24

12K 1.5K 187
                                    

Tara menghempas'kan tubuh kecilnya ke ranjang, tidur terlentang manik cokelat itu menatap langit-langit kamar yang berwarna putih, menerawang tentang kehidupan nya dahulu yang jauh dari kata sempurna.

"Makasih ra,karena lo gw bisa ngrasain gimana rasanya disayang sama orang tua. Meskipun disini gw sedikit egois tapi gw gapeduli yang terpenting saat ini gw masih hidup meskipun di badan orang lain." monolog Tara sambil menatap atas.

'Ting'

Tara mengambil ponselnya yang masih berada di saku kemeja seragamnya. Dibukanya pesan dari Zico.

Karena Tara orangnya kepo'an dia mengunduh video dan beberapa foto yang dikirimkan oleh Zico.

Semuanya sudah terunduh Tara mulai melihat-melihat. Matanya terlihat berbinar saat menatap foto dan video yang itu.

"Gak heran sih kalo Tasya jadi simpenannya om-om, tapi gw sedikit familiar sama om-om yang duduk sama Tasya,pernah liat tapi diamana?"

Tara menempelkan telunjuknya di dahi. "Tasya simpenan om-om, tapi dia kan doi nya Angkasa. Berarti Angkasa diselingkuhi dong. Daebak gak nyangka gw ganteng-ganteng gitu diselingkuhi sama remahan keripik kentang duh duh mata nya rabun apa katarak sih heran gw, tapi Angkasa juga bodoh kenapa gak curiga sama sifat-sifat Tasya yang agak aneh akhir-akhir ini. Ah udahlah ngapain juga mikirin hubungan orang lain yang gak ada faedahnya,mending mikirin cara buat balas dendam sama tuh curut."

Berdiri dari duduknya Tara berjalan menuju papan yang tertempel dibalik gorden, ditempelkannya foto Tasya yang tersenyum memperlihatkan gigi dan gusinya. "Ckck, cantik sih tapi sayang naif."

Ditempelkan juga foto Angkasa di samping foto Tasya. "Ganteng sih tapi sayang bodoh."

"Duh ga sabar deh buat balas dendam sama mereka berdua, kek nya seru ahaha." sambil tertawa Tara berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya yang sedikit lengket.

°°°

"Suka?"

Tanya seorang pria berkemeja biru kepada wanita bermanik hitam yang duduk tepat di hadapannya.

Wanita itu terlihat mengangguk dengan mata berbinar senang.

"Suka banget! Makasih ya mas buat kalungnya ini. Kamu peka banget deh ga kayak 'dia'." seru wanita bermanik hitam itu.

"Gausah bahas 'dia' jika sedang bersama saya!" Tegas pria berkemeja biru itu tak suka.

"Maaf."

"Tapi mas, kapan kita akan menikah. Aku sudah muak dengan perilakuan dia, dan juga aku sudah tidak mau berpura-pura mencintainya lagi." ucap wanita bermanik hitam itu dengan nada manja.

Pria berkemeja biru itu terlihat menghela napas kasar, diangkatnya wanita bermanik hitam itu dan didudukan dalam pangkuan nya.

"Sabar sweety, aku juga sedang memikirkan bagaimana caranya menceraikan dia. Dan kau tau? Aku juga sama muak nya dengan dirimu jika harus hidup bersama parasit itu." jawabnya sambil menghirup aroma vanila ditubuh wanitanya.

"Aku mengerti."

"Oh ya, bagaimana dengan gadis dari keluarga Smith itu?"

"Hm dia cukup menganggu akhir-akhir ini, dan dia juga terlihat berbeda setelah kecelakaan itu terjadi."

"Apa kau butuh bantuan sweety?"

"Tidak perlu, lagipula aku memiliki beberapa babu gratis untuk menghancurkan dirinya."

°°°


UTARA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang