•
•
•"TARA!" teriakan melengking dari seorang gadis berambut sebahu membuat Tara memberhentikan langkahnya.
"Ini beneran lo?" Gadis tadi memutar-mutar tubuh Tara membuat sang empu pusing dibuatnya.
"Siapa ya?"
"Lo enggak ngenalin gw? Wah parah lo ra." ucap gadis tadi mendramatisir.
"Gw Naya, temen lo yang paling baik hati."
"Oh."
Naya melebarkan matanya mendengar respon Tara yang terkesan biasa saja.
"Anjing lo!" ditempelengnya kepala Tara membuat Tara mengaduh.
"Gw kan amnesia jadi enggak inget lo siapa." jelas Tara sambil berjalan menuju kelas.
"Amnesia beneran? Gw kira tante mona boong."
"Eh bentar kayak ada yang beda, woow tumben seorang Tara engga pake bedak yang tebelnya 5 cm terus mana gincu lo yang merah kayak makan ayam mentah itu?" cecar Naya membalikan badan Tara agar menghadap dirinya.
"Apasih." Tara melepaskan tangan Naya yang mencengkram bahunya.
"Ra jawab ra, tumben banget lo enggak pake make up." Naya berlari mengejar Tara yang sudah berada jauh didepannya.
"Lagi pengen aja." jawab Tara asal.
"Idih."
🪨🪨🪨
"Ayo kantin ra, sebelum kehabisan baksonya mang didit." Ditarik lengan Tara agar bangkit dari duduknya.
Tara berdecak melihat kelakuan teman pemilik tubuh ini, bisa-bisanya dia awet berteman dengan orang yang cerewet dan nyebelin.
"Kenapa ga sendiri aja sih, gw males." Tara menatap malas tangannya yang ditarik-tarik tanpa perasaan.
"Gamau, gw udah sebulan lo tinggal jadi hari ini lo harus temenin gw." menghela napas pelan itu lah yang dilakukan Tara.
Kantin sudah dipenuhi dengan lautan siswa-siswi yang ingin mengisi energi mereka karena habis untuk berfikir.
"Duduk dimana?"
Mengedarkan pandangan kesekeliling untuk melihat meja kosong yang bisa mereka berdua gunakan makan.
"Disana aja yuk ra? Bareng Kevin."
"Siapa Kevin?" lagi-lagi tangan Tara ditarik, kali ini dirinya hanya bisa bersabar menghadapi teman pemilik tubuh ini.
"Boleh gabung ga?"
"Boleh dong, sini duduk sebelah abang." Kevin menepuk kursi sebelahnya yang kosong, mempersilahkan untuk duduk.
"Tara ayo duduk, kamu ngapain berdiri disitu?"
Tara menatap gadis yang duduk ditengah-tengah antara saudara kembarnya dan lelaki yang tidak Tara kenali.
"Ah, iya." mendudukan bokongnya disebelah saudara kembarnya yang sedari tadi menatapnya.
"Kalian mau pesen apa biar gw sama Kevin yang pesen."
"Bakso mang didit sama es jeruk." jawab Naya semangat menyebutkan pesananya.
"Yang lain?" Ilham menatap teman-temannya meminta pesanan mereka.
"Samain aja."
"Oke, ditunggu ya."
Ilham dan Kevin pergi meningalkan meja untuk memesan pesanan mereka tadi.
"Emm Tara aku minta maaf ya, kemarin enggak bisa jenguk kamu di rumah sakit soalnya aku enggak dibolehin sama Angkasa."
Tara tersenyum, "it's okey."
Wajah gadis itu terlihat masam saat melihat respon Tara, seharusnya bukan begini.
"Oh iya, aku sekarang lagi deket loh sama Angkasa."
Dahi Tara mengernyit, siapa Angkasa? Kenapa nama itu disebut olehnya saat mereka berbicara.
"Angkasa? who's he?"
"Kamu enggak inget Angkasa ra?"
"Dia amnesia bego!"
Tasya kicep mendengar ucapan Naya.
"Maaf aku kan enggak tau." dia menunduk sedih sambil memilin hoodie yang dikenakan cowo disebelahnya.
"It's okay, kamu gak salah kok."
"Beneran sa?" Cowo itu mengangguk, kemudian mengusap pelan kepala Tasya.
Tara memutar bola matanya malas, dia tau gadis yang bernama Tasya itu ingin memancing keributan dengan dirinya.
Sepertinya pulang sekolah nanti Tara akan mencari petunjuk kenapa dirinya bisa ditubuh ini dan apa kaitanya dia dengan Tasya dan Angkasa.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
UTARA [NEW VERSION]
Teen Fiction[Follow author terlebih dahulu sebelum membaca] Bercerita tentang seorang gadis yang jiwanya memasuki tubuh orang lain akibat kecelakaan, yang mana tubuh yang ditempati itu tidak dikenalinya sama sekali. Ini cerita tentang Utara Freyanika yang bertr...