09

21.7K 2.7K 50
                                    

Pagi ini suasana sekolah terasa sejuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi ini suasana sekolah terasa sejuk.

Tara berjalan menyusuri koridor sembari mendengarkan musik dari earphone sesekali ikut bersenandung mengikuti irama musik yang didengarnya.

Karena tak fokus berjalan ia menabrak sesuatu yang keras seperti tembok, diraba tembok atau apa lah itu keras, kotak-kotak lagi. Eh? Bentar apa tadi?

Tara mendongak menatap manik orang yang ia tabrak tadi. "Udah raba-raba nya?" kesal orang tersebut. Tara meringgis malu. Siapapun tolong tengelamkan Tara sekarang.

"Hehehe, sorry." ujar Tara sembari mengatupkan kedua tangan di depan wajah sambil tersenyum bodoh.

Orang itu berdecak lalu meningalkan Tara yang masih berdiri di koridor yang sepi.

Menghela napas pelan lalu melanjutkan jalan yang sempat tertunda tadi.

Sesampainya di kelas Tara langsung masuk tanpa menghiraukan tatapan para siswa yang menatap dirinya secara terang-terangan.

Ditelungkupkan kepalanya di meja lalu memejamkan matanya.

•••

Suasana kantin saat ini ricuh seperti biasanya.

Tara memesan bakso dan es teh lalu memakannya dengan tenang di pojok sana.

Saat hendak menyuap bakso ke dalam mulutnya tiba-tiba suara gebrakan meja terdengar sehingga bakso yang seharusnya masuk ke dalam mulut malah jatuh mengelinding di lantai kantin.

Tara menatap nanar bakso urat kesukannya itu.

'Plak'

Suara tamparan menggema, semua siswa yang berada si kantin meringis melihat kejadian itu.

Kepala Tara menoleh ke kanan karena tamparan yang begitu kencang membuat sudut bibir Tara sobek dan berdarah.

Disekanya darah yang berada di bibirnya dengan kasar tanpa merasa kesakitan.

Ditatap nya orang yang sudah berani-beraninya menggangu dirinya makan dan menamparnya.

"Kenapa?" tanya Tara sembari menatap kedua manik hitam di depannya.

"Lo apaain Tasya hah!!" bentak Angkasa.

Tara menaikan sebelah alisnya lalu menunjuk dirinya sendiri "Gw? Emang nya gw apaain Tasya?" bukannya menjawab Tara malah balik bertanya.

"Ck, gausah pura-pura ga ngerti!" ketus Kevin.

"Lo kan yang udah buat Tasya kayak gini!" lanjut Kevin sembari menunjuk ke arah Tasya yang menangis sesegukan dipelukan Ilham.

Tara tau sekarang, dia di fitnah.

"Kalian punya bukti kalau gw yang udah buat dia kayak gitu, huh?" ujar Tara sembari menaikan salah satu alisnya.

"Yaa ga ada sih, tapi lu kan yang udh buat Tasya babak belur kayak gitu, kalau bukan lu siapa lagi!!" ujar Ilham.

"Bentar gw mau tanya, itu gw ngelakuinnya kapan? dimana? jam berapa?" tanya Tara sembari menatap ke arah Tasya yang kalut.

Tasya yang ditatap seperti itu gelisah mau dijawab takut salah kalau engga dijawab nanti pada curiga.

Angkasa yang melihat gadisnya gelisah pun menenangkan Tasya dengan mengusap lembut punggung Tasya.

"Jawab Sya gausah takut ada kita kok." ujar Angkasa menenangkan.

"Emm tadi Tara nglakuin nya di di di kamar mandi pas jam emm ketiga hikss." ujar Tasya dengan sesegukan.

Tara tersenyum mendengar jawaban Tasya.

"Nah kan lu yang salah. Minta maaf cepet!" suruh Kevin kepada Tara.

"Enggak mau."

"LO!!" tunjuk Angkasa dengan jari nya tepat dihadapan wajah Tara.

"Apa? Gw emang ga salah kok daritadi gw dikelas tidur, engga keluar sama sekali. Kalau kalian engga percaya tanya aja sama temen sekelas gw." ujar Tara tenang sembari menyeruput es teh yang mulai mencair es nya.

"Iya, daritadi Tara tidur dikelas ga kemana-kemana. Iya gak guys?" ujar ketua kelas Tara dan diangguki murid sekelas Tara.

"See, denger kan daritadi gw kemana? Gw ga buat gadis kesayangan lo itu babak belur. Kalau kalian kurang percaya tinggal liat cctv aja siapa tau nemu bukti." ujar Tara santai lalu melangkah keluar kantin.

Sepeningalannya Tara kantin tiba-tiba ricuh mencemoh Tasya yang memfitnah Tara.

Inti Galaxion yang mendengar itu semua lalu pergi meninggalkan kantin tidak lupa Tasya yang pindah berada di dekapan Angkasa.

Tangan Tasya mengepal karena rencana nya kali ini gagal. Tanpa disadari ada yang melihat tangan Tasya mengepal.

UTARA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang