20

13.5K 1.8K 324
                                    

"Ngapain lo kesini?" dahi Tara mengernyit seperempat siku saat menyadari keberadaan setan alaska yang berdiri di sampingnya seraya tersenyum lebar.

"Aku?" ucapnya menunjuk dirinya sendiri.

"Mau apa ya?" lanjutnya seraya mengetuk dahinya pelan.

"Ck, tho the point bisa kan? Gw sibuk." kesal Tara melipat tangannya di depan dada.

"Oke-oke, tujuan gw kesini mau bikin hidup lo menderita." ujarnya dengan seringaian yang menghiasi wajahnya.

Tara terbahak mendengar ucapan gadis didepannya.

"Hahaha nggak nyangka gw selera humor lo tinggi juga." Tara memegangi perutnya yang geli karena uacapan setan alaska didepannya itu.

"Denger ya, lo gak bakal bisa bikin hidup gw menderita karena gw selangkah lebih depan dari pada lo yang ketinggal jauh dibelakang sana. Diibaratkan ya kalau lo itu ngejar gw pake sandal melly, sedangkan gw udah jauh didepan sana pake motor, itu aja kalau lu gapake nyungsep atau sandal lu pedot di tengah jalan." ucap Tara santai seraya meniup kuku cantiknya yang baru selesai ia kutek.

Tasya menatap geram Tara yang berdiri di depannya.

Mendengar langkah kaki berjalan mendekat ke arah mereka Tasya diam-diam ber-smirk.

Digaduk-gadukan kepalanya di tembok sehingga darah mengucur di pelipisnya, ditampar wajahnya berulang-ulang sampai pipi nya membiru tak sampai disitu Tasya juga membogem hidungnya sendiri sehingga mengeluarkan darah kemudian mengacak-acak rambutnya. Finishnya menjadi seperti yang dibawah. Bayangin aja itu pelipisnya berdarah terus pipi nya membiru.

Tara menatap Tasya aneh, karena tak tahan melihat penampilan Tasya yang menurut nya cocok Tara tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tara menatap Tasya aneh, karena tak tahan melihat penampilan Tasya yang menurut nya cocok Tara tertawa.

"Hahahaha raimu astagfirullah marai ngakak, hahaha kek orang gila yang digebukin masal hahaha. Suog wetengku anjir." tawa Tara terdengar keras.

"Sumpah sya cocok, bentar-bentar gw foto dulu biar jadi kenang-kenangan haha." Tara mengambil ponsel yang berada disaku lalu mulai memfoto Tasya.

"Pinter juga ya gw motret nya, eh tapi gaya lu aneh sya, ulang-ulang!"

Wajah Tasya telihat masam mendengar ocehan Tara yang tak bermutu itu.

"Eh gausah deng, gini aja udah bagus kok, buat nakut-nakutin tikus bhawahahaha." lanjut Tara kembali tertawa.

Tasya mengepalkan tanganya. Ditatap arah pintu ternyata orang itu akan segera sampai.

Tasya memulai aktingnya dengan berteriak pura-pura kesakitan, padahal emang sakit beneran sih.

"Ra sakit ra hiks..aku ada salah apa sama kamu hiks..udah ra sakit hiks..."

"Auww...hiks..sakit ra.."

"Jangan ra...auhh...sakit...hikss..."

Tara memberhentikan tawanya. Ditatap orang aneh didepannya ini dengan dahi mengernyit.

Brak

"ANJING LO RA!" bogeman mentah mendarat di pipi Tara.

"UDAH GW BILANG KAN JANGAN BUAT TASYA KAYAK GINI LAGI!! setelah ini lo tau kan konsekuensinya?" bentak Angkasa seraya mencengkram rahang Tara.

Dihempaskan wajah Tara kesembarang arah. Angkasa bangkit dari jongkok nya menuju Tasya yang berada di pelukan Leta.

Diambil alih Tasya dari Leta kemudian digendongannya Tasya ala bridal style.

"Anjing malah ditingal, gini banget ya nasib gw ckck." gumam Tara menyeka darah di sudut bibirnya dengan kasar.

Berjalan keluar kamar menuju kamar tamu untuk mengobati Tasya yang pingsan atau pura-pura pingsan maybe.

"AS LAH KOK?!" kaget Kevin saat melihat Tasya yang berada di gendongan Angkasa dengan kondisi memperhatinkan.

Tanpa menghiraukan teriakan Kevin, Angkasa berjalan lebih cepat diikuti yang lainnya dibelakang karena penasaran.

"Tasya kenapa?" tanya Kevin saat menatap kondisi Tasya.

"Hiks..Tasya di pukulin sama Tara hiks.." Leta sesegukan menceritakan kebohongan tentang kejadian tadi.

Tangan mereka semua mengepal.

"Gada kapok-kapok nya tuh orang." geram Ilham mengepalkan tanganya.

"Harus dikasih pelajaran dulu dia baro kapok." sahut Kevin.

"Ssh." desis Tasya mengalihkan perhatian mereka.

"Sya mana yang sakit." khawatir Angkasa.

"Kepala aku ka." balas Tasya seraya memengangi kepalanya yang berdenyut.

Anjing kek nya gw terlalu keras pentokin ni kepala aws sakit babi awas aja lo ra! Batin Tasya mengaduh kesakitan.

"Bentar gw telepon dokter dulu." ucap Ilham kemudian menelpon dokter.

Menunggu dokter datang mereka berbincang tentang kondisi Tasya dan kenapa Tara melakukan ini kepada Tasya.

Setengah jam berlalu akhirnya dokter datang dan segera mengecek kondisi Tasya.

"Gimana dok?" tanya Angkasa seraya mengelus pelan kepala Tasya.

"Kondisi nya cukup baik, tidak ada luka yang serius jadi kalian tidak usah terlalu khawatir. Ini resep obat yang harus ditebus di apotik." terang Dokter itu dan diangguki Angkasa.

"Kalau begitu saya pamit masih banyak kerjaan permisi." pamitnya kemudian berjalan keluar rumah diantar Ilham.

"Sekarang kamu istirahat ya. Aku mau tebus obat dulu." Angkasa mengecup sekilas dahi Taysa.

Beranjak dari duduknya diikuti sahabat-sahabatnya keluar kamar membiarkan Tasya istirahat.

"Gimana?" tanya Tasya menatap wajah Leta berbinar.

"Rencana lo kali ini bagus banget sumpah."

"Jelas."

"Lo tau gak? Tadi Tara dibogem dong sama Angkasa hahaha." jelas Leta.

"Hahaha bagus dong." tawa Tasya

"Masa iya tadi gw disebut kayak orang gila sama Tara. Kesel banget gw." gerutu Tasya bersedekap dada.

"Emang bener sih kata Tara. Liat kondisi lo sekarang." Tasya meneliti penampilan nya sendiri. Ditatap nya Leta dengan wajah dingin kemudian ditimpuknya kepala Leta mengunakan bantal.

-tbc

Satu kata buat

Tara

Tasya

Angkasa

Atau yang lainnya juga boleh.

•••

Jangan lupa votmennya guys biar Tata semangat ngetiknya.

See you👋

UTARA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang