI KUDA TANPA KEPALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang