06

24.4K 2.7K 71
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Itu koper kenapa diluar semua?"

Tara menatap beberapa koper yang diletakan di depan pintu masuk dengan bingung.

"Ini kita diusir dari rumah?" Selatan juga bingung padahal keluarganya tidak pernah ngutang tapi kenapa banyak koper diluar.

"Kalian udah pulang, sini masuk ngapain diluar situ."

Mami menarik kedua lengan anaknya untuk masuk.

"Mam, itu kenapa banyak koper?"

"Kita mau pindah?" Mami mengggeleng menjawab perkataan Selatan.

"Jangan-jangan rumah kita disita sama bank?" Tara menutup mulut karena terkejut dengan ucapan sendiri.

Mami mengeplak paha Tara yang tertutup rok sekolah.

"Ngadi-ngadi kamu, ini rumah udah lunas jadi enggak bakal disita!"

"Ya kan aku ga tau, iya ga bro." Tara mencolek bahu Selatan meminta pembelaan, namun sang empu malah menangkat bahu acuh. Cih!

"Mumpung kalian udah balik, mami mau bilang kalau."

"Kalau apa?"

"Mami sama papi mau pergi ke Jogja."

"Kita berdua ga diajak?"

"Enggak kalian berdua dirumah aja jagain rumah biar enggak dimaling." Mami menatap kedua anaknya tersenyum.

"Disana ngapain?"

"Buyut kalian sakit jadi mami sama papi mau rawat." Jawab Papi sambil duduk disebelah mami.

"Oh iya, abang kalian seminggu lagi pulang jadi yang akur enggak usah ribut pas mami sama papi pergi, terus uang mami kasih ke Selatan biar dia yang ngatur."

"Loh kenapa enggak Tara aja?" Tara protes masa nanti minta uang harus sama Selatan.

"Kami berdua kurang percaya sama kamu kalau megang uang." wajah Tara flat mendengar ucapan maminya.

"Ga usah protes." Selatan meraup wajah Tara membuat sang empu komat kamit dibuatnya.

"Udah ya mami sama papi berangkat dulu, inget enggak usah ribut mami sama papi udah pasang banyak cctv buat ngawasin kalian."

Mami dan Papi memasuki mobil yang akan mengantar mereka ke bandara.

"Hati-hati mi, pi,  pulang-pulang bawa oleh-oleh ya jangan bawa adek." ucap Tara membuat kedua orangnya tua terkekeh.

"Siap sayang kalau engga lupa ya."

Saat akan membalas ucapan sang Papi, mobil sudah melaju meningalkan pekarangan rumah.

"Masuk."


🪨🪨🪨


Tara keluar dari kamar mandi dengan kondisi yang lebih segar dari sebelumnya, duduk dikursi meja rias Tara mengolesi wajahnya dengan skincare rutinnya.


Selesai memakai skincare Tara memilih turun kebawah untuk makan karena dari pulang sekolah tadi perutnya belum diisi satu pun makanan.

Menuruni anak tangga, Tara dapat melihat jika teman-teman Selatan datang bertamu.

Tanpa menghiraukan kehadiran mereka semua Tara melangkah menuju dapur, tapi sebelum sampai dapur.

"Mau kemana." nah kan baru diomongin.

"Dapur."

"Oh." cuma gitu doang, astaga.

Sesampainya di dapur Tara langsung berkutat dengan perlalatan masak, dilihat kalau Tara sangat pintar mengunakan beberapa alat dan barang di dapur.

20 menit berkutat dengan alat dapur Tara sudah selesai membuat spaghetti dan kentsng goreng, setelah itu Tara langsung pergi menuju kamar untuk marathon drakor.

"Bawa apaan tuh." kepo Ilham saat melihat Tara membawa nampan berisi cemilan buatannya.

"Kepo kek dora." Tara sambil memelototi Ilham dan langsung pergi dari sana menuju kamar.

"Ck."

"Tumben dia ga nempel-nempel sama Angkasa." heran Kevin sambil memakan coki-coki yang entah sudah keberapa.

"Udah bosen kali, atau ga dia udah punya yang baru." celetuk Gio dengan santainya, yang lain hanya memandang Gio, yang dipandang hanya menaikan sebelah alisnya aja 'apa'.

Angkasa yang mendengar ucapan Gio pun hanya diam sambil menatap punggung kecil Tara yang sudah hilang dengan pandangan yang tak bisa dijelaskan lalu mengelengkan kepalanya 'sadar lu udah punya Tasya' batinya.

Teman-teman nya yang melihat Angkasa pun hanya memandangi tanpa bertanya.

"Atau ga dia lagi buat rencana buat dapetin Angkasa."celetuk Ilham yang sedang mengupas kuaci.

Mereka termenung sebentar mendengar ucapan Ilham yang sedikit masuk akal, "Gw kira amnesia bikin dia berubah tapi masih sama aja." kata Kevin lalu mencomot kuaci milik Ilham

"Punya gw anjg, capek-capek misahin lu yang malah makan." kesal Ilham melihat Kevin memakan kuacinya dengan wajah watadosnya Ilham hanya mendengus lalu memakan sisanya

"Salah siapa ga dimakan-makan yaudah gw makan." bela Kevin

"Ck."

Setelah itu mereka melanjutkan bermain, sampai  jam sudah menunjukan pukul tujuh mereka semua pulang ke rumah masing-masing takut dimarahi emak.

Bersambung~
Divote+komen yuk.

See you next chapter👋.

UTARA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang