22

17.5K 2K 180
                                    

Happy reading-!!

---

Ulangan Matematika.

Ulangan yang paling dibenci Zico. Otaknya harus berkerja keras hanya untuk bisa menjawab soal yang berisikan jejeran angka.

Biasanya kalau ujian begini Zico akan meminta jawaban kepada Galen, tapi masalah nya sekarang dia sudah tidak satu sekolah dengan teman-temannya lagi.

Kenapa tidak minta contekan kepada teman sebangkunya? Dia ga kenal jadi yaudah ga minta contekan.

"Anak-Anak! Waktunya tersisa lima menit lagi! Ayo kerjakan! Gausah nyontek-nyotekan! Tap Tap Tap gituloh!" ujar Bu Asa sambil menatap garang muridnya.

"Mampus gw." gumam Zico sembari menatap soal didepannya. Dia baru mengerjakan 10 soal padahal soalnya ada 25 dan itu semua isian, waktunya juga tinggal 5 menit oh astaga, malang sekali nasibmu Zico.

Jika soal nya A-B-C dia akan cap cip cup agar lebih mudah, tapi soalnya isian semua. Semalam dia juga lupa belajar karena ikut balapan sampai pukul 12 malam setelah Itu ia tertidur.

"Okey waktunya habis!" Bu Asa mengelilingi meja para muridnya mengambil jawaban untuk dikumpulkan.

Zico panas dingin jadinya, dia celingak-celinguk menatap teman sekelasnya, dan sialnya mereka semua sudah selesai mengerjakan soal.

"Zico serahin jawaban kamu!" ujar Bu Asa meminta jawaban milik Zico.

"Bu saya belum selesai."

"60 menit kamu ngapain aja Zico! Sini ibu gak mau denger protes lagi selesai gak selesai dikumpulkan!"

Kalo begini Zico mau tidak mau harus mengumpulkannya. Diserahkan lembar jawaban itu kepada Bu Asa dengan setengah hati.

Bel istirahat berbunyi, sekelas memekik girang karena sudah terbebas dari jejeran angka yang bikin mumed kepala.

"Kalian boleh Istirahat, sekian dari pelajaran saya. Asalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Zico menelungkupkan wajahnya dilipatan tangan, kepala nya saat ini rasanya mau pecah.

"Gimana?" tanya Tara sambil mendudukan bokongnya dikursi sebelah Zico.

"Susah banget ra, jadi puyeng pala gw , rasanya mau gw cabut tapi nanti serem kalau gada kepala." cerocos Zico ga jelas.

"Susah apanya gampang gitu kok."

"Gampang gundulmu!"

"Itu menurut lo gampang tapi menurut gw susah kayak buat doi peka, susahnya minta ampun." lanjut Zico semakin menengelamkan kepalanya.

Sebelum Tara membalas ucapan Zico, seorang cowo berkacamata sepertinya kutu buku berjalan mendekat ke arah meja mereka.

"Ngapain?" to the point Zico.

"Emm anu." ucapnya gugup seraya memilin ujung bajunya sehingga membuat jadi kusut.

"Anu? Anu lo kenapa?" tanya Tara menopang dagunya menatap wajah gugup pria didepannya ini. Menurut Tara Itu lucu.

"Gakpapa."

"Lah terus lo kesini mau ngapain jupri?!"

"Nama aku bukan jupri." ucapnya pelan.

"Terserah mau nama lo Jupri, Supri, Tresno, Bambang, Jono, Joni. Intinya lo kesini mau ngapain?!" oke Tara mulai frustasi ngadepin cowo kutu buku didepannya ini.

"ZicodipangilbuAsadikantor."

Wajah Tara dan Zico dibuat melongo mendengar jawaban dari orang didepannya. Mereka berdua saling menatap. Dia nge-rap? seolah Itu lah yang mereka berdua pikirkan.

"Coba ulangi ngomongnya kurang jelas tadi." ujar Tara.

Dia terlihat menghela napas pelan.

Huft.

"Zico dipangil Bu Asa ke kantornya."

"Cuma Itu?" cowo itu mengangguk.

"Gw disuruh ngapain?" cowo Itu menggeleng karena tidak tau.

"Yaudah sono lo kantor, mungkin disuruh remed."

"Maybe." setelah itu Zico keluar kelas menuju kantor diikuti cowo kutu buku tadi. Sedangkan Tara berjalan menuju kantin karena anak-anaknya udah pada minta makan.

---

"Nanti malam mereka nginep lagi." ujar Selatan seraya mengunyah keripik kentang milik Tara yang ia colong.

"Nggk punya rumah apa gimana sih nginep terus!" Tara kesal kenapa harus rumahnya coba yang buat nginep? Kan masih banyak rumah misalnya tempat nya Angkasa kan lebih gede.

Selatan terkekeh mendengar jawaban Tara. "Gak boleh kayak gitu." nasihatnya sambil mencomot keripik kentang lagi.

"Terus gimana hah? Kesel gw serumah sama tuh bangsat pengen gw bejek-bejek tuh muka sok kecantikan banget cih!" Tara meneguk minuman berwarna merah itu hingga tandas.

"Hahaha gak cuma lo doang, gw juga tapi gw tahan."

"Gio mana?" Tara menatap sekeliling kantin yang ramai dipenuhi siswa-siswi yang membeli makanan.

"Ngapain nanya-nanya Gio? Suka Lo?" goda Selatan seraya menaik turunkan alisnya.

"Gila kali gw suka sama dia." ujar Tara memalingkan wajahnya.

"Iya in, tapi awas aja lo sampai kemakan omongan sendiri."

"Gabakal." bantah Tara.

"Lo gak ikut ngumpul bareng mereka?" tanya Tara sambil menatap meja milik Angkasa dkk yang ramai.

"Lo ngusir gw?"

"Siapa yang ngusir lo bambank!! Gw cuma nanya bego!" kesel Tara.

"Males gw kesana, enek gitu liat Angkasa sama Tasya mesra-mesra'an gatau tempat."

"Cemburu lo?" Tara terkekeh pelan.

"Cemburu pala lo peyang!"

"Iya in biar ga ngamok."

"Eh gw ke kelas dulu." pamit Tara meningalkan Bara sendirian kek orang jomlo.

"Semoga lo tepatin ucapan lo tadi ra." gumam Selatan seraya menatap punggung kecil milik Tara yang sudah tertelan kerumuan orang.






-Tbc

Ekspresi Zico pas ngintip jawaban temen sebangku nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ekspresi Zico pas ngintip jawaban temen sebangku nya.

UTARA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang