HARI Minggu pagi hujan masih terus turun, tapi tidak lebat lagi. Hanya rintik- rintik saja. Diego meminjam sepeda dan mantel hujan dari keluarga Emiliano Paz, lalu pergi ke kota. Ia berjumpa dengan Jupiter di depan gedung Perhimpunan Sejarah, sekitar tengah hari.
Bob saat ini sedang mencari-cari di perpustakaan, kata Jupiter, "sedang Pete berhasil mendapat izin khusus yang diusahakan oleh ayahnya untuk memeriksa peta-peta di Kantor Agraria Daerah.
Kita pasti berhasil menemukan Puri Nasar," kata Diego dengan mantap. Aku yakin!
Keduanya bergegas masuk ke gedung. Di dalam nampak orang-orang sibuk bekerja atau membaca pada meja-meja yang tersedia di ruangan-ruangan tenang yang penuh dengan rak-rak buku. Asisten ahli sejarah yang kemarin juga kelihatan sibuk. Tapi sambil menunjukkan ruang peta pada Jupiter dan Diego, Ia masih sempat mengatakan, Ada orang lain yang juga menaruh minat pada dokumen- dokumen keluarga Alvaro. Orangnya tidak jauh lebih tua dari kalian, bertubuh kurus tinggi. Ia kelihatannya berminat khusus pada kertas-kertas yang kaubuat fotokopinya, Jupiter. Tentu saja aku tidak mengatakan apa-apa padanya."
Itu Skinny! kata Jupiter, ketika Ia dan Diego sudah agak jauh dari asisten itu. kegiatan kita rupanya benar-benar menggelisahkan hatinya.
Itu pasti karena Ia tahu bahwa kalian berhasil menemukan berbagai benda berharga dalam menangani kasus-kasus selama ini, kata Diego, dan kini ia khawatir, kalian juga akan menemukan harta dalam membantu kami.
"Ya, mudah-mudahan saja, kata Jupiter. Tapi waktu kita yang tersisa tidak banyak.
Tidak ada orang dalam ruang peta yang mereka masuki. Mereka menemukan kurang lebih lima puluh lembar peta buatan sekitar tahun 1846. Beberapa di antaranya merupakan peta daerah, sedang yang lainnya khusus menampakkan kawasan Rocky Beach saja. Tapi Puri Nasar tidak tertera pada satu pun dari sekian banyak péta itu.
Ini ada peta khusus dari tanah pertanian Alvaro saja," kata Jupiter. Lihatlah, betapa luas tanahnya waktu itu! kata Diego dengan nada sedih.
Tapi di sini pun tidak ada Puri Nasar!
Dan cuma inilah peta-peta yang berasal dari masa Don Sebastian."
Baiklah, kata Jupiter. Ia tidak begitu gampang menyerah. Kalau begitu kita teliti setiap peta Rocky Beach, tidak peduli betapa barunya peta itu! -
Atau tua! kata Diego.
Perhimpunan Sejarah ternyata tidak banyak menyimpan peta buatan zaman sekarang. Sedang yang berasal dari masa sebelum tahun 1840-an juga hanya sedikit. Dan Puri Nasar tidak ada pada satu pun dari peta-peta itu. Akhirnya Jupiter dan Diego terpaksa kembali ke kantor Trio Detektif di pangkalan barang bekas, dengan tangan hampa.
Mungkin Bob atau Pete bisa menemukan sesuatu, kata Jupiter berharap.
Diajaknya Diego ke kantor dengan melewati jalan masuk utama, berupa pipa besar yang menjulur di bawah tumpukan barang-barang bekas yang membukit dan berujung pada sebuah pintu tingkap yang terdapat di lantai karavan. Karavan itu sendiri tidak nampak dari luar, karena terlindung tumpukan barang bekas.
Jalan masuk ini kami namakan Lorong Dua, kata Jupiter menjelaskan, sementara ia merangkak di depan Diego, menyusur lubang pipa yang besar. Kecuali ini masih ada lagi beberapa jalan lain. Tapi ini yang paling sering kami pakai, sementara yang lain-lainnya untuk keperluan mendesak.
Wah! seru Diego kagum, ketika ia muncul lewat lubang tingkap ke dalam karavan. Ia melihat berkeliling, memandang meja tulis, pesawat telepon, mesin ketik, rak-rak arsip, peralatan elektronik, kamar gelap tempat mencuci foto, kandang-kandang burung, patung-patung yang terbuat dan bahan gips, serta segala perkakas dan cenderamata lainnya yang dikumpulkan oleh Jupiter serta kedua kawannya, hasil kegiatan mereka selaku penyelidik selama itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
(26) TRIO DETEKTIF: MISTERI KUDA TANPA KEPALA
Science FictionKemana kepalanya? bukan manusia berkuda tanpa kepala, apalagi manusia berkuda tanpa kuda. kalo itu hantu tanpa kepala! jadi manusianya ada, kudanya tidak ada kepala. ALIH BAHASA BY AGUS SETIADI EDIT& CONVERT BY faRID ZE DJVU BY ZONADJADOEL