Duk
Duk
Duk
Suara pantulan bola basket terdengar dari lapangan yang terletak di belakang rumah.
Tara memainkan bola basket itu dengan lihai seperti sudah biasa memainkannya.
Peluh keringat banjir membasahi dahi dan leher membuat lengket, Tara mulai berhenti bermain kemudian duduk di bawah ring.
Karena sudah tidak tahan dengan kondisi badannya yang lengket dan juga bau keringat Tara memutuskan masuk ke dalam rumah untuk mandi.
Berjalan santai lewat pintu belakang, beberapa langkah memasuki rumah terdengar suara ketawa dari ruang tengah. Karena Tara orangnya kepo'an dia melangkahkan kaki nya menuju ruang tengah.
Disana terlihat mereka sedang bercanda gurau, sangat bahagia sekali bukan?
Tara menatap miris kembarannya dan Gio yang terasa tertekan berdekatan dengan duo rubah.
"Kek nya seru banget, ngomongin apa nih?" Tara berjalan menuju arah mereka dengan masih membawa bola basket di tangannya.
"Ehh Tara, sini ra duduk." Tasya mengeserkan badanya agar Tara bisa duduk dicelah antara dirinya dan Angkasa.
Angkasa menarik tangan Tasya agar tidak bergeser lagi.
"Tempat duduk masih banyak." Angkasa menatap dingin Tara yang masih berdiri.
"Tapi kan--" ucapan Tasya terpotong.
"Bisa gak sih sya, gak usah terlalu baik sama dia? Dia udah pernah buat kamu luka-luka loh sampai masuk rumah sakit juga kan?" potong Leta sambil menunjuk ke arah Tara.
"Bener sya kata Leta, percuma lo baikin dia tapi dianya malah nggk tau terima kasih cih!" sinis Kevin menatap sengit Tara.
Tasya diam menunduk sambil memilin ujung bajunya.
"Hiks aku kan cuma mau temenan sama Tara hiks." isakan terdengar dari bibir mungil Tasya.
Angkasa yang melihat kekasihnya menangis pun memeluknya lalu diciumnya kedua mata Tasya yang memerah karena menangis.
"Sya denger ya, kamu boleh temenan sama siapa aja tapi kalau sama dia aku gak bolehin." ucap Angkasa mengusap pipi Tasya yang bersemu merah.
Tasya mengangguk.
"Good girl." diusaknya rambut Tasya yang terurai membuat sang empunya cemberut. Semua orang yang melihat itu tertawa karena wajah kesal Tasya kecuali Tara, Selatan, dan Gio.
Tara berdecih kemudian berjalan menaiki tangga menuju kamarnya, mengabaikan tatapan orang-orang yang masih berada dibawah.
Setibanya di kamar Tara meletakan bola basket nya di atas lemari, mengambil satu set piyama kemudian berjalan ke kamar mandi untuk memulai ritualnya.
Beberapa menit kemudian Tara sudah selesai mandi dan berpakaian menggunkan piyama yang sempat tadi ia bawa.
Menyandarkan badnya di kepala ranjang diambilnya leptop kemudian mulai menghack cctv rumah si 'dia & babunya'
"Beres." ujar Tara sambil merentangkan tanganya yang pegal.
Karena sudah lelah Tara memilih tidur. Memposisikan dirinya agar nyaman kemudian menutup mata dan bermimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
UTARA [NEW VERSION]
Teen Fiction[Follow author terlebih dahulu sebelum membaca] Bercerita tentang seorang gadis yang jiwanya memasuki tubuh orang lain akibat kecelakaan, yang mana tubuh yang ditempati itu tidak dikenalinya sama sekali. Ini cerita tentang Utara Freyanika yang bertr...