25

3.3K 452 26
                                    

Melangkah melewati koridor sekolah yang masih sepi, bulu kuduk Tara sedikit meremang saat menatap sekeliling koridor yang terkesan horor mengedikan bahu nya acuh Tara menambah laju kecepatan berjalan nya agar segera sampai di kelas, entah jin mana yang merasuki tubuh Tara saat ini, tak biasanya ia berangkat sepagi ini padahal biasanya jam segini ia masih bergelung nyaman di ranjang ditemani dengan photocard oppa-oppa kesayangan nya.

Tidak memperdulikan kondisi kelas yang masih kosong dan sepi, Tara melanjutkan langkah nya yang terhenti ke meja miliknya.

Kepala nya ditelungkupkan ke atas meja dengan bertumpu kedua tangan nya, Tara mulai memejamkan mata nya sebentar.

Beberapa menit kemudian, satu per satu murid mulai memasuki kelas, kelas yang tadinya sepi kini mulai ramai seperti pasar. Tara yang mulai terusik pun mengangkat kepala nya menatap sekeliling.

"Nanti kalo ada guru bangunin gw." ucap Tara entah kepada siapa, membuat seisi kelas terdiam.

"Iya ra, nanti gw bangunin." jawab Rico cepat, Tara mengacungi Rico jempol dan mulai menelungkupkan kepala nya kembali melabui mimpi yang tadi sempat tertunda.

Kelas yang tadinya hening, kini menjadi ramai kembali sampai bel berbunyi masih terdengar ramai karena guru belum memasuki kelas.

Ting

Suara notif pesan terdengar dari hp riko yang sedang mabar game dengan teman-teman nya.

"WOY GUYS HARI INI KITA JAMKOS, BU ELI GA MASUK KARENA ANAKNYA MAU LAHIRAN, JADI HARI INI KITA FREE!!" Teriak Rico senang sambil  mengangkat hp nya tinggi-tinggi dan disambut teriakan ricuh anak-anak lainnya.

Ting

Bunyi notif terdengar lagi, "Eh, enggak jadi free ternyata kita dikasih tugas nyatat modul halaman 65-71, dan itu dikumpulin hari ini juga." ucap Rico sedikit lesu mengatakan kalimat terkahirnya.

Helaan napas terdengar dari semua murid, kecuali Tara yang masih terlelap tenang di bangku nya tanpa memperdulikan ratapan dari teman sekelas nya. Begini rasanya diterbangkan setinggi langit kemudian dijatuhkan begitu saja.
.
.
.
.
.
Bel pulang sudah berbunyi, semua murid berhamburan meningalkan kelas untuk pulang ke rumah atau pergi berkumpul bersama teman-teman nya. Tak terkecuali Tara yang saat ini berjalan dengan lesu tanpa gairah hidup sama sekali, sesekali dirinya menguap menahan kantuk.

Berdiri di pinggir halte menunggu bus yang akan membawa nya sampai kerumah. Tara menatap jalanan yang sekidit senggang dengan tatapan malas.

Tin tin tin

Suara klakson menarik atensi orang-orang yang sedang berada di halte, motor vespa matic berwarna putih berhenti tepat di hapadan Tara yang sedang melamun.

"Halo ayang." sapa pemilik motor vespa itu melambaikan tangan nya didepan wajah cantik Tara.

"Ayang." panggil nya sekali lagi, karena Tara tak membalas sapaan nya yang pertama. Entah apa yang di lamunkan Tara sehingga mengabaikan ciptaan tuhan dihadapan nya.

Berdecak malas, pemuda itu menyetandarkan motor nya kemudian berjalan ke arah Tara. Berjongkok di hadapan Tara, pemuda tersebut memegang bahu Tara dan menguncang nya pelan agar tidak mengagetkan sang empu.

"Eh!" kaget Tara menatap aneh orang di depan nya yang masih mengenakan helm.

"Mas nya apa-apaan sih! Ngagetin orang tau ga!" sentak Tara menyingkirkan tangan pemuda yang masih bertenger di bahu nya.

"Ya salah siapa ngelamun pas dipangil." jawab pemuda tersebut sambil berdiri karena sudah kesemutan berjongkok.

Alis Tara naik sebelah "Ada apa ya mas panggil-panggil saya? Emang nya kita kenal?" jawab Tara enteng membuat pemuda itu syok mendengar nya.

"Ayang enggak inget sama Zico?"

Lagi-lagi alis Tara terangkat sebelah, Zico ya? seperti pernah dengar tapi lupa dimana.

"Enggak." jawab Tara sambil mengelengkan kepala nya.

Zico menghela napas nya pelan, mengaruk kepala nya yang masih terbalut helm, helm? oh dia lupa melepaskan helm nya makanya Tara-nya tidak mengenalinya, merutuki dirinya sebentar Zico mulai melepas helm nya perlahan.

Rambut hitam gondrong terlihat saat dirinya melepas helm, disugarkan rambutnya kebelakang membuat kadar ketampanan nya bertambah.

"Masih enggak kenal, hm?" ucap Zico nyaris berbisik di telinga Tara, rasanya mengelitik karena deru napas hangat Zico menyapu telinga nya.

Tara menggeleng sambil menatap wajah didepan nya, Zico terkekeh melihat respon Tara yang seperti ini. Menjetikan jari nya dihapan Tara untuk menyadarkan Tara dari fantasi-fantasi nya.

"Ah!" wajah memerah malu, merutuki dirinya sendiri karena ceroboh menatap wajah rupawan di depan nya dengan terang-terangan.

Zico hanya geleng-geleng kepala melihat nya.
"Kok belum pulang?"

"Nunggu bus, tapi daritadi belum dateng." jawab Tara melirik jalanan memastikan bus yang akan ia naiki segera tiba.

"Lo telat, bus nya udah lewat dari tadi." ucap Zico santai tanpa melihat keterkejutan wajah Tara yang duduk di sebelahnya.

"Kok lo nggak bilang sih? kalo udah lewat, kalo gini gw pulang nya gimana?" Tara meraup wajah nya kesal.

"Gw anterin." ucap Zico, berdiri dari duduknya kemudian berjalan menuju motornya.

"Ayo." Tara mengangguk kemudian menaiki motor Zico.

"Tumben lo pake vespa." tanya Tara saat menyadari bahwa motor yang ia tumpangi sekarang vespa.

"Motor gw yang satunya lagi di service jadi pake vespa." sahut Zico, hening keadaan motor yang dianaiki Zico sekarang. Tara menutup matanya menikamati terpaan angin yang menerbangkan rambut nya sehinga beberapa kali membuat rambut panjang nya memasuki mulut yang setengah terbuka.

Zico tertawa kecil melihat nya dari spion. Setelah beberapa menit sampailah mereka di depan gerbang hitam tinggi menjulang.

Menghentikan motornya dekat gerbang, Zico melepas helm nya menatap Tara yang merapikan rambut nya yang sedikit berantakan karena terkena angin tadi.

"Makasih ya co, udah nganterin." ucap Tara tersenyum. "Emm kalo gitu gw masuk dulu ya." saat hendak membuka gerbang tiba-tiba kerah bajunya ditarik membuat Tara tak bergeming ditempat nya.

"Enggak geratis loh ini." ucap Zico membuat Tara mengernyitkan dahi nya bingung.

Membalikan badan nya menatap Zico, "Jadi lo minta bayaran?" tanya Tara dan diangguki Zico.

Tara mendelik tak menyangka, mengambil uang yang berada disakunya namun sebelum tangan nya menyentuh saku tiba-tiba ada tangan lain  yang menghalangi nya.

"Bukan uang yang gw maksud, tapi--"

"Tapi apa?"

"Nantimalamkitajalan." jawab cepat Zico membuat Tara menatap bingung pemuda didepan nya.

"Maksud nya gimana ya? Bisa diulangi lagi ga tapi pelan-pelan aja enggak usah nge-rap kaya tadi."

"Nanti malam kita jalan." ucap Zico malu-malu saat mengatakan nya. Tara terhenyak mendengar nya.

"Lo mau kan?" Zico melirik Tara yang menatap nya membuat Zico salting karena diperhatikan ayang.

Tara mengangguk, kemudian berlari melewati gerbang rumah nya yang sudah dibuka oleh satpam nya tadi.

Zico menatap Tara melonggo kemudian menggelengkan kepala nya. Meningalkan kediaman Tara dengan senyum yang terpancar di wajah tampan nya yang terhalangi helm.

Gimana sama part nya? suka ga?

UTARA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang